Kekuatan Pembuktian Akta yang Dibuat Dihadapan atau oleh Notaris yang Merangkap Jabatan yang Dilarang oleh Undang-Undang

Dessy Ghea Herrayani (2020) Kekuatan Pembuktian Akta yang Dibuat Dihadapan atau oleh Notaris yang Merangkap Jabatan yang Dilarang oleh Undang-Undang. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text
1. HALAMAN JUDUL .pdf

Download (142kB)
[img] Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (168kB)
[img] Text
3. DAFTAR ISI.pdf

Download (135kB)
[img] Text
4. BAB I PENDAHULUAN.pdf

Download (199kB)
[img] Text
5. BAB II RATIO LEGIS LARANGAN....pdf
Restricted to Registered users only until 10 February 2024.

Download (450kB) | Request a copy
[img] Text
6. BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP AKTA....pdf
Restricted to Registered users only until 10 February 2024.

Download (243kB) | Request a copy
[img] Text
7. BAB IV PENUTUP.pdf
Restricted to Registered users only until 10 February 2024.

Download (139kB) | Request a copy
[img] Text
8. DAFTAR BACAAN.pdf

Download (159kB)
[img] Text
Pernyataan kesediaan publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (231kB) | Request a copy
Official URL: http://www.lib.unair.ac.id

Abstract

Akta autentik merupakan kekuatan hukum dengan jaminan kepastian hukum sebagai alat bukti tulisan yang sempurna. Adanya akta autentik disebabkan oleh ketentuan perundang-undangan yang mengharuskan menggunakan alat bukti dalam melakukan perbuatan hukum. Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta autentik, undang-undang telah mengatur kewenangan Notaris untuk membuat akta autentik. Notaris dapat kehilangan kewenangan untuk membuat akta autentik selamanya karena diberhentikan dari jabatannya, salah satunya karena merangkap jabatan dengan jabatan yang dilarang dalam pasal 17 ayat (1) UUJN tersebut. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik dua permasalahan yang akan dibahas yaitu mengenai ratio legis larangan rangkap jabatan Notaris serta akibat hukum terhadap akta Notaris dan terhadap diri Notaris. Adapun pendekatan yang digunakan dalam mengkaji kedua permasalahan tersebut adalah pendekatan peraturan perundang-undangan (Statue Approach) dan pendekatan konspetual (Conceptual Approach). Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif. Notaris dilarang memihak (impartial) karena kenetralan Notaris dibutuhkan agar mencegah terjadinya timbulnya benturan kepentingan (conflict of interest), sebab sangat manusiawi jika seorang Notaris bertindak atas diri sendiri. Sanksi yang dapat diterapkan jika Notaris melakukan rangkap jabatan yakni pemberhentian dengan tidak hormat karena Notaris jelas melanggar ketentuan dalam pasal 17 ayat (1) UUJN. Apabila kesalahan Notaris menyebabkan akta tersebut kehilangan autentisitasnya maka Notaris tersebut wajib dimintai pertanggung jawaban untuk mengganti rugi biaya dan bunga yang mengacu pada pasal 1365 BW mengenai perbuatan melawan hukum.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK-2 TMK.27-21 Her k
Uncontrolled Keywords: Kekuatan Pembuktian, Notaris, Rangkap Jabatan.
Subjects: K Law > K Law (General)
K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K(520)-5582 Comparative law. International uniform law > K3820-3836 Economic constitution, policy, planning, and development
Divisions: 03. Fakultas Hukum > Magister Kenotariatan
Creators:
CreatorsNIM
Dessy Ghea HerrayaniNIM031814253070
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorNurwahjuniNIDN0030106003
Depositing User: S.Sos. Sukma Kartikasari
Date Deposited: 10 Feb 2021 15:38
Last Modified: 10 Feb 2021 15:38
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/103951
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item