Triastanto Pradigmawan, 050911288 (2013) PROFIL PEMBERIAN INFORMASI PADA PELAYANAN RESEP YANG MENGANDUNG OBAT WAJIB APOTEK DI WILAYAH SURABAYA BARAT (Studi dengan Metode Simulasi Pasien). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2014-pradigmawa-29532-6.ringk-n.pdf Download (240kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) PROFIL PEMBERIAN INFORMASI PADA PELAYANAN RESEP YANG MENGANDUNG OBAT WAJIB.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Asam mefenamat merupakan salah satu golongan obat wajib apotek (OWA) yang diindikasikan untuk penghilang rasa sakit (analgesik) yang biasa digunakan untuk obat sakit kepala atau sakit gigi. Berdasarkan ketentuan yang telah dituangkan dalam surat keputusan menteri kesehatan bahwa penyerahan OWA harus diserahkan oleh apoteker. Mengingat OWA tergolong obat keras, maka apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk menjamin keamanan, ketepatan dan rasionalitas penggunaannya pada pelayanan resep. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui profil pemberian informasi obat pada pelayanan resep yang mengandung obat wajib apotek di Wilayah Surabaya Barat. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan crosss sectional. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah cara pemakaian, jangka waktu pengobatan, cara penyimpanan obat yang baik dan aktivitas serta makanan yang harus dihindari selama terapi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skenario dan checklist. Metode pengambilan data pada penelitian ini adalah metode simulasi pasien. Skenario yang telah disusun diperankan oleh peneliti sebagai seorang pasien simulasi yang mengunjungi 50 apotek di wilayah Surabaya Barat yang terpilih secara acak. Sesuai dengan skenario, pasien simulasi menyebutkan akan membeli obat asam mefenamat dengan menyerahkan resep. Pemberian informasi obat asam mefenamat yang diberikan oleh petugas apotek dicatat dalam lembar checklist. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan program SPSS. Dari hasil kunjungan yang dilakukan di 50 apotek di Surabaya Barat, petugas apotek yang mengaku sebagai apoteker hanya 18%, asisten apoteker sebanyak 40%, dan lainnya sebanyak 42% yang terdiri dari pegawai, pemilik sarana apotek, dan D3 Farmasi. Apoteker yang memberikan informasi obat sebanyak 89% meliputi pemberian informasi mengenai dosis sebanyak 34%, waktu pemakaian sebanyak 44%, serta cara pemakaian sebanyak 22%. Asisten apoteker yang memberikan informasi obat sebanyak 70% meliputi pemberian informasi obat mengenai dosis sebanyak 25%, waktu pemakaian sebanyak 30%, serta cara pemakaian sebanyak 25%. Sedangkan informasi mengenai cara penyimpanan obat yang baik dan aktivitas, makanan, dan minuman yang harus dihindari selama terapi tidak ada petugas apotek yang memberikan. Petugas apotek yang memberikan informasi obat sebanyak 70%. Hasil penelitian ini menunjukkan perlunya peningkatan pelayanan oleh petugas apotek khususnya apoteker, dalam pelayanan resep secara terus-menerus untuk meningkatkan kompetensi serta kesadaran akan tanggung jawab profesi sehingga pelayanan kefarmasian dapat berjalan semakin optimal. Selain itu perlu dilakukan edukasi terhadap masyarakat tentang praktek pelayanan resep yang benar agar mereka memahami hak-hak dan kewajibannya pada saat membeli obat pada pelayanan resep di apotek.

Actions (login required)

View Item