STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SIROSIS HEPATIK DENGAN HEMATEMESIS MELENA (STUDI DI RSU Dr.SAIFUL ANWAR MALANG)

Lesty Kurniawati, 050112430 (2005) STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SIROSIS HEPATIK DENGAN HEMATEMESIS MELENA (STUDI DI RSU Dr.SAIFUL ANWAR MALANG). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2006-kurniawati-1664-ff55_06-k.pdf

Download (407kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-kurniawati-1664-ff_55_06.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Sirosis didefinisikan sebagai proses difus yang dikarakterisasi oleh fibrosis dan perubahan struktur hepar normal menjadi struktur penuh nodul yang tidak normal (Dipiro et al., 2002). Salah satu komplikasi yang paling serius dan membahayakan hidup pasien sirosis adalah terjadinya perdarahan varises esofageal. Angka kesembuhan terkait erat dengan keberhasilan dalam mengontrol perdarahan atau perdarahan ulang awal, yang muncul pada 50% pasien (Johal et al., 2003). Bila perdarahan terjadi pada saluran cerna bagian atas, manifestasi yang muncul berupa hematemesis (muntah darah) dan bila terjadi pada saluran cerna bagian bawah, manifestasinya berupa melena (feses yang berwarna hitam). Pasien dengan varises esofageal mempunyai resiko perdarahan 30% dan 1/3 dari mereka akan mengalami kematian. Pasien yang pernah mengalami perdarahan akan punya kemungkinan 70% untuk tejadinya perdarahan ulang dan 1/3 pasien yang mengalami episode perdarahan yang berakibat fatal (Krige and Beckingham, 2001). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mempelajari penggunaan obat pada pasien sirosis dengan hematemesis melena tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk rnengetahui pola demografi pasien, pola pengobatan secara umum, mengkaji keterkaitan antara data laboratorium/klinik dengan terapi dan melihat kemungkinan adanya masalah terkait obat. Penelitian ini dilakukan di Instalasi rawat inap I RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Bahan penelitian berupa dokumen medis kesehatan penderita (DMK) pasien sirosis hepatik dengan hematemesis melena yang menjalani rawat inap selama periode 21 Maret sampai dengan 28 Mei 2005. Penelitian dilakukan secara prospektif dan data yang diperoleh kemudian dianalisa secara dekskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia pasien terbanyak adalah 41-50 tahun. Komplikasi lain yang menyertai adalah ascites (96,30%), ensefalopati hepatik (14,82%), SBP (11,11%), gagal jantung kongestif (7,41%), dan hepatoma (7,41%). Pola pengobatan pada pasien sirosis hepatik dengan hematemesis melena secara umum meliputi resusitasi cairan, menghentikan perdarahan dan mencegah terjadinya perdarahan ulang, mengatasi dan mencegah terjadinya ensefalopati hepatik, mengatasi komplikasi dan gejala lain, dan pemberian terapi suportif. Penggunaan cairan resusitasi yang terbesar adalah NaCl 0,9% yaitu 96,30% yang dimana selain bertindak sebagai pengganti cairan tubuh juga berfungsi mengembalikan tekanan osmotik. Selain itu juga digunakan cairan kristaloid lain seperti Dekstrosa 5% dan 10%, KaEn 3A, KaEn MG3 dan Ringer Laktat. Untuk mengatasi perdarahan dilakukan gastric cooling yang bertujuan untuk mengkonstriksi saluran cerna, sehingga perdarahan dapat berhenti. Tidak didapatkan penggunaan vasokonstriktor mesenterika seperti octreotide atau somatostatin, sebagai alternatifnya digunakan asam tranekasamat (22,22%) dan vitamin K (77,78%). Pada pasien dengan sirosis hepatik yang belum atau pernah mengalami perdarahan diberikan terapi untuk mencegah terjadinya perdarahan ulang. Terapi yang diberikan adalah propanolol atau penghambat beta non selektif lain. Pada penelitian sebanyak 13 dari 27 pasien mendapat propanolol. Selain itu diberikan juga terapi untuk mencegah terjadinya ulser yaitu golongan antasida (10 orang), antagonis H2 (11 orang) dan inhibitor pompa proton (12 orang). Terapi untuk mengatasi dan mencegah ensefalopati hepatik yang diberikan adalah laktulosa dan asam amino rantai cabang. Selain itu diberikan juga transfusi albumin pada pasien yang mengalai hipoalbuminemia. Terapi lain yang diberikan pada pasien ini adalah terapi diuretik kombinasi furosemide-spironolakton atau spironolakton tunggal untuk mengatasi ascites yang merupakan komplikasi terbesar yang sering muncul pada pasien sirosis hepatik. Selain diuretik, diberikan juga antibiotik spektrum luas mengingat pada pasien sirosis dengan perdarahan varises esofagus ini rentan terjadi infeksi. Antibiotik yang diberikan adalah cefotaxime, ampisislin, amoksisilin, ciprofloksasin, gentamisin dan metronidazole. Terapi simptomatis dan suportif diberikan sesuai dengan kondisi klinis dan keluhan pasien. Masalah terkait obat yang terlihat antara lain: belum semua pasien mendapat terapi untuk mencegah perdarahan ulang; dosis laktulosa untuk mengatasi ensefalopati hepatik masih berupa dosis pencegahan dan tidak semua pasien mendapat terapi pencegahan untuk ensefalopati ini; penggunaan kombinasi dua obat pencegah ulser yang tidak perlu. Untuk menangani masalah terkait obat ini diperlukan peran serta farmasis secara aktif dalam penatalaksanaan terapi dan pengawasan pasien. Duri hasil penelitian disarankan untuk melakukan studi yang lebih lanjut dan lebih spesifik (misalnya masalah dosis atau durasi pemberian obat tertentu) dan dalam waktu yang lebih lama untuk mendapatkan data dan hasil yang lebih baik.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FF. 55/06 Kur s
Uncontrolled Keywords: LIVER - CIRRHOSIS - DRUG USE; HEMATEMESIS
Subjects: R Medicine
R Medicine > RB Pathology
R Medicine > RB Pathology > RB37-56.5 Clinical pathology. Laboratory technique
Divisions: 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Klinis
Creators:
CreatorsNIM
Lesty Kurniawati, 050112430UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorBUDI SUPRAPTI, Dra.,M.,Si.,AptUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Shela Erlangga Putri
Date Deposited: 15 Aug 2006 12:00
Last Modified: 12 Jun 2017 17:43
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10948
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item