JUSUF, JOHAN, NIM. 038111050 (2013) KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK DAN HUKUM ADAT JAWA TIMUR. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2013-jusufjohan-28789-9.-bab-v.pdf Download (71kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) KKB KK-2 Per 986-86 Jus k.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Dalam penelitian, peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa : a. Dahulu titik berat pengangkatan anak adalah untuk kepentingan orang tua, yaitu pasangan suami isteri yang telah kawin cukup lama akan tetapi tidak dikarunia anak, Sedangkan sekarang, pengangkatan anak itu dititik beratkan pada kepentingan si anak, yaitu untuk menjaga jangan sampai anak itu terlantar. b. Seorang anak adopsi menurut Burgerlijk Wetboek mempunyai status sebagai waris almarhum orang tua angkatnya karena mempunyai kedudukan yang sama dengan anak kandung orang tua angkatnya. c. Menurut hukum perdata Barat, hak waris anak adopsi adalah sama dengan hak waris anak kandung d. Anak angkat menurut hukum adat Jawa Timur mempunyai status sebagai waris, akan tetapi hak warisnya tidak sama dengan hak waris anak kandung, e. Hak waris anak kandung menurut hukum adat Jawa Timur lebih besar daripada hak waris anak angkat. f. Hak waris anak angkat menurut hukum adat Jawa Timur tidak dapat mengesampingkan hak waris saudara sekandung pewaris jika saudara sekandung pewaris masih hidup. g. Hak waris anak adopsi menurut hukum perdata barat dapat mengesampingkan hak waris saudara sekandung pewaris (almarhum orang tua angkat) maupun hak waris orang tua pewaris, karena anak adopsi bersama-sama dengan anak kandung menempati kedudukan ahli waris golongan pertama yang mempunyai hak lebih didahulukan daripada ahli waris golongan selanjutnya.

Actions (login required)

View Item