NUR LAILI ISNENI, 031011191 (2014) TERPIDANA MATI YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2014-isneninurl-30082-8.abstr-k.pdf Download (107kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) Binder5.pdf Restricted to Registered users only Download (421kB) | Request a copy

Abstract

Tindak pidana narkotika semakin berkembang di Indonesia. Pelaku tindak pidana narkotika mempunyai cara transaksi yang berbeda dan pelaku tidak mempunyai efek jera untuk berhenti melakukan tindak pidana tersebut. Sering terjadi pengulangan dan banyak yang sudah dijatuhi pidana. Pidana yang diberikan tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai di jatuhi pidana mati. Namun pidana mati yang dijatuhkan tidak membuat pelaku sadar dan justru melakukan tindak pidana lagi di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Lembaga pemasyarakatan yang seharusnya menjadi tempat untuk membina narapidana agar siap bermasyarakat kembali ketika keluar nanti, justru di salah gunakan fungsinya oleh terpidana mati kasus narkotika untuk melakukan tindak pidana narkotika lagi. Bagi terpidana mati yang sudah mengakui kesalahannya, diberikan kesempatan untuk merubah atau meringankan pidananya dengan cara mengajukan permohonan grasi kepada Presiden. Selama menunggu proses eksekusi, terpidana mati harus menghabiskan waktunya di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Pembinaan terpidana mati di dalam Lembaga Pemasyarakatan belum terlaksana secara benar. Terpidana mati diperlakukan sama seperti terpidana penjara, padahal status terpidana mati di Lembaga Pemasyarakatan hanya dititipkan untuk menunggu proses eksekusi. Hal tersebut melukai hak-hak terpidana mati. Untuk itu diperlukan analisis yang tajam dan akurat untuk melindungi hak-hak terpidana mati yang melakukan tindak pidana narkotika di dalam Lembaga Pemasyarakatan

Actions (login required)

View Item