PUNK : STUDI ETNOGRAFI TENTANG PUNK SEBAGAI SUB KULTUR PADA MASYARAKAT SURABAYA

SATRIO WICAKSONO, 079815666 (2006) PUNK : STUDI ETNOGRAFI TENTANG PUNK SEBAGAI SUB KULTUR PADA MASYARAKAT SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2006-wicaksonos-3306-fisant-k.pdf

Download (167kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-wicaksonos-3306-fisant-6.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Fenomena punk merupakan sebuah realita yang benar-benar ada dan terjadi di dalam masyarakat. Sebuah fenomena yang memberikan identitas barn bagi sekelompok masyarakat yang bernama remaja atau kaum muda. Dengan segala permasalahan yang dialami oleh remaja, mereka cenderung membuat sebuah pilihan yang dirasakan cocok bagi kondisi jiwa mudanya, yang dapat melampiaskan segala kreatifitas dan ekspresi yang dimiliki, sebagi proses pencarian identitas diri, sekaligus sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem, baik itu sistem dalam konteks negara yaitu pemerintah, sistem dalam konteks budaya yaitu tradisi maupun sistem dalam lingkungan masyarakat terkecil sekalipun yaitu keluarga/budaya orang tua. Penelitian ini merupakan salah satu kajian Antropologi tentang budaya yang terbentuk melalui ide-ide dan perilaku kebudayaan tersebut, sehingga setiap langkah dari penelitian ini tidak terlepas dari beberapa metode penelitian Antropologi. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud menggunakan beberapa petunjuk dari metode penelitian seperti yang di kemukakan oleh James P. Spradley dalam bukunya Metode Etnografi. Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utamanya adalah memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Sedangkan metode yang sejak awal di pergunakan para etnograf pada masa berkembangnya ilmu antropologi hingga kini adalah metode wawancara (interview) dan pengamatan (observasi) (Danandjaja, 1994:101). Setiap budaya yang melakukan `perlawanan' terhadap budaya dominan disebut sebagai budaya perlawanan/tandingan (counter culture/kontra kultur), dan ketika dalam `perlawanannya' budaya dominan memberikan label pada budaya tersebut maka budaya itu telah menempati posisi sebagai cabang/sub dari budaya dominan (sub culture/sub kultur), di dalam sub-kultur terdapat label penyimpangan yang diberikan oleh budaya dominan. Itu artinya bahwa punk telah menjadi cabang dari budaya dominan. Dalam perkembangannya, punk tidak berhenti hanya sebatas pemenuhan terhadap kebutuhan akan life style saja, yaitu fashion atau trend, tetapi lebih dari itu, punk memberikan gambaran sekaligus pemahaman tentang jati diri punk itu sendiri, yang merupakan kelompok marginal dalam masyarakat. Sebagai kelompok marginal, punk merupakan suatu aktualisasi dari sikap kritis kaum muda dalam melawan segala bentuk kemapanan dan melawan berbagai sistem yang dianggap tidak memberikan kebebasan kepada orang lain, dan hanya berpihak kepada kaum elite dan kapitalis. Sikap berontak dan melawan inilah yang kemudian memunculkan bentuk-bentuk spirit punk yang ter-implementasikan kedalam etika-etika punk seperti D.I.Y, anarki, dan lain-lain. Dengan cara seperti itu, maka dapat menghindari intervensi-intervensi pihak luar yang memiliki modal besar. Hal-hal seperti itulah yang sebenarnya di inginkan oleh kaum muda atau remaja yang tergabung dalam komunitas punk, bahwa apapun yang mereka lakukan adalah karena kehendak mereka sendiri dan mereka lakukan sendiri, tanpa hams ada campur tangan pihak lain. Setelah menyimak sekilas mengenai dinamika komunitas punk diatas, khususnya yang berkaitan dengan usaha punk bertahan dengan nilai-nilai sub-kultur yang dimiliki, maka permasalahan penelitian ini dapat di jabarkan ke dalam pertanyaan: apakah sub-kultur punk terdapat pada masyarakat Surabaya ? kebudayaan yang populer, baik di Indonesia secara umum maupun di Surabaya pada khususnya. Seperti yang dikatakan Goldberg (1999) : Mass culture: "popular culture texts that are produced, distributed, and or consumed with the intention and/or effect of reaching a broad" (Goldberg, 1999) [Budaya massa: "berbagai bentuk budaya populer yang diproduksi, didistribusikan, dan atau dikonsumsi dengan maksud dan/atau mempengaruhi jangkaun yang luas"]. Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa budaya massa (mass culture) memiliki akar pada budaya populer yang dalam konteks luas di produksi, di distribusi, dan/atau dikonsumsi secara massal akan memiliki pengaruh dan daerah persebaran yang luas. Penjelasan ini menunjukkan adanya teknologi reproduksi mekanik, seperti media, baik televisi, koran, majalah, internet, bahkan iklan, yang secara langsung menyebarluaskan budaya popular menjadi budaya massa. Karakter utama dari budaya massa adalah sifatnya yang baku, standar dan merupakan hasil duplikasi dan reproduksi dalam suatui masyarakat. Sedangkan budaya popular (pop culture) oleh Michael Goldberg (1999) diartikan sebagai suatu proses dimana masyarakat dengan institusi-institusi yang ada di dalamnya melakukan proses aktifitas produksi, distribusi dan kemudian menerima kebudayaan baru yang berbentuk entitas kolektif, yang memunculkan makna bagi para pelakunya serta berinteraksi dengan ideologi-ideologi yang ada di dalam masyaratnya. Pop Culture: "the process by which people and institution produce, distribute, and receive cultural texts that shape a collective entity, thereby making meaning and interacting with the ideological nexus" (Goldberg, 1999) [Budaya populer: "suatu proses yang mana manusia dan institusi-institusi memproduksi, mendistribusikan dan menerima suatu teks kebudayaan yang membentuk entitas kolektif sehingga menimbulkan makna dan berinteraksi dengan ikatan ideologi"].

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 Fis.Ant.33/06 Wic p
Uncontrolled Keywords: ETNOGRAFI � INDONESIA; PUNK
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM621-656 Culture
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi
Creators:
CreatorsNIM
SATRIO WICAKSONO, 079815666UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorLuerentius Dyson. P, Prof.UNSPECIFIED
Depositing User: Tn Hatra Iswara
Date Deposited: 22 Dec 2006 12:00
Last Modified: 09 Jul 2017 19:43
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/14766
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item