NANIN WIDIYARTI, 070316970 (2008) REPRESENTASI PEREMPUAN SEBAGAI POLITISI DALAM NOVEL: Analisis Semiotika Tentang Perempuan Sebagai Politisi Dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Qudus. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-widiyartin-7870-abstract-8.pdf Download (344kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) 17467.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggambaran perempuan sebagai politisi dalam novel. Dalam penelitian ini, peneliti memilih novel "Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan" karena mengisahkan kehidupan seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang politisi yang bernama Suad. Latar belakang yang nyata di era `50an di Mesir yang begitu kental dengan budaya yang menomorsatukan laki-laki di segala aspek politik membuat tokoh utama novel ini berusaha agar dirinya mendapatkan kesetaraan gender dalam profesinya sebagai seorang politisi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mengemukakan permasalahan penelitian yakni "Bagaimanakah perempuan sebagai politisi direpresentasikan pada tokoh Suad dalam novel "Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan ". Dalam penelitian ini tinjauan pustaka yang digunakan adalah: Budaya Patriarki, Perempuan, dan Dunia Politik; Gender, Kesetaraan, dan Feminisme; Gender Dan Media; Representasi Dalam Novel; Bahasa Dan Teori Equivalence In Translation; dan Model Semiotik Ferdinand de Saussure Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode semiotik dengan memakai kerangka analisis milik Ferdinand de Saussure, hubungan sintagma-paradigma. Metode semiotik digunakan untuk melihat bagaimana representasi perempuan tokoh Suad sebagai politisi yang ditampilkan dalam novel melalui sistem tanda yang menciptakan sebuah makna. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa dalam novel "Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan ", tokoh Suad direpresentasikan sebagai perempuan yang ber uang dan berhasil mendapatkan posisi yang egaliter antara dirinya dengan laki-laki dalam ranah politik. Tokoh Suad juga digambarkan sebagai sosok yang berbeda dengan perempuan Mesir pada umumnya, yang sekaligus mampu membuktikan bahwa dirinya mampu menembus ranah politik yang diasosiasikan dengan dunia maskulin dengan kepandaiannya dan pergaulannya yang luas. Selain itu, Suad berusaha untuk menyetarakan gendernya dengan cara membuktikan bahwa perempuan dapat berhasil pula untuk masuk ke dunia politik dan menjadi elemen yang patut untuk diperhitungkan melalui kiprahnya di dunia politik sebagai salah satu wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Negara Mesir. Di sisi lain keberhasilan Suad belum bisa menghindarkan dirinya dari peremehan¬peremehan di dunia politik terutama dari kaum laki-laki. Dan dalam usahanya untuk menembus dunia politik, Suad tidak mendapat dukungan dari ibunya dan kakak perempuannya yang notabene berjenis kelamin sama. Ia juga digambarkan mengalami ambiguitas karena ada pertentangan antara sisi perempuan karimya sebagai seorang politisi dengan sisi perempuan domestiknya.

Actions (login required)

View Item