PROSPEK HUBUNGAN BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA PASKA PENYELESAIAN SENGKETA SIPADAN LIGITAN

DESI RIANI PRAPTININGRUM., 070016493 (2005) PROSPEK HUBUNGAN BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA PASKA PENYELESAIAN SENGKETA SIPADAN LIGITAN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRACT)
77.7.pdf

Download (206kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-praptining-1277-fishi1-6.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia di masa-masa awal kurang harmonis, munculnya konfrontasi yang di latar belakangi oleh sikap oposisi Indonesia terhadap pembentukan Federasi Malaysia di tahun 1963. Konfrontasi berakhir ketika pucuk pimpinan RI beralih dari Presiden Soekarno ke tangan Presiden Soeharto. Berakhimya konfrontasi tidak sepenuhnya menjadikan hubungan bilateral Indonesia- Malaysia jauh dari permasalahan, tahun 1969 terbukalah sebuah persoalan politis berkaitan dengan wilayah kedaulatan masingmasing negara di daerah perbatasan. Isu bilateral perbatasan ini menyangkut kedaulatan pulau Sipadan dan Ligitan. Akhir dari persengketaan Sipadan flan Ligitan adalah jatuhnya kedaulatan kedua pulau kepada Malaysia berdasarkan keputusan ICJ Desember 2002. Selepasnya, bilateralisme kedua negara berada dalam titik stabil, namun di awal tahun 2005 Malaysia mengklaim sebuah blok eksplorasi lepas pantai di laut Sulawesi dengan dasar kedaulatannya atas Sipadan Ligitan. Klaim Ambalat sempat memanaskan hubungan bilateral Indonesia-Malaysia. Adanya kasus Ambalat menimbulkan permasalahan bagaimana hubungan kedua negara untuk beberapa masa yang akan datang dan apakah dinamika hubungan diantaranya akan berpengaruh secara regional. Permasalahan ini dikupas dengan konsep dan teori seperti konsep prediksi, teori interaksi, dan penyelesaian konflik. Meski terdapat isu-isu mengenai persengketaan perbatasan, hubungan bilateral antara RI-Malaysia banyak diwarnai dengan kerjasama, meliputi berbagai bidang baik ekonomi, riset teknologi, budaya, pendidikan, pertaharian dan keamanan dan sebagainya.Sejak konfrontasi di era Soekarno, Pemerintall RI dan Malaysia berusaha mempertahankan keharmonisan hubungan negara serumpun disela-sela permasalahan yang ada. Dalam kasus Ambalat diperoleh kesepakatan untuk diselesaikan secara damai dalam kerangka antar negara melalui pembentukan tim teknis. Berangkat dari berbagai kerjasama dan penekanan prioritas kepada hubungan bilateral yang baik, dapat diperoleh sebuah perkiraan sifat hubungan antara NKRI dengan Federasi Malaysia untuk beberapa masa ke depan. Prospek hubungan RI dan Malaysia tidak akan begitu kontras dari kondisi hubungan saat ini. Hubungan baik selama ini tetap terjalin walau tumpang tindih klaim blok Ambalat sempat meruncingkan suasana hubungan bilateral kedua negara. Sejauh ini dinamika hubungan kedua negara tidak mempengaruhi kawasan Asia Tenggara (regional). Tampak dari pengesampingan ASEAN sebagai wadah penyelesaian sengketa karena ambalat akan menjadi agenda tim teknis kedua negara saja, antara Indonesia dan Malaysia

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 Fis.HI 19 /06 Pra p
Uncontrolled Keywords: INTERNATIONAL RELATIONS
Subjects: J Political Science > JZ International relations > JZ5-6530 International relations > JZ1249-1254 Relation to other disciplines and topics
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional
Creators:
CreatorsNIM
DESI RIANI PRAPTININGRUM., 070016493UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorDjoko Sulistyo, Dra., M.S.UNSPECIFIED
Depositing User: Nn Dewi Rekno Ulansari
Date Deposited: 30 May 2006 12:00
Last Modified: 12 Jun 2017 22:13
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17917
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item