M. IQBAL, 141011103 (2014) PENGOLAHAN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii MENJADI Semi Refined Carrageenan (SRC) DALAM BENTUK Alkali Treated Cottonii (ATC) Chips DI PT. BANTIMURUNG INDAH BOSOWA GROUP -MAROS, SULAWESI SELATAN. Other thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2014-iqbalm-31728-4.ringk-n.pdf Download (261kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2014-iqbalm-31728-1.fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Perairan Indonesia memiliki hampir 65 % potensi perairan coral triangle, yang mana sangat potensial untuk tumbuh kembangnya berbagai jenis rumput laut khususnya jenis E. cottonii. Potensi nya jauh mengungguli potensi negara-negara lainnya yaitu berturut-turut Philipina sebesar 15%, Kepulauan Solomon 7%, Malaysia 5%, Papua Nugini 5% dan Timor Leste sebesar 1%. Sebagian besar rumput laut yang ada di Indonesia diekspor dalam bentuk raw material dan hanya sekitar 20 persen yang diolah oleh industri dalam negeri. Dari beberapa jenis rumput laut yang bisa dibudidayakan, E. cottonii mempunyai nilai ekonomi penting karena mengandung carrageenan yang dapat berupa Alkali Treated Cottonii (ATC), Semi Refined Carrageenan (SRC) maupun Refined Carrageenan (RC). Pengolahan rumput laut menjadi SRC dan RC masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Jumlah industri rumput laut di Indonesia sebanyak 27 industri. Industri yang memproduksi SRC sebanyak enam dan hanya satu industri yang memproduksi RC. PT. Bantimurung Indah Bosowa Group adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam pengolahan rumput laut menjadi SRC tersebut. Oleh karena itu, penulis menjadikan PT. Bantimurung Indah Bosowa Group Kab. Maros sebagai lokasi Praktek Kerja Lapang. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mengenai teknik pengolahan rumput laut E. cottonii menjadi Semi Refined Carrageenan (SRC) dalam bentuk ATC Chips (Alkali Treated Cottonii). Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di PT. Bantimurung Indah Bosowa Group, Maros, Sulawesi Selatan pada 18 Januari 2013 sampai 18 Februari 2013. Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu mendeskripsikan seluruh kegiatan, keadaan dan kejadian apapun yang didapat pada saat Praktek Kerja Lapang. Data yang diambil ada dua bentuk yakni primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara partisipasi aktif, pencatatan hasil observasi, dan wawancara. Pengambilan data sekunder dilakukan lewat pihak lain dan hasil studi pustaka. Pada Praktek Kerja Lapang yang dilakukan di PT. Bantimurung Indah Bosowa Group ada dua bentuk SRC yang dihasilkan yakni ATC Chips dan Powder. Akan tetapi, penulis hanya focus pada produksi ATC chips. Spesies yang biasanya diolah adalah E. cottonii. Proses produksi ATC Chips di PT. Bantimurung Indah Bosowa Group secara sederhana yakni persiapan bahan baku, perendaman bahan baku, pemasakan (Alkali treated), pencucian pertama, pemotongan, pencucian kedua, penjemuiran dan diakhiri dengan penyortiran. Untuk mendapatkan Kappa carrageenan yang baik, maka E. cottonii harus dipilih dengan sebaik mungkin, yakni harus memiliki usia panen 45 hari dan rendamen 38%. Uji kualitas yang ada di PT. Bantimurung Indah Bosowa Group adalah uji kekeringan, syneresis, swelling, dan uji gel strength.

Actions (login required)

View Item