Pola Penggunaan Obat Antikejang Pada Pasien Stroke (Penelitian Dilakukan Di Smf Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr. Soetomo Surabaya)

RAHMANIA WULANSARI NURHAYATI (2015) Pola Penggunaan Obat Antikejang Pada Pasien Stroke (Penelitian Dilakukan Di Smf Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr. Soetomo Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text
1. HALAMAN JUDUL.pdf

Download (160kB)
[img] Text
2. ABSTRAK .pdf

Download (173kB)
[img] Text
3. DAFTAR ISI .pdf

Download (191kB)
[img] Text
4. BAB 1.pdf

Download (324kB)
[img] Text
5. BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only until 26 May 2023.

Download (640kB) | Request a copy
[img] Text
6. BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only until 26 May 2023.

Download (325kB) | Request a copy
[img] Text
7. BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only until 26 May 2023.

Download (236kB) | Request a copy
[img] Text
8. BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only until 26 May 2023.

Download (498kB) | Request a copy
[img] Text
9. BAB 6.pdf
Restricted to Registered users only until 26 May 2023.

Download (339kB) | Request a copy
[img] Text
10. BAB 7.pdf
Restricted to Registered users only until 26 May 2023.

Download (310kB) | Request a copy
[img] Text
11. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (285kB)
[img] Text
12. LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only until 26 May 2023.

Download (607kB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi neurologis (defisit neurologis fokal atau global) yang terjadi secara mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah secara spontan (stroke perdarahan). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia dari 8,3 per mil tahun 2007 menjadi 12,1 per mil tahun 2013. Kondisi stroke dapat menyebabkan timbulnya komplikasi neurologis seperti bangkitan epileptik. De Reuck menyatakan insidensi bangkitan epileptik setelah berbagai macam tipe stroke adalah 8,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat antikejang pada pasien stroke meliputi jenis, dosis, frekuensi pemberian, lama serta waktu pemberian terapi antikejang dan mengidentifikasi adanya drug related problem (DRP) yang mungkin terjadi. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif pada bulan April hingga Juli 2015 di Bagian Pemasaran dan Rekam Medik RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah mendapat persetujuan/pernyataan kelaikan etik oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien penderita stroke yang menerima terapi antikejang yang menjalani rawat inap di SMF Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah 30 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase pasien stroke yang menerima antikejang yang berjenis kelamin laki-laki adalah 67% sedangkan perempuan 33%. Kelompok usia terbesar adalah 55-64 tahun sebanyak 33,3%. Pasien stroke hemoragik lebih banyak (67%) menggunakan antikejang daripada pasien stroke iskemik. Faktor risiko dapat dimodifikasi yang paling banyak adalah hipertensi (76,67%). Penyakit penyerta yang paling banyak adalah hipertensi (76,67%), diabetes mellitus (16,67%) dan epilepsi (10%). Gejala klinis yang tampak pada pasien stroke yang menggunakan antikejang adalah kejang (80%), kelemahan ½ badan (73,30%), dan penurunan kesadaran (56,67%). Fenitoin adalah jenis antikejang yang paling banyak digunakan. Macam terapi pengendalian awal kejang pada stroke sangat bermacam-macam. Jenis terapi pengendalian awal kejang yang terbanyak adalah pemberian diazepam 10 mg dilanjutkan dengan fenitoin 3 x 100 mg (3 pasien). Drug Related Problem (DRP) potensial penggunaan antikejang pada penelitian ini adalah ketidaksesuaian pemberian dosis, efek samping dan interaksi obat. Dosis lebih rendah pada pemberian karbamazepin 2 x 100 mg dan dosis lebih tinggi pada pemberian fenitoin 3 x 150 mg. Efek samping potensial terjadi pada pemberian semua jenis antikejang. Interaksi obat potensial yang potensial terjadi adalah antara fenitoin dengan parasetamol, fenitoin dengan omeprazole, fenitoin dengan diltiazem, fenitoin dengan nimodipin, fenitoin dengan simvastatin dan fenitoin dengan diazepam.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FF FK.12/15 Nur p
Uncontrolled Keywords: Drug Utilization Study, Post-stroke Seizure, Descriptive Analytics, Medical Record
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Klinis
Creators:
CreatorsNIM
RAHMANIA WULANSARI NURHAYATINIM051111091
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorSumarnoNIDN0021036803
Thesis advisorKurnia KusumastutiNIDN0024085708
Thesis advisorWorokartiNIDN-
Depositing User: sugiati
Date Deposited: 01 Apr 2016 12:12
Last Modified: 05 Jun 2020 03:22
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/19943
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item