PERBANDINGAN RESPONS IMUN SELULER Peripheral Blood Mononuclear Cell TERHADAP VAKSIN AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5N1 MONOVALEN DAN BIVALEN PADA AYAM PETELUR

PAUNDRA HERMAWAN, 060513434 (2010) PERBANDINGAN RESPONS IMUN SELULER Peripheral Blood Mononuclear Cell TERHADAP VAKSIN AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5N1 MONOVALEN DAN BIVALEN PADA AYAM PETELUR. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-hermawanpa-16079-kh140-1-k.pdf

Download (464kB) | Preview
[img] Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-hermawanpa-13476-kh140-1-e.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Virus Avian Influenza termasuk dalam virus influenza tipe A. Dua tipe lainnya adalah virus influenza tipe B dan virus influenza tipe C. Ketiga tipe virus ini termasuk dalam famili Orthomyxoviridae yang dapat dibedakan berdasarkan perbedaan sifat antigenik yang terdapat pada nukleoprotein (NP) dan matriks (M). Avian Influenza adalah penyakit viral pada unggas, termasuk ayam dan unggas liar yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Penyakit ini dikenal juga dengan nama avian flu dan dapat menimbulkan penyakit dengan derajat keparahan yang bervariasi, mulai dari infeksi yang bersifat asimptomatik sampai penyakit yang fatal dan bersifat multisistemik. Reaksi imun seluler adalah bentuk pertahanan spesifik, yang dibentuk dari populasi T-limfosit yang diinduksi oleh antigen. Fungsinya adalah sebagai sel killer untuk merusak antigen atau bahan asing dari jaringan, seperti transplasenta, neoplasia, atau penyakit autoimmun dan reaksi alergi. Toll-like receptor (TLR) merupakan penghubung dari sistem imunitas innate ke sistem adaptif. TLR memiliki fungsi sebagai cluster of defferentiation (CD)-14 associated signal transducers, yang membantu sel untuk mengenali patogen serta melakukan inisiasi kaskade sinyal. TLR juga membantu menjembatani 58 sistem imunitas innate ke sistem imunitas adaptif dengan menginduksi berbagai molekul efektor dan kostimulator. PBMC yang dikenal dengan nama lain buffy coat adalah terdiri dari sel mononuklear yang terletak pada bagian lapisan paling atas dari eritrosit. Sel mononuklear antara lain, monosit, makrofag, limfosit T, limfosit B (Rantam, 2003). Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh mikroorganisme alami atau ”liar”. Vaksin AI monovalen mengandung antigen virus influenza dengan level rendah atau atigen yang telah dilemahkan dari strain virus influenza dimana memiliki karakteristik yang sama untuk menanggulangi wabah serta dikombinasikan dengan adjuvan minyak dalam air, minyak emulsi, sterol serta tocopherol. Vaksin bivalen mengandung 2 strain virus avian influenza, sebagai contoh strain pertama memiliki hemaglutinin subtype H5 maka strain kedua menggunakan hemaglutinin subtype H7 dan salah satunya memiliki neuraminidase subtype N4 atau neuraminidase subtype N1. Vaksin flu burung (Avian Influenza) yang beredar saat ini dirasakan belum maksimal untuk mengatasi penyakit tersebut di dunia, khususnya di Asia Tenggara. Bahkan, vaksin itu juga tidak mampu mengatasi dampak avian influenza (AI) pada manusia. Vaksin AI yang beredar saat ini yaitu vaksin AI konvensional. Saat ini Balai Penelitian Veteriner telah berhasil membuat vaksin inaktif kombinasi penyakit Newcastle Disease dan Avian Influenza (ND-AI), untuk mendukung upaya pengendalian penyakit AI. Keuntungan 59 penggunaan vaksin ini adalah dapat mencegah infeksi dua penyakit penting dan berbahaya pada unggas, yaitu penyakit ND dan AI. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan Respons Imun Seluler Peripheral Blood Mononuclear Cell terhadap Vaksin Avian H5N1 Monovalen dan Bivalen pada Ayam Petelur. Pada minggu ke-2 sebelum pemberian vaksin baik vaksin Avian Influenza maupun Newcastle Disease-Avian Influenza dengan menggunakan metode immunofluorescent belum menunjukkan perbedaan yang besar diantara kedua kelompok perlakuan tersebut. Pada minggu ke-4 aktivitas respons imun yang lebih baik tampak pada ayam petelur yang diberikan vaksin Newcastle Disease-Avian Influenza. Pada minggu ke-6 aktivitas respons imun yang lebih baik tampak pada ayam petelur yang diberikan vaksin Newcastle Disease-Avian Influenza. Pada minggu ke-8 aktivitas respons imun yang lebih baik tampak pada ayam petelur yang diberikan vaksin Newcastle Disease-Avian Influenza. Pada minggu ke-10 (minggu terakhir) aktivitas respons imun yang lebih baik tampak pada ayam petelur yang diberikan vaksin Newcastle Disease-Avian Influenza. Berdasarkan hasil penelitian Perbandingan Respons Imun Seluler Peripheral Blood Mononuclear Cell terhadap Vaksin Avian Subtipe H5N1 Monovalen dan Bivalen pada Ayam Petelur dapat disimpulkan bahwa pemberian vaksin bivalen Newcastle Disease-Avian Influenza lebih efektif dapat merangsang timbulnya respons imun dibandingkan dengan pemberian vaksin monovalen Newcastle Disease-Avian Influenza.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKC KK KH 140/10 Her p
Uncontrolled Keywords: Avian Influenza, Newcastle disease - Avian Influenza, Vaccine
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA638 Immunity and immunization in relation to public health
S Agriculture > SF Animal culture > SF481-507 Poultry. Eggs
S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > SF910 Other diseases and conditions
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan
Creators:
CreatorsNIM
PAUNDRA HERMAWAN, 060513434UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorRr., Ratih Ratnasari, SU., drhUNSPECIFIED
Thesis advisorSuwarno, Dr., M.Si., drhUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Dhani Karolyn Putri
Date Deposited: 14 Mar 2011 12:00
Last Modified: 30 Sep 2016 00:59
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/20428
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item