PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PROSTAGLANDIN F2α (PGF2α) DAN MEDROXY PROGESTERONE ACETATE (MPA) TERHADAP PERSENTASE BIRAHI DAN KEBUNTINGAN DOMBA EKOR GEMUK

GEBBY ANJAR MEILINDA, 060810426 (2012) PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PROSTAGLANDIN F2α (PGF2α) DAN MEDROXY PROGESTERONE ACETATE (MPA) TERHADAP PERSENTASE BIRAHI DAN KEBUNTINGAN DOMBA EKOR GEMUK. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (abstrak)
gdlhub-gdl-s1-2012-meilindage-21806-3.abstra-t.pdf

Download (127kB) | Preview
[img] Text (fulltext)
fulltext meilinda.pdf
Restricted to Registered users only

Download (837kB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani didukung oleh pertambahan penduduk yang semakin pesat serta perbaikan pendapatan masyarakat, berdampak pada permintaan protein hewani yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sumber protein hewani yang lain selain ternak besar adalah ternak kecil termasuk domba (Siagian, 2008). Selain masih rendahnya populasi, produksi ternak di Indonesia sering menjadi masalah adalah gangguan reproduksi dan faktor manajemen ternak (Ismudiono, 2010). Senyawa prostaglandin menyebabkan sinkronisasi dengan meregresi korpus luteum secara serentak pada korpus luteum yang sedang berfungsi (Satiti, 2012; Wiyono, 1999). Sinkronisasi dengan menggunakan preparat progesteron untuk memperpanjang fase luteal secara buatan. Pemberian progesteron ini jika dihentikan akan menyebabkan birahi dalam waktu 24-36 hari (Purbosari, 2003; Vyas et al., 1999) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Prostaglandin F2α (PGF2α) dua kali injeksi dengan kombinasi Prostaglandin F2α (PGF2α) dan Medroxy Progesterone Acetate (MPA) terhadap persentase birahi dan kebuntingan Domba Ekor Gemuk setelah dikawinkan secara IB menggunakan semen segar. Penggunaan teknik sinkronisasi birahi akan mampu meningkatkan efisiensi produksi dan reproduksi kelompok ternak, disamping juga mengoptimalisasi pelaksanaan inseminasi buatan dan meningkatkan fertilitas kelompok (Waluyo, 2010). Sebanyak 16 ekor Domba Ekor Gemuk dibagi menjadi dua kelompok dengan 8 ulangan tiap perlakuan. kelompok P1 diberikan injeksi PGF2α, sedangkan kelompok P2 diberikan kombinasi injeksi PGF2α dan MPA. Kedua kelompok P1 dan P2 pada hari ke-0 dimulai injeksi dengan PGF2α (capriglandin) sebanyak 11 mg setara 2 ml/ekor, selanjutnya perlakuan P1 pada hari ke-11 kembali diinjeksikan PGF2α (capriglandin) yang ke dua. Kelompok perlakuan P2 pada hari ke-15 dimulai injeksi dengan MPA (Depo Provera) diberikan sebanyak 10 mg setara 0,2 ml/ekor/hari selama 13 hari diberikan secara intramuskular. Kelompok perlakuan P1 hari ke-14 dimulai dilakukan IB, sedangkan kelompok perlakuan P2 melakukan IB pada hari ke-30. Deteksi kebuntingan dapat dilakukan 30 hari setelah Inseminasi Buatan (IB) berlangsung dengan menggunakan USG. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Chi-Khuadrat. Pemberian kombinasi Prostaglandin F2α (PGF2α) dan Medroxy Progesterone Acetate (MPA) pada kelompok perlakuan kedua (P2) menghasilkan persentase birahi 87,5% dan persentase kebuntingan 100%, walaupun secara statistik tidak ada perbedaan (p>0,05) dengan kelompok perlakuan pertama (P1) yang persentase birahinya 100% dan persentase kebuntingannya 75%.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKC KK KH 113/12 Mel p
Uncontrolled Keywords: PROSTAGLANDIN
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF411-459 Pets > SF459 Other animals
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan
Creators:
CreatorsNIM
GEBBY ANJAR MEILINDA, 060810426UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorRahaju Ernawati, Prof. Dr. , drh., M.ScUNSPECIFIED
Depositing User: Turwulandari
Date Deposited: 18 Dec 2012 12:00
Last Modified: 25 Aug 2016 08:21
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/21822
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item