Komatulaini, 100531902 (2007) RISIKO MEROKOK TERHADAP TERJADINYA DRY SOCKET PASCA PENCABUTAN GIGI : STUDI KASUS DI PUSKESMAS JEMURSARI SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-komatulain-8691-fkm147-k.pdf Download (366kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2008-komatulain-8148-fkm147-7.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Dry socket terjadi 4 kali lebih banyak pada perokok daripada bukan perokok. Dry socket adalah suatu keadaan kosongnya socket setelah pencabutan gigi karena tidak terisi oleh gumpalan darah sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan matinya sebagian dinding alveolus. Dry socket ditandai dengan adanya keluhan rasa sakit yang hebat pada daerah luka bekas pencabutan gigi dan tercium bau busuk dari dalam mulut penderita. Penelitian dilakukan secara analitik observasional dengan menggunakan rancangan kohor prospektif. Sampel penelitian berjumlah 26 penderita yang terdiri dari 13 kelompok terpapar (merokok) dan 13 kelompok tak terpapar (tak merokok) yang mencabut gigi permanen di Puskesmas Jemursari Surabaya. Subyek penelitian dipilih dari populasi dengan cara simple random sampling. Varibel bebas penelitian adalah kebiasaan merokok, jumlah batang rokok yang dihisap perhari. Hasil penelitian didapatkan nilai IR = 46,2%. Hasil uji statistik pada responden merokok RR = 5,00 dan 95% CI RR = 1,3519 batang perhari terhadap tejadinya dry socket pasca pencabutan gigi. Disarankan agar para perokok untuk tidak merokok selama 24 jam pasca pencabutan gigi sehingga mampu mengurangi resiko terjadinya dry socket. Menghilangkan secara total kebiasaan merokok selamanya adalah tindakan yang bijaksana

Actions (login required)

View Item