MARDIAH RAHMA UMAMI, 140911004 (2013) BIOAKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides) TERHADAP RESPON FISIOLOGIS (GLUKOSA DARAH DAN TACHIVENTILASI) IKAN KOI (Cyprinus carpio). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2013-umamimardi-28351-3.ringk-n.pdf Download (87kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) FULLTEXT UMAMI.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Pada kondisi budidaya, ikan sering menjadi subyek terhadap perubahan atau stresor seperti stesor fisika, kimia dan biologi. Stres pada ikan dapat memacu pelepasan hormon kortisol dan katekolamin. Kortisol mengaktifkan proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Hormon katekolamin akan meningkatkan proses glikogenolisis, mengatur kardiovaskular dan fungsi pernafasan. Berdasarkan hal tersebut, kadar glukosa darah dan tachiventilasi (buka tutup operkulum) dapat digunakan sebagai indikator respon stres pada ikan. Minyak atsiri menunjukkan efek penghambatan GABA transminase, suatu enzim yang mendegradasi GABA (gamma-aminobutryic acid) dimana proses penghambatan enzim tersebut akan menimbulkan efek sedasi. Efek sedasi akan menurunkan glukosa darah dan tachiventilasi pada ikan. Potensi senyawa bioaktif minyak atsiri daun bandotan belum diketahui terutama pada bidang perikanan. Potensi tersebut didasarkan pada nilai LC50 (Lethal Concentration 50%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian minyak atsiri daun bandotan terhadap respon fisiologi (glukosa dan tachiventilasi) ikan koi (Cyprinus carpio) tiap 4 jam selama 24 jam dan LC50-24 jam minyak atsiri daun bandotan (Ageratum conyzoides) terhadap ikan koi (Cyprinus carpio). Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan koi dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. Konsentrasi minyak atsiri daun bandotan yang diberikan dalam penelitian yaitu, K (tanpa perlakuan), A (10 ppm), B (20 ppm), C (30 ppm), D (40 ppm), E (50 ppm), F (60 ppm), G (70 ppm), H (80 ppm) dan I (90 ppm) Parameter utama yang diamati adalah mortalitas, glukosa darah dan tachiventilasi, sedangkan parameter pendukung yang diamati adalah kelulushidupan dan kualitas air (suhu, pH, DO dan amoniak). Hasil analisis varian (ANAVA) yang dilakukan mulai pengamatan awal hingga 4 jam keenam selama 24 jam menunjukkan bahwa setiap perlakuan minyak atsiri daun bandotan memberikan pengaruh terhadap glukosa dan tachiventilasi (p<0,05). Rata-rata glukosa darah tertinggi pada perlakuan D pada pengamatan 4 jam kedua (443,67 mg/dl) dan terendah pada C (60,67 mg/dl) pada 4 jam keenam. Rata-rata tachiventilasi tertinggi pada perlakuan D pada pengamatan 4 jam pertama (1730 bit/9 menit) dan terendah pada A (437,67 bit/9 menit) pada awal pengamatan. Nilai LC50-24 jam minyak atsiri bandotan adalah 38,838 ppm. Berdasarkan pengukuran kualitas air, seluruh perlakuan masih layak dan baik untuk mendukung kelangsungan hidup Cyprinus carpio selama penelitian, yaitu suhu air berkisar antara 29-31oC, oksigen terlarut berkisar antara 4-6 mg/l, pH berkisar 7,5-8,4 dan amoniak 0,006-0,27 mg/l.

Actions (login required)

View Item