AYUDYA HANDAYANI ADITHIA PRATAMA, 110010375 (2005) EFEKTIFITAS PELATIHAN BEHAVIOR RECOVERY DALAM MENINGKATKAN KESIAPAN GURU MENERIMA SISWA TUNA LARAS DI KELAS REGULER. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-pratamaayu-1419-psi71_0-k.pdf Download (321kB) | Preview
	Text (full text) pratamayu.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Pendidikan merupakan hak semua warganegara, termasuk anak dengan kebutuhan khusus. Untuk memenuhi hak warganegara dan mensukseskan wajib belajar sembilan tahun, maka mulai beberapa tahun ini mulai dicoba pemberlakuan sekolah inklusi. Sekolah atau kelas inklusi adalah sekolah atau kelas dimana siswanya tidak hanya beranggotakan anak-anak normal. Sampai saat ini, kebutuhan khusus yang dicoba untuk dilayani baru meliputi tunarungu, tunanetra, dan kesulitan belajar. Padahal catatan resmi Direktorat Pendidikan Luar Biasa mencatat masih banyak jenis kebutuhan khusus yang belum terlayani. Salah satunya adalah tunalaras atau dikenal sebagai gangguan emosi dan perilaku. Padahal jenis kebutuhan ini termasuk umum dan sering dijumpai di kelas-kelas. Dalam program pendidikan terpadu, maka anak-anak ini akan disatukan dengan anak-anak normal dalam kegiatan belajar-mengajar. Tentunya guru-guru harus dibekali dengan keterampilan tertentu untuk bisa menangani anak-anak berkebutuhan khusus ini, dalam hal ini khususnya anak tunalaras. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pelatihan Behavior Recovery efektif dalam meningkatkan kesiapan guru untuk menerima siswa tunalaras di kelas reguler. Penelitian ini utamanya berupa penelitian terapan dan menggunakan metode quasi experiment. Variabel penelitian ini adalah pelatihan behavior recovery sebagai variabel bebas (X) dan pencapaian kesiapan guru menerima siswa tunalaras sebagai variabel tergantung (Y). Desain eksperimen yang digunakan adalah Non Randomized Pretest-Posttest Control Group Design dengan menggunakan Skala Kesiapan Guru sebagai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol, serta pemberian pelatihan behavior recovery. Subyek penelitian guru kelas satu sekolah dasar di kecamatan Tambak Sari. Setelah itu akan diadakan proses matching dan random by group demi mendapat kesamaan kondisi awal dari kelompok eksperimen dan kontrol. Seluruh peserta kelompok eksperimen akan mendapat perlakuan berupa pelatihan behavior recovery, sedangkan kelompok kontrol dibiarkan dalam kondisi biasa. Hasil analisa data keseluruhan menyimpulkan bahwa pelatihan behavior recovery tidak efektif dalam meningkatkan kesiapan guru menerima siswa tunalaras di kelas reguler dengan nilai peningkatan yang cukup signifikan. Secara kuantitatif disimpulkan bahwa pelatihan behavior recovery tidak efektif secara signifikan untuk meningkatkan kesiapan guru sekolah dasar di kecamatan Tambak Sari, Surabaya. Secara kualitatif dilakukan analisa dengan pattern matching pada hasil self report, observasi dan wawancara didapat kesimpulan bahwa subyek umumnya merasa mendapat pengetahuan dan ketrampilan baru dalam hal gangguan emosi dan perilaku, namun masih kesulitan untuk mempraktekannya dengan berbagai sebab.

Actions (login required)

View Item