JURNALISME DAMAI PADA MEDIA CETAK: STUDI KASUS PEMBERITAAN KERUSUHAN SAMPIT DI HARlAN KOMPAS DAN JAWA POS

IGAK Satrya Wibawa (2004) JURNALISME DAMAI PADA MEDIA CETAK: STUDI KASUS PEMBERITAAN KERUSUHAN SAMPIT DI HARlAN KOMPAS DAN JAWA POS. Other thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf

Download (293kB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab dua pertanyaan mendasar. (1) Bagaimanakah pemberitaan Kompas dan Jawa Pos terhadap kerusuhan Sampit? (2) Media cetak manakah yang paling banyak menerapkan konsep jurnalisme damai untuk memberitakan kerusuhan Sampit? Berdasar latar belakang masalah yang sudah diuraikan sebelumnya dan sudah dirumuskan menjadi dua perumusan masalah, maka pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan pemberitaan media mengenai kerusuhan Sampit, serta untuk mendeskripsikan penerapan jurnalisme damai pada surat kabar yang diteliti yaitu Jawa Pos dan Kompas. Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mendokumentasikan terlebih dahulu semua berita kerusuhan Sampit yang dimuat di harian Kompas dan Jawa Pos. Kemudian digunakan lembar koding untuk memasukkan data-data yang telah dikumpulkan sesuai berdasarkan kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah terkumpul data dalam bentuk koding, berikutnya dilakukan proses perhitungan dan analisis. Data yang telah terkumpulkan akan diuraikan dengan menggunakan lembar koding, akan dilakukan analisis dan perhitungan persentase mengenai akurasi, imparsialitas, Eksegerasi, dan penggunaan bahasa pufery dalam pemberitaan kerusuhan Sampit di harian Kompas dan Jawa Pos. Populasi penelitian ini adalah seluruh barita Kerusuhan Sampit yang dimuat di harian Kompas dan Jawa Pos dari Bulan Februari sampai Maret 2001. Pemilihan jangka waktu ini berdasarkan pertimbangan pada bulan tersebut, masa meledaknya kerusuhan Sampit. Pengambilan sempat dilakukan dengan cara meneliti semua pemberitaan selama periode penelitian. Pada kurun waktu itu dicari berita-berita yang sesuai dengan kriteria batasan yang disebut sebagai barita Kerusuhan, Sampit. Ada kemungkinan terdapat perbedaan jumlah item barita dari masing-masing Koran yang diteliti selama masa periode tadi. Perbedaan jumlah item yang diteliti dimungkinkan terjadi karena faktor jangkauan dan ukuran kelayakan barita yang berbeda-beda dari setiap penerbitan. Namun hal ini tidak masalah, karena perhitungan analisisnya lebih dltentukan pada angka-angka persentase. Jawa Pos dalam penelitian ini relatif lebih baik dalam menerapkan konsep Peace journalism dalam memberitakan kasus kerusuhan Sampit di bandingkan Kompas. Dari unsur lokasi berita, akurasi dan penggunaan puffery, Jawa Pos menunjukkan persentase yang lebih baik daripada Kompas. Jawa Pos kebanyakan memuat berita yang bersumber langsung darl lokasi kejadian. meminimalisir pencampuran fakta dan opini dalam beritanya, serta meminimalisir penggunaan bahasa puffery dan SARA dalam beritanya. Namun, baik Kompas dan Jawa Pos sama-sama menunjukkan ketidakseimbangan pemberitaan dari kedua belah pihak yang bertikai di Sampit serta masih ada kecenderungan untuk terjebak ke dalam bentuk pembesar-besaran berita dengan penempatan sebagai headline. Hasil hasil tersebut di atas memang tidak secara mutlak dapat dipakai sebagai satu-satunya indikator untuk menilai media tertentu berpihak atau bukan, pemanas situasi atau bukan. tetapi tetap potensial untuk mempengaruhi pembaca. Karena itu paling tidak sebagai awal untuk perbaikan, hasil ini dapat dijadikan salah satu pijakan untuk menerapkan konsep Peace journalism dalam kebijakan pemberitaan media. Konsep Peace journalism dalam penelitian ini dianalisis dengan pendekatan kuantitatif, sehingga dalam beberapa hal tidak mampu menangkap fenomena dan konteks yang sifatnya lebih dalam. Misalkan, tldak dapat memaparkan ideologi media yang bisa jadi menjadi pondasi pemberitaan selama ini. Penelitian ini juga belum memperhitungkan proses pemberitaan yang sebetulnya sangat berpengaruh dalam penerbitan media. Proses pemberitaan yang melewati beberapa hal yang wajib dalam media, misalkan editing dari editor, redaktur bahasa, redaktur pelaksana hingga ke persoalan-persoalan visual penelitian ini hanya dapat menjelaskan apa yang menjadi output. Sehingga. disarankan untuk pengembangan hasil untuk penelitian berikutnya menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengupas dan menganilisis persoalan ini dengan lebih tajam.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: LP
Uncontrolled Keywords: Jurnalistik - IImu Komunikasi
Subjects: P Language and Literature > P Philology. Linguistics > P87-96 Communication. Mass media
Divisions: Unair Research > Non-Exacta
Creators:
CreatorsNIM
IGAK Satrya WibawaUNSPECIFIED
Depositing User: Dwi Prihastuti
Date Deposited: 01 Oct 2004 12:00
Last Modified: 13 Sep 2016 08:55
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/28789
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item