HEPATOTOKSISITAS CITRININ, PATULIN, DAN AFLATOKSIN B, PADA MENCIT (Mus musculus) :PENELITIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIS

UTAMI SRI HASTUTI, 099512052 D (2001) HEPATOTOKSISITAS CITRININ, PATULIN, DAN AFLATOKSIN B, PADA MENCIT (Mus musculus) :PENELITIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIS. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2007-hastutiuta-5205-disk03-k.pdf

Download (471kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2007-hastutiuta-5205-disk03-2.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Citrinin, patulin, dan aflatoksin B1 merupakan jenis jenis mikotoksin yang dihasilkan oleh kapang kontaminan pads berbagai macam makanan dan bahan makanan, terutama dalam keadaan rusak, yang dikonsumsi baik oleh manusia maupun hewan ternak. Aflatoksin B1.telah banyak dikenal karena bersifat hepatotoksik, sedangkan citrinin dan patulin belum banyak mendapat perhatian. Citrinin bersifat nephrotoksik pada tikus dan babi, yang ditandai dengan efek pembengkakan ginjal dan perubahan degeneratif pada tubulus proksimal akibat paparan mikotoksin tersebut. Patulin bersifat nephrotoksik dan neurotoksik pads tikus dan mencit, yang ditandai dengan efek kerusakan pembuluh darah kapiler ginjal dan edema pads otak. Aflatoksin B1 telah diketahui bersifat hepatotoksik pads hewan percobaan, a.l: mencit, tikus, dan babi; yang ditandai dengan terjadinya nekrosis pada hepatosit. Informasi basil penelitian yang menyatakan bahwa citrinin juga bersifat hepatotoksik belum ada, sedang patulin dinyatakan juga bersifat hepatotoksik. Namun demikian informasi basil penelitian tentang kerusakan struktur hepatosit pada zone-zone lobulus hepar dan gangguan fungsi hepar akibat paparan citrinin, patulin, dan aflatoksin B1 masih belum ada. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa citrinin dan patulin bersifat hepatotoksik seperti halnya aflatoksin B1, yaitu menyebabkan kerusakan struktur hepatosit pads zone-zone lobulus hepar dan juga mengakibatkan gangguan fungsi hepar mencit, dengan perubahan morfologi yang lama dengan aflatoksin B1. Penelitian ini bersifat eksperimental mumi. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Dalam penelitian ini digunakan 72 ekor mencit jantan umur 3 bulan yang dikelompokkan atas: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Mencit-mencit yang tennasuk dalam kelompok eksperimen dibagi atas beberapa sub kelompok, yang diberi: citrinin, patulin, dan aflatoksin Bl per oral selama 4 hari. Kerusakan struktur hepatosit diperiksa melalui pemeriksaan histopatologik dan ultra struktur. Gangguan fungsi hepar diperiksa melalui tes kimia klinik, yang terdiri atas tes : SGOT, SGPT, albumin, dan globulin. Analisis data basil penelitian dilakukan dengan ANAVA ganda dan dilanjutkan dengan uji DUNCAN, serta regresi. Analisis hasil penelitian membuktikan bahwa: 1) citrinin, patulin, dan aflatoksin B1 berpengaruh sama terhadap tingkat kerusakan struktur hepatosit (p > 0,01); 2) ketiga jenis mikotoksin menyebabkan kerusakan struktur hepatosit dengan perubahan morfologi yang sama, yang meliputi: degenerasi keruh, degenerasi hidropik, degenerasi lemak, dan nekrosis; 3) ada perbedaan yang sangat nyata pengaruh dosis paparan ketiga jenis mikotoksin terhadap tingkat kerusakan struktur hepatosit (p = 0,0000); 4) makin tinggi dosis paparan ketiga jenis mikotoksin, makin tinggi pula tingkat kerusakan struktur hepatosit i yang diakibatkannya; 5) ada perbedaan sangat nyata pengaruh dosis paparan ketiga jenis mikotoksin terhadap tingkat kerusakan struktur hepatosit pada zone-zone lobulus hepar (p = 0,0000); 6) tingkat kerusakan struktur hepatosit akibat paparan ketiga jenis mikotoksin, yang tertinggi ialah pada zone perifer, kemudian menurun pada zone midzonal, dan yang terendah path zone centrilobular; 7) ketiga jenis mikotoksin berpengaruh sama terhadap nilai gangguan fungsi hepar (p > 0,05); 8) ada perbedaan nyata pengaruh dosis paparan ketiga jenis mikotoksin terhadap nilai gangguan fungsi hepar (p < 0,05). Kesimpulan hasil penelitian ini ialah bahwa citrinin dan patulin juga bersifat hepatotoksik, yaitu menyebabkan kerusakan struktur hepatosit pads zone-zone lobulus hepar dan juga gangguan fungsi hepar, dengan perubahan morfologi yang sama dengan aflatoksin Bl, yang meliputi: degenerasi keruh, degenerasi hidropik, degenerasi lemak, dan nekrosis. Berdasarkan hasil penelitian ini maka citrinin perlu mendapat perhatian, karena selain bersifat nephrotoksik terbukti juga bersifat hepatotoksik, seperti halnya aflatoksin B1. Demikian pula patulin selain bersifat nephrotoksik dan neurotoksik, juga bersifat hepatotoksik, yang ditunjukkan dengan adanya kerusakan struktur hepatosit pads ketiga zone lobulus hepar dan gangguan fungsi yang diakibatkannya. Oleh karena ketiga jenis mikotoksin tersebut dapat mengkontaminasi berbagai macam bahan makanan, terutama yang telah mengalami kerusakan, maka perlu disarankan: 1) agar ada upaya pencegahan kerusakan bahan makanan yang akan didistribusikan kepada masyarakat, yang meliputi: pengendalian hama tanaman, penanganan pascapanen, dan juga penyimpangan secara tepat; 2) adanya upaya penyediaan bahan makanan yang tidak mengalami kerusakan, agar . terhindar dan resiko terkontaminasi oleh mikotoksin yang dihasilkan oleh kapang-kapang kontaminan; 3) agar masyarakat selalu memilih bahan makanan yang baik dan tidak mengalami kerusakan, sehingga terhindar dari resiko terkontaminasi oleh mikotoksin yang dapat mengakibatkan mikotoksikosis.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis K 03/02 Has h
Uncontrolled Keywords: Hepatotoksisitas, citrinin, patulin, aflatoksin B1, kapang kontaminan, kerusakan struktur hepatosit, gangguan fungsi hepar.
Subjects: R Medicine > R Medicine (General) > R735-854 Medical education. Medical schools. Research
R Medicine > RB Pathology > RB37-56.5 Clinical pathology. Laboratory technique
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
UTAMI SRI HASTUTI, 099512052 DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorD. Ma'rifin Husin, Prof., dr., M.ScUNSPECIFIED
Thesis advisorDjuliati Hood A, Prof., DR., dr., Sp.PA., M.SUNSPECIFIED
Thesis advisorA. D. Corebima, DrUNSPECIFIED
Depositing User: Ika Rudianto
Date Deposited: 08 Jun 2016 00:53
Last Modified: 09 Jun 2017 19:10
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/31859
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item