EFEK DIALLIL DISULFID, S-ALLILSISTEIN DANS-ALLILMERKAPTOSISTEIN TERHADAP OKSIDAN Cu ++SERTA EFLUKS KOLESTEROL DARI MAKROFAG

BUDI SUSETYO PIKIR, 099612336D (2004) EFEK DIALLIL DISULFID, S-ALLILSISTEIN DANS-ALLILMERKAPTOSISTEIN TERHADAP OKSIDAN Cu ++SERTA EFLUKS KOLESTEROL DARI MAKROFAG. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2007-pikirbudis-5369-disk04-6.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Ekstrak bawang putih dan basil metabolit nya seperti DDS (diallil disulfid), SAS (S-allilsistein) dan SAMS (S-alilmerkaptosistein) mencegah oksidasi LDL, namun kebanyakan parameter menggunakan TBARS (Thiobarbituric acid reactive substances). Pemberian ekstrak bawang putih pada kelinci percobaan dengan aterosklerosis, akan meningkatkan kolesterol darah dalam 2 bulan pertama diikuti penurunan pads 2 bulan berikutnya serta aterosklerosis yang kurang pads pemeriksaan patologi. Penelitian in vitro pads biakan primer otot polos aorta dari reseksi ateroma, ekstrak bawang putih menurunkan kandungan kolesterol bebas, kolesteril ester dan trigliserida intraseluler. Pada penelitian ini akan dibuktikan bahwa DDS dan SAS dapat mencegah oksidasi LDL dengan mencegah pembentukan HETE (asam hidoksieikosatetraenoat), HODE (asam hidroksioktadekaenoat), 7-ketokolesterol dan kolesteril-HODE. Pada tahap selanjutnya dibuktikan pula efek DDS, SAS dan SAMS terhadap efluks kolesterol dari makrofag J-774 yang termuati lemak (LDL terasetilasi).Dilakukan penelitian in vitro dengan post-test only design dengan analisis statistik oneway anova test, dilanjutkan LSD bila bermakna ( p < 0,05). Pada hipotesis pertama terbukti Diallil disulfid mencegah oksidasi asam arakidonat menjadi HETE dan mencegah oksidasi asam linoleat menjadi HODE. Bahkan takaran Diallil disulfide 10 mM mencegah total oksidasi asam arakidonat dan asam linoleat. Tetapi S-allilsistein takaran 0,1 dan 1 mM nampaknya tidak berpengaruh terhadap derajat oksidasi asam arakidonat dan asam linoleat. Pada takaran 10 mM bahkan meningkatkan derajat oksidasi kedua asam lemak tak jenuh ganda tersebut. Dari analisis NP-HPLC produk oksidasi terutama HODE yaitu (cis,cis) 9-HODE, (cis,trans) 9-HODE, (cis,cis) 13-HODE dan (cis,trans) 13-HODE, sedangkan HETE yang merupakan hasil oksidasi asam arakidonat tidak ditemukan. Rupanya dengan takaran Cu++ 5 µM ikatan ganda asam arakidonat teroksidasi dan mengalami pembelahan semua menjadi bentuk aldehid. Hasil analisis selanjutnya dengan C-HPLC ternyata dihasilkan bentuk isomer R dan S dari HODE yang sama banyaknya yang keduanya dihambat pembentukannya dengan DDS segala konsentrasi. Hipotesis kedua terbukti Diallil disulfid mencegah oksidasi kolesterol bebas menjadi 7-ketokolesterol dan mencegah oksidasi kolesteril linoleat menjadi kolesteril-HODE. Meskipun SAS 10 mM meningkatkan kolesteril-HODE secara bermakna tetapi jumlah kecil saja dan bila dihitung rasio kolesteril-HODE / kolesteril linoleat terdapat penurunan yang bermakna. Dilihat clan basil produksi 7-ketokolesteroi, SAS nampaknya lebih efektif sebagai antioksidan dibandingkan DDS. Demikian pula SAS mencegah oksidasi asam arakidonat lebih baik dibandingkan DDS. Pada hipotesis ketiga, DDS tidak berpengaruh terhadap efluks kolesterol (kadar kolesterol total, kolesteril ester dan kolesterol bebas intraseluler tidak berubah secara bermakna). Tetapi SAS konsentrasi 100 NM meningkatkan efluks kolesterol yang terbukti dengan turunnya kolesterol total intraseluler sebesar 43 %. Kolesteril ester intraseluler turun sebesar 62 % (kolesteril arakidonat turun 85 %, kolesteril linoleat turun 68 % dan kolesteril oleat turun 34 %). Tidak turunnya kolesterol bebas secara bermakna, karena kolesteril ester harus dihidrolisis dulu menjadi kolesterol bebas sebelum dapat dikeluarkan oleh sel. SAMS konsentrasi 50 µM, 100 dan 500 µM ternyata tidak berpengaruh terhadap efluks kolesterol (kadar kolesterol total, kolesteril ester dan kolesterol bebas intraseluler tidak berubah secara bermakna). Nampaknya SAS merupakan bahan aktif bawang putih yang meningkatkan efluks kolesterol dari makrofag. SAS mungkin meningkatkan aktifitas enzim NCEH (Normal Cholesteryl Ester Hydrolase) serta transporter ABCA1. Yang perlu diperhatikan bahwa SAS 100 gM nampaknya merupakan takaran paling efektif untuk menimbulkan efluks kolesterol dari makrofag termuati lemak (43 %). Diatas takaran tersebut SAS tidak / kurang efektif. Kemungkinan efek toksik pada takaran tersebut belum terbukti pada penelitian ini, karena uji viabilitas sel rata-rata cukup baik yaitu > 90 %. Adanya efek toksik yang lebih ringan memerlukan penelitian lebih lanjut.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis K 05/06 Pik e ABSTRAK TIDAK ADA
Uncontrolled Keywords: Diallil disulfid; S-Allilsistein; S-Allilmerkaptosistem; Oksidan Cu ++; effluks kolesterol.
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
BUDI SUSETYO PIKIR, 099612336DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorPurnomo Suryohudoyo, Prof., dr., SpBKUNSPECIFIED
Thesis advisorR. Pramonohadi Prabowo, Prof., dr., SpPD., SpJP (K)UNSPECIFIED
Depositing User: Nn Husnul Khotimah
Date Deposited: 06 Oct 2016 00:38
Last Modified: 11 Jun 2017 19:21
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/31874
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item