KADAR PROSTAGLANDIN F2 DARI CAIRAN VESIKULA SEMINALIS, PRODUK SEL MONOLAYER VESIKULA SEMINALIS DAN ENDOMETRIUM SAPI BALI SERTA BIOAKTIVITASNYA

TJOK GDE OKA PEMAYUN, 090114563D (2006) KADAR PROSTAGLANDIN F2 DARI CAIRAN VESIKULA SEMINALIS, PRODUK SEL MONOLAYER VESIKULA SEMINALIS DAN ENDOMETRIUM SAPI BALI SERTA BIOAKTIVITASNYA. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2008-tjokgdeoka-7496-disk08-k.pdf

Download (573kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2008-tjokgdeoka-7398-disk08-8.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Prostaglandin F2 (PGF2 ) merupakan agen luteolitik yang menyebabkan regresi korpus luteum dan kontraksi otot polos. Secara alami PGF2 berfungsi mengontrol siklus estrus, transport ovum, transport spermatozoa dan partus pada mamalia serta secara luas telah digunakan untuk sinkronisasi estrus baik pada ternak kecil maupun temak besar, untuk penanganan beberapa kasus reproduksi khususnya kasus anestrus postpartum yang disebabkan oleh karena tidak beregresinya korpus luteum atau korpus luteum persisten (CLP). Endometrium dan vesikula seminalis pada umumnya merupakan sumber produksi prostaglandin dan keduanya dapat dikembangkan melalui sel monolayer. Produksi PGF2 pada endometrium sangat tergantung dan spesies hewan, hal ini berkaitan dengan panjang pendeknya siklus estrus dan pada umumnya PGF2 disekresikan pada pertengahan siklus estrus atau kadar tertinggi PGF2 dari endometrium sapi dilaporkan antara hari ke -16 sampai han ke -17 siklus estrus. Sedangkan dugaan bahwa vesikula seminalis juga memproduksi PGF2 , karena pada semen ditemukan sejumlah prostaglandin termasuk PGF2 yang diperkirakan berasal dan vesikula seminalis. Selain itu, pada penelitian pendahuluan yang dilakukan pada kuda betina fase luteal, pembenan ekstrak cairan vesikula seminalis sapi Bali dapat meregresi korpus luteum yang dicerminkan dan penurunan hingga 74 % kadar hormon progesteron serum dalam kurun waktu 24 jam. Hal ini menandakan bahwa vesikula seminalis menghasilkan PGF2 . Berdasarkan uraian tersebut, maka telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengukur kadar PGF2 pada cairan vesikula seminalis, produk sel monolayer vesikula seminalis dan sel monolayer endometrium untuk memproduksi PGF2 dengan memanfaatkan Iimbah rumah potong hewan berupa vesikula seminalis dan endometrium sapi Bali Penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahap I adalah menentukan kadar PGF2 dari cairan vesikula seminalis, produk sel monolayer vesikula seminalis dan endometrium. Cairan vesikula seminalis diambil secara aspirasi, sedangkan sel epithel vesikula seminalis dan sel epithel endometrium dibiakkan pada tissue culture medium (TCM 199) + fetal calf serum (FCS) 10% dan Estrus Mare Serum (EMS)10%. Konsentrasi set kultur adalah 1,9 x 10 6 dan setiap kultur ditambahkan hipotaurin dengan konsentrasi 0, 4 dan 8 mM sebagai antioksidan, kemudian diinkubasikan pada temperatur 38,5 ° C dengan 5% CO2 dan masa inkubasi 6 hari dan 12 hari. Konsentrasi PGF2 baik dalam cairan vesikula seminalis maupun dalam produk set monolayer, diukur dengan teknik radioimmunoassay (RIA). Tahap selanjutnya menguji bioaktivitas PGF2 produk penelitian secara in vitro dilakukan pada set monolayer luteal yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kalompok I ditambahkan 10% ekstrak produk penelitian/flask dan kelompok II ditambahkan 1,25 mg PGF2 produk paten/ml media/flask masing-masing pada hari ke -9 masa inkubasi. Pengukuran kadar hormon progesteron dilakukan sebelum perlakuan dan 2 hari setelah perlakuan. Sedangkan uji in vivo dilakukan pada kuda fase luteal yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan I diberikan 20 cc ekstrak produk penelitian/ekor secara intra uterin dan kelompok perlakuan II diberikan 4 mg PGF2 produk paten/ekor secara intra uterin. Pengukuran kadar hormon progesteron dilakukan sebelum perlakuan (0 jam) dan 24, 48 dan 72 jam setelah perlakuan. Kadar hormon progesteron diukur dengan menggunakan teknik RIA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan kadar PGF2 tertinggi diperoleh pada produk set monolayer vesikula seminalis dan secara statistik menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05) dengan kadar PGF2 pada produk sel monolayer endometrium. Penambahan hipotaurin pada media kultur sel vesikula seminalis dengan konsentrasi 4 mM dan 8 mM, menyebabkan penurunan kadar PGF2 Sebaliknya penambahan hipotaurin pada media kultur set epithet endometrium dengan konsentrasi 4 mM dan 8 mM, dapat meningkatkan kadar PGF2 dan secara statistik menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05) dengan konsentrasi 0 (tanpa penambahan hipotaurin). Masa inkubasi juga berpengaruh nyata (P < 0,05) antara masa inkubasi 6 hari dengan masa inkubasi 12 hari, sedangkan kadar PGF2 tertinggi diperoleh pada masa inkubasi 6 hari. Rataan kadar PGF2 pada cairan vesikula seminalis dengan produk set monolayer vesikula seminalis menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05), demikian juga rataan kadar PGF2 setelah cairan vesikula seminalis dan produk set monolayer vesikula seminatis diekstraksi menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05) dan kadar PGF2 tertinggi diperoleh pada cairan vesikula seminalis yang diekstraksi. Uji bioaktivitas baik secara in vitro maupun in vivo, penurunan kadar hormon progesteron tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P > 0,05) antara pertakuan PGF2 produk penelitian dengan produk paten (Dinoprost). Demikian pula terhadap munculnya estrus, tidak terdapat perbedaan yang nyata (P > 0,05) antara PGF2 produk penelitian dengan produk paten. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PGF2 dapat diproduksi melalui biakan sel monolayer vesikula seminalis dan endometrium sapi Bali. PGF2 yang diekstrak dari cairan vesikula seminalis memilikki daya efektivitas yang sama dengan PGF2 produk paten (Dinoprost) terhadap penurunan kadar hormon progesteron baik pada sel monolayer luteal maupun pada kuda fase luteal, demikian pula terhadap munculnya estrus.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis K 08/08 Pem k
Uncontrolled Keywords: PGF2 , Hypotaurine, Seminal Vesicle, Endometrium
Subjects: R Medicine > RB Pathology > RB37-56.5 Clinical pathology. Laboratory technique
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
TJOK GDE OKA PEMAYUN, 090114563DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorLaba Mahaputra, Prof., Dr., drh., M.ScUNSPECIFIED
Thesis advisorIsmudiono, Prof., Dr., drh., M.SUNSPECIFIED
Thesis advisorSoetjipto, Prof., dr., M.S., Ph.DUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Husnul Khotimah
Date Deposited: 04 Oct 2016 04:17
Last Modified: 11 Jun 2017 21:11
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/31896
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item