PENGARUH KENAIKAN KADAR KORTISOL DAN ADRENALIN DARAH TERHADAP PENURUNAN SEL T CD 8+ PADA CIDERA OTAK BERAT

WIDJONO, 090214896 D (2006) PENGARUH KENAIKAN KADAR KORTISOL DAN ADRENALIN DARAH TERHADAP PENURUNAN SEL T CD 8+ PADA CIDERA OTAK BERAT. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
FULL%20TEXT.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Cedera otak masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting di Indonesia, khususnya bedah saraf. Menurut laporan WHO tahun 2004, pada tahun 1990 kecelakaan lalu lintas menempati urutan ke sembilan sebagai penyebab kematian dan cacat seumur hidup, dan bila kondisi ini tidak diperbaiki diperkirakan akan menempati urutan ketiga pada tahun 2020, terutama di negara berkembang. Pada cedera otak kondisi penderita akan diperburuk oleh terjadinya infeksi sekunder selama perawatan, yang biasanya timbul pada minggu kedua. Infeksi akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas penderita. Sebagai penyulit, infeksi sekunder pada cedera otak, sering sulit diatasi dan pemberian antibiotika saja nampaknya belum cukup memadai untuk mengatasi infeksi. Salah satu penyebab sulitnya mengatasi infeksi adalah terjadinya penurunan respon imun. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penurunan respon imun, dengan tujuan khususnya adalah membuktikan bahwa pada cedera otak berat terjadi kenaikan kadar kortisol dan adrenalin darah yang mengakibatkan penurunan jumlah sel T CD 8+, suatu sel imun yang berperan penting dalam melawan infeksi. Penelitian dilakukan secara observasional analitik dengan rancangan penelitian longitudinal prospektif. Kelompok COB adalah penderita cedera otak berat yang tidak dilakukan operasi/kraniotomi dan transfusi darah. Sedang kelompok kontrol adalah relawan yang sehat jasmani dan rohani. Dilakukan kesamaan ciri umur dan jenis kelamin pada kedua kelompok. Variabel penelitian meliputi variabel bebas, variabel antara, variabel tergantung, variabel kendali. Variabel bebasnya adalah kortisol dan adrenalin darah tepi,variable tergantung adalah jumlah sel T CD 8+, variabel antara, variabel antara adalah interleukin-2. Variabel kendali meliputi umur, jenis kelamin, GDS, kadar hemoglobin, diabetes mellitus, cedera otak terbuka, cedera ganda dan penyakit-penyakit premorbid yang mungkin mempengaruhi system imun dan proses biokimiawi darah, hipertensi, kelainan endokrin, kelainan jantung, kelainan faal darah dan penyakit paru kronis. Penelitian dilakukan di Bagian Bedah Saraf FK UNAIR/RS Dr. Soetomo, selama 6 bulan dari bulan Juni 2005 sampai dengan November 2005. Didapatkan sepuluh penderita yang memenuhi kriteria penelitian, dengan nilai GCS 8 – 4, Dipasangkan dengan sepuluh relawan orang sehat sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel darah tepi dilakukan pada hari pertama, ketiga (disebut pemeriksaan pertama) danhari kelima perawatan (disebut pemeriksaan kedua) penderita cedera otak berat, serta hari pertama (disebut pemeriksaan pertama ) dan ketiga (disebut pemeriksaan kedua) pada relawan sehat. Tahapan analisis data untuk menjawab permasalah yang berdasar pada tujuan penelitian. Meliputi analisis statistik: deskriptif. Uji normalitas, uji homogenitas, uji t, analisis korelaso dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada kenaikan kadar kortisol ( p: 0,001 pada pemeriksaan hari ketiga dan p : 0,001 pada pemeriksaan hari kelima) juga adrenalin ( p : 0,049 pada pemeriksaan hari ketiga dan p : 0,008 pada pemeriksaan hari kelima ) antara kelompok COB dan kelompok kontrol. Kadar IL-2 darah pada hari kelima kelompok COB lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol, walaupun tidak berbeda secara bermakna. Rerata kelompok COB 4,82 ± 2,00 dan rerata kelompok kontrol 5,41 ± 1,99 serta p : 0,517. Terjadi penurunan jumlah sel T CD- 8+ darah tepi pada kelompok COB yang berbeda secara bermakna dibanding kelompok kontrol ( p : 0,0001 ). Pada pemeriksaan hari kelima terdapat korelasi antara kadar kortisol darah tepi dengan IL-2 (p : 0,036 ) dan sel T CD 8+ ( p : 0,022 ) sedang adrenalin tidak (masing¬masing p : 0,355 dan p : 0,346 ). Rerdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1.a.Terdapat kenaikan kadar kortisol dan adrenalin darah tepi pada penderita cedera otak berat dibanding orang sehat b.Penurunan kadar IL-2 terjadi pada hari kelima perawatan, walaupun tidak berbeda secara signifikan dibanding orang sehat. Ini disebabkan oleh adanya sitokin IL-lyang diproduksi akibat terjadinya lesi serebral fokal. c.Terdapat penurunan jumlah sel T CD8+ darah tepi pada penderita cedera otak berat dibanding orang sehat 2. Ada pengaruh kenaikan kadar kortisol darah tepi terhadap penurunan kadar IL-2 pada hari kelima perawatan. Tidak ada pengaruh kenaikan kadar adrenalin darah tepi terhadap penurunan kadar IL-2 .Secara statistik tak ada korelasi antara penurunan kadar IL-2 dengan penurunan jumlah sel T CD 8+. Saran : Permeriksaan sel T CD 8+ darah tepi sebagai indikator adanya penekanan respon imun seluler pada penderita cedera otak berat Perlu dikembangkan penelitian terhadap faktor-faktor lain yang mungkin ikut berperan dalam penekanan respon imun. Perlu diteliti cara pencegahan penekanan respon imun pada penderita cedera otak berat. Perlu penelitian lanjutan yang lebih luas agar hasil penelitian dapat di general isasikan.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis K. 03/07 Wid p
Uncontrolled Keywords: Severe head injury – immune response – T cell CD 8+ count
Subjects: R Medicine > R Medicine (General) > R735-854 Medical education. Medical schools. Research
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
WIDJONO, 090214896 DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorH. Aboe Amar Joesoef, Prof. Dr., dr.,Sp.S(K)UNSPECIFIED
Depositing User: mat sjafi'i
Date Deposited: 29 Aug 2016 05:24
Last Modified: 15 Jun 2017 22:46
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32091
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item