MEKANISME PENINGKATAN APOPTOSIS TROFOBLAS MENCIT BUNTING TERINFEKSI TOXOPLASMA GONDII MELALUI PENINGKATAN SEL DESIDUA PENGHASIL IFN-γ DAN TNF-α SERTA TROFOBLAS PENGHASIL FAS DAN TNFR-1

LUCIA TRI SUWANTI, 090114947 D (2005) MEKANISME PENINGKATAN APOPTOSIS TROFOBLAS MENCIT BUNTING TERINFEKSI TOXOPLASMA GONDII MELALUI PENINGKATAN SEL DESIDUA PENGHASIL IFN-γ DAN TNF-α SERTA TROFOBLAS PENGHASIL FAS DAN TNFR-1. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2007-suwantiluc-5382-disk03-k.pdf

Download (592kB) | Preview
[img]
Preview
Text (fulltext)
gdlhub-gdl-s3-2007-suwantiluc-5382-disk03-6.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Mekanisme apoptosis trofoblas mencit bunting yang terinfeksi Toxoplasma gondii belum diketahui dengan jelas. Diperkirakan mekanisme melalui peningkatan sel penghasil IFN- dan TNF- di desidua serta Fas dan TNFR-l di trofoblas. Empat puluh delapan mencit Swiss bunting dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Kelompok I mencit umur kebuntingan minggu pertama tidak diinfeksi dan kelompok II umur kebuntingan minggu pertama diinfeksi., Kelompok ini mencit umur kebuntingan minggu kedua tidak diinfeksi dan kelompok IV umur kebuntingan minggu kedua diinfeksi. Kelompok V mencit umur kebuntingan minggu ketiga tidak diinfeksi dan kelompok VI umur kebuntingan minggu ketiga diinfeksi. Infeksi dilakukan secara intraperitoneal dengan dosis lxl0³ takizoit tiap mencit Empat hari setelah infeksi mencit dikorbankan, diambil plasenta untuk dilakukan pengamatan terhadap indeks apoptosis trofoblas, ekspresi IFN- dan TNF- di desidua serta ekspresi Fas dan TNFR-1 di trofoblas. Penentuan indeks apoptosis trofoblas dengan TUNELL ASSAY menggunakan Apoptotic kit Apop tag , sedangkan ekspresi IFN- , TNF- , Fas dan TNFR-l dengan pewarnaan imunohistokimia. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali dan dari setiap slide ditentukan 6 lapang pandang secara acak sebagai daerah pengamatan. Data dianalisis dengan MANOVA dan Analisis Diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan respons inflamasi plasenta antara mencit yang diinfeksi dan yang tidak diinfeksi (Wilks Lamda 0,060 dan p<0,05). Respons inflamasi plasenta ditentukan berdasarkan pengamatan indeks apoptosis trofoblas, persentase jumlah limfosit desidua penghasil IFN- , persentase makrofag desidua penghasil TNF- , persentase jumlah sel trofoblas yang mengekspresikan Fas dan TNFR-l. Setiap variabel pengamatan berperan terhadap perbedaan respons inflamasi plasenta. Terjadi peningkatan indeks apoptosis, ekspresi IFN- , TNF- , Fas dan TNFR-l yang tajam pada kelompok mencit yang diinfeksi Dengan Uji LSD terdapat perbedaan pada setiap kelompok perlakuan. Indeks apoptosis trofoblas pada mencit yang diinfeksi T.gondii apabila dibandingkan dengan kelompok yang tidak diinfeksi menunjukkan perbedaan yang nyata. Pada mencit kelompok umur kebuntingan minggu pertama Indeks apoptosis trofoblas meningkat dari 9,33% menjadi 40,19% (4,3 kali), pada minggu kedua dari 10,19% menjadi 49,11% (4,8 kali) dan pada menggi ketiga dari 32,46% menjadi 50,08% (1,5 kali). Dengan uji LSD terdapat perbedaan pada tiap kelompok perlakuan. Baik pada kelompok mencit yang diinfeksi maupun yang tidak diinfeksi terlihat peningkatan indeks apoptosis sejalan dengan umur kebuntingan dan perbedaan tersebut sangat nyata (P<0,01) kecuali pada kelompok mencit tidak diinfeksi umur kebuntingan minggu pertama dan kedua secara statistik tidak berbeda nyata (p > 0,05) Jumlah limfosit desidua yang mengbasilkan IFN- pada kelompok mencit yang terinfeksi terlihat terjadi peningkatan dibanding dengan kelompok tidak diinfeksi. Pada umur kebuntingan minggu pertama meningkat dari 32,05% menjadi 48,18% (1,5 kali), pada minggu kedua dari 27,67% menjadi 39,32% (1,4 kali) dan pada minggu ketiga dari 16,74% menjadi 48,31% (2,9 kali). Dengan Uji LSD, jumlah limfosit desidua yang menghasilkan IFN- pada kelompok mencit tidak diinfeksi menurun sejalan dengan umur kebuntingan, sedangkan pada kelompok terinfeksi umur kebuntingan pertama tinggi kemudian menurun pada minggu kedua dan meningkat pada minggu ketiga. dan jumlah limfosit desidua yang menghasilkan IFN- pada minggu pertama tidak berbeda nyata dengan minggu ketiga Persentase jumlah makrofag yang menghasilkan TNF- : pada mencit yang diinfeksi T. gondii pada umur kebuntingan minggu pertama meningkat dari 23.99% menjadi 35.59% (1,5 kali), pada minggu kedua dari 14,12% menjadi 30,47% (2.2 kali) dan pada minggu ketiga dari 10,64% menjadi 30,18% (2,8 kali). Pada mencit yang tidak diinfeksi dan diinfeksi ekspresi TNF- : tertinggi pada kebuntingan minggu pertama dan mulai menurun pada umur kebuntingan minggu kedua dan ketiga. Persentase jumlah makrofag yang menghasilkan TNF- : pada minggu pertama berbeda nyata dengan persentase TNF- : pada umur kebuntingan minggu kedua dan ketiga, tetapi ekspresi TNF- : pada kelompok umur kebuntingan minggu kedua dan ketiga tidak berbeda Persentase jumlah trofoblas yang mengekspresikan Fas meningkat tajam pada kelompok mencit yang diinfeksi T. gondii apabila dibandingkan dengan kelompok tidak terinfeks_ kelompok umur kebuntingan minggu pertama meningkat dari 3,65% menjadi 27,11% (7,4 kali), pada minggu kedua dari 5,37% menjadi 38,50% (7,2 kali) dan pada minggu ketiga dari 11,64% menjadi 41,44% (3,6 kali). Ekpresi Fas pada kelompok mencit yang tidak diinfeksi pada kelompok umur kebuntingan minggu pertama dan kedua tidak berbeda nyata tetapi kedua kelompok tersebut berbeda nyata dengan kelompok umur kebuntingan minggu ketiga. Pada kelompok mencit terinfeksi, ekspresi Fas pada kelompok umur kebuntingan minggu pertama berbeda nyata dengan kelompok umur kebuntingan minggu kedua dan ketiga, tetapi kelompok umur kebuntingan minggu kedua dan ketiga tidak berbeda nyata. Persentase jumlah trofoblas yang mengekspresikan TNFR-l pada mencit yang diinfeksi apabila dibandingkan dengan kelompok mencit yang tidak diinfeksi terlihat ada peningkatan. Peningkatan tersebut adalah: pada kelompok umur kebuntingan minggu pertama meningkat dari 10,40% menjadi 35,01% (3,4 kali), pada minggu kedua dari 13,94% menjadi 35,28% (2,5 kali) dan pada menggi ketiga dari 13,97% menjadi 33,52% (2,4 kali). Umur kebuntingan terlihat tidak berpengaruh pada ekspresi TNFR-l. Ekspresi TNFR-l pada umur kebuntingan minggu pertama, kedua dan ketiga tidak berbeda nyata Pola respons inflamasi plasenta pada kelompok umur kebuntingan minggu pertama didominasi oleh variabel indeks apoptosis trofoblas dan ekspresi IFN- . Pola respons inflamasi plasenta pada kelompok umur kebuntingan minggu kedua didominasi oleh variabel indeks apoptosis trofoblas Pola respons inflamasi plasenta pada kelompok umur kebuntingan minggu ketiga didominasi oleh variabel ekspresi IFN- dan Fas Mekanisme peningkatan apoptosis trofoblas mencit bunting akibat infeksi Toxoplasma gondii melalui peningkatan persentase jumlah limfosit desidua penghasil IFN- dan peningkatan jumlah persentase trofoblas yang mengekspresikan Fas.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis K03/06 Suw m
Uncontrolled Keywords: Toxoplasmagondii, Trophoblast apoptosis, IFN- , TNF- , Fas, TNFR-l
Subjects: H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV4905-4959 Animal experimentation. Anti-vivisection
S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > SF780.2-780.7 Veterinary microbiology, bacteriology, virology, mycology
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
LUCIA TRI SUWANTI, 090114947 DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorH. Rochiman SasmitaUNSPECIFIED
Thesis advisorSuhartono Taat PutraUNSPECIFIED
Depositing User: mat sjafi'i
Date Deposited: 26 Sep 2016 04:01
Last Modified: 16 Jun 2017 18:15
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32116
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item