NEGARA DAN KEKERASAN PADA TRAGEDI GERAKAN TIGAPULUH SEPTEMBER (G-30S): STUDI MEMORIA PASSIONIS PEREMPUAN EKS TAPOL 1965

MOKH. HARIYADI EKO ROMADON, 090515729 D (2012) NEGARA DAN KEKERASAN PADA TRAGEDI GERAKAN TIGAPULUH SEPTEMBER (G-30S): STUDI MEMORIA PASSIONIS PEREMPUAN EKS TAPOL 1965. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2013-romadonmok-26889-7.abst-t.pdf

Download (63kB) | Preview
[img] Text (FULL TEXT)
32728.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian ini didasari atas terjadinya praktik tindak kekerasan yang berlangsung terus-menerus. Kekerasan merupakan mata rantai yang sulit untuk dihapuskan, apalagi bila dikaitkan dengan negara. Negara merupakan pihak yang paling sering disebut melakukan tindakan kekerasan, baik dilakukan oleh aparatusnya maupun non aparatus yang diketahui oleh negara dan terkesan ada pembiaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban atas pemahaman pengetahuan secara mendalam tentang: (1) bentuk-bentuk kekerasan negara terhadap perempuan Eks Tapol 1965 pasca tragedi G-30S; (2) eksistensi dan mekanisme survival, serta usaha-usaha yang dibangun oleh perempuan Eks Tapol 1965; (3) realitas sosial atas memoria passionis yang dibangun oleh perempuan Eks Tapol 1965. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan metodologi hermeneutika terhadap lima orang nara sumber yang pernah menjadi daftar pencarian orang, ditangkap, diinterograsi, disiksa, dan dipenjara tanpa proses pengadilan. Hasil penelitian ini, Pertama, bahwa kekerasan yang dilakukan oleh negara berupa kekerasan: (1) fisik; (2) psikis; (3) pelecehan seksual; dan (4) simbolik. Kedua, eksistensi dan mekanisme survival, yang dilakukan oleh perempuan Eks Tapol 1965 adalah melakukan aksi: (1) diam atau membungkam diri tidak memberikan informasi; (2) melakukan perlawanan untuk hal-hal yang bersifat prinsip atau mendasar; (3) menurut apa yang dikendaki oleh petugas untuk hal-hal yang bersifat demi kebaikan bersama di antara sesama tapol; (4) kompromi dan melakukan negosiasi untuk hal yang terkait dengan petugas. Ketiga, realitas atas memoria passionis yang dialami oleh korban, merupakan penderitaan lahir batin yang tidak pernah mereka bayangkan. Memori itu akan terus melekat, karena bersifat lingering. Dimulai dari memoria passionale, maka memoria passionis itu akan membangkitkan memoria resurrectionis, untuk membentuk identitas, dan menjadi memori bangsa. Apabila seseorang kehilangan memoria passionisnya, sama artinya seseorang kehilangan identitasnya

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKB KK-2 DIS.S.08/13 Rom n
Uncontrolled Keywords: negara,kekerasan, tragedi, memoria passionis, perempuan Eks Tapol 1965, fenomenologi, hermeneutika
Subjects: D History General and Old World > D History (General)
H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV697-3024 Special classes > HV1442-1448 Women
J Political Science
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Sosial
Creators:
CreatorsNIM
MOKH. HARIYADI EKO ROMADON, 090515729 DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorFX. Eko Armada Riyanto, Prof., Dr., CMUNSPECIFIED
Thesis advisorkacung Marijan, Prof., Drs., H., MA., Ph.DUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Dhani Karolyn Putri
Date Deposited: 20 Oct 2016 01:20
Last Modified: 19 Jun 2017 20:56
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32728
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item