Penerapan Social Skill Training Pada Anak yang Mengalami Gangguan Perilaku Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Fety Khosianah, 090515514 M (2008) Penerapan Social Skill Training Pada Anak yang Mengalami Gangguan Perilaku Oppositional Defiant Disorder (ODD). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2008-khosianahf-9372-abstract-8.pdf

Download (336kB)
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s2-2009-khosianahf-9101-tpsi02-8.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Oppositional Defiant Disorder (ODD) merupakan bentuk gangguan perilaku pada masa kanak-kanak yang dimanifestasikan dalam bentuk tidak mau mengalah, dengan sengaja tidak mematuhi permintaan, perintah, dan larangan dari orang dewasa, dan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukan. Penyebab dari hal ini adalah karena anak memiliki kesulitan dalam menginterpretasi suatu situasi sosial tertentu sehingga mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri secara sosial. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya suatu penanganan yang dapat membantu anak mengurangi gangguannya. Suatu bentuk terapi perilaku merupakan bentuk pendekatan primer untuk membantu anak mengurangi gangguannya. Salah satu bentuk terapi perilaku pada anak yang mengalami gangguan perilaku oppositional defiant disorder adalah social skill training atau pelatihan ketrampilan sosial. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui penerapan sosial skill training atau latihan ketrampilan sosial dalam membantu anak dengan gangguan perilaku oppositional defiant disorder.. Adapun penerapan social skill trianing pada anak dengan gangguan oppositional defiant disorder (ODD) dengan menggunakan mengajarkan perilaku prososial, meningkatkan kemandirian dan menumbuhkan inisiatif anak, dan meningkatkan interaksi anak dengan teman sebayanya. Mengajarkan perilaku prososial dilakukan dalam 6 kali pertemuan dengan waktu 1 jam setiap kali pertemuan. Meningkatkan kemandirian dan menumbuhkan inisiatif anak dilakukan selama 2 minggu, setiap minggu 3 kali pertemuan dalam waktu 1 jam setiap kali pertemuan. Sedangkan meningkatkan interaksi anak dengan teman sebaya dilakukan dalam waktu 4 minggu setiap minggu 3 kali dalam waktu 1 jam setiap kali pertemuan. Setiap respon yang sesuai dengan harapan diberikan positive reinforcement berupa pujian, tetapi punishment tidak diberikan pada respon yang tidak sesuai harapan. Positive reinforcement diberikan untuk setiap perilaku prososial yang dilakukan oleh anak seperti meminta sesuatu dengan sopan, tidak marah-marah jika tidak mendapat yang tidak diinginkan, dan perilaku yang menunjukkan anak bersikap proaktif. Bentuk positive reinforcement berupa pujian. Gejala yang nampak pada subyek penelitian sebelum diberikan terapi adalah subyek mengabaikan perm intaan orang dewasa, marah-marah jika tidak mendapat apa yang diinginkan, dan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukan . Setelah diberikan terapi perilaku, perubahan perilaku yang nampak adalah anak bersikap lebih proaktif, mampu melayani diri sendiri dan mampu berinteraksi dengan rekan-rekan sebayanya.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK-2 T Psi 02/08 Kho p
Uncontrolled Keywords: SOCIAL SKILL TRAINING; ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN PERILAKU
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology > BF180-205 Experimental Psychology
Divisions: 11. Fakultas Psikologi > Psikologi Klinis
Creators:
CreatorsNIM
Fety Khosianah, 090515514 MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorIlham Nur Alfian, S.Psi, M.PsiUNSPECIFIED
Thesis advisorE.M. Agus Subekti,, Drs., M.Kes., M.PsiUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Husnul Khotimah
Date Deposited: 2016
Last Modified: 07 Feb 2019 04:29
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/34656
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item