PENGARUH OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP AKTIVITAS RADIKAL BEBAS PADA PENGOBATAN LUKA BAKAR : Penelitian eksperimental laboratorik.

Pudjo Dwi Laksono, 099913282M (2002) PENGARUH OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP AKTIVITAS RADIKAL BEBAS PADA PENGOBATAN LUKA BAKAR : Penelitian eksperimental laboratorik. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
jiptunair-gdl-s2-2003-laksono2cpudjo-686-hiperbarik-tkd_08-03.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
7.pdf

Download (189kB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh oksigen hiperbarik ( OHB ) terhadap aktifitas radikal bebas oksigen dalam darah pada pengobatan luka bakar yang dilakukan pada binatang coba, yang dilaksanakan dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi, di Lembaga Kesehatan Kelautan TNI AL Surabaya. Methode penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan postles of only control group design. dimana 36 ekor tikus Wistar jantan dewasa dibagi dalam 2 kelompok, yaitu tanpa luka bakar (TLB) dan dengan luka bakar (OLB). Kelompok DLB adalah tikus dengan luka bakar dalam 40 % ( Deep partial thickness burn injury -40 % TBSA. Total Burn Surface Area ). Masing-masing kelompok mendapat 3 macam perlakuan paparan OHB, yaitu tekanan 1 ATA ( kontrol ), 2,4 ATA dan 3,0 ATA dengan rase pemberian oksigen 100% selama 3 x 30 menit interval 5 menit istirahat bernafas dengan udara biasa, kemudian dilakukan pengukuran kadar radikal bebas oksigen ( SOR = Spesies Oksigen Reaktif) dalam darah pada saat setelah paparan dan 3 jam setelah paparan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar SOR kelompok OLB perlakuan 1 ATA ( kontrol ) pada pengukuran 3 jam setelah luka ( 220,17 :!:. 17, 79 RLU/_ ) lebih tinggi dibanding pengukuran setelah luka ( 196,83 :!: 8,59 RLU/s ) ( p&lt;0,O5 ) dan ini tidak terlihat pada kelompok TLB. Pengukuran kadar SOR setelah paparan pada perlakuan OHB 2,4 ATA dan 3,0 ATA, baik kelompok TLB maupun OLB menunjukkan nilai yang sama-sama lebih tinggi dibanding kadar SOR perlakuan kontrol ( 1,0 ATA ) .Pada pengukuran 3 jam setelah paparan, kelompok TLB menunjukkan kadar SOR yang lebih tinggi dibanding kontrol, baik paparan 2,4 ATA ( 242,33 :!: 28,31 RLU/s ) maupun paparan 3,0 ATA ( 335,67 :!: 11,43 RLU/s ) ( p&lt;0,05 ), sedang pada kelompok DLB kadar SOR pada paparan 2,4 ATA (219,00:!: 17,74 RLU/s) menunjukkan nilai yang &#039;berbeda signifikan dibanding dengan nilai SOR kontrol ( 220,17 :!: 17,79 RLU/s) 0,05), tetapi pada paparan 3,0 ATA ( 1367,83 :!: 185,66 RLU/s) menunjukkan nilai yang lebih tinggi dengan perbedaan yang signifikan. Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kerusakan jaringan yang agresif pada tahap awal luka bakar yang ditandai terjadinya peningkatan kadar SOR dalam darah pada pengukuran 3 jam setelah luka dibanding pengukuran awal, dan pemberian OHB 2,4 ATA dengan menghirup oksigen 100% selama 3 x 30 menit interval 5 menit dapat menghambat progresifitas kerusakan jaringan. </description

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKA KK Tkd 08/03 Lak p
Uncontrolled Keywords: Oksigen hiperharik( OHB ). kadar SOR darah
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana
Creators:
CreatorsNIM
Pudjo Dwi Laksono, 099913282MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorH.M. Guritno, Dr.,dr.,SMHS,DEAUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Shela Erlangga Putri
Date Deposited: 2016
Last Modified: 05 Aug 2016 02:05
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/34876
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item