IDENTIFIKASI PROTEIN SPESIFIK PADA RECURRENT APHTHOUS ULCERATION

PEPY HERDANI R.A, 090114273M (2003) IDENTIFIKASI PROTEIN SPESIFIK PADA RECURRENT APHTHOUS ULCERATION. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
jiptunair-gdl-s2-2004-pepyherdan-1103-ti_02-04.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
9.pdf

Download (481kB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Recurrent Aphhous Ulceration (RAU) merupakan suatu lesi ulser berulang pada mukosa mulut. Prevalensi Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) berdasarkan data secara internasional antara 5 hingga 66%. Pada kelompok terseleksi seperti mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi ditemukan frekuensi yang cukup tinggi yaitu 50%-60%. Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) juga banyak terjadi pada wanita dan usia dekade kedua . Walaupun lesi ini seringkali ditemukan di rongga mulut pasien oleh para dokter dan dokter gigi, namun hingga kini masih belum diketahui etiologi yang menyebabkan morbiditas yang signifikan itu. Menurut penelitian, penyebab dari Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) dihubungkan dengan beberapa faktor yaitu trauma, stres, defisiensi nutrisi, alergi makanan, genetis, disregulasi imun, infeksi mikroba, dan siklus menstruasi. Berdasarkan hipotesis faktor-faktor ini menginduksi secara terus-menerus mukosa mulut sehingga terjadi perubahan komponen protein mukosa mulut. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi protein spesifik pada Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) sehingga dapat digunakan sebagai bahan diagnostik, pencegahan, dan terapi Mukosa protein dari swab pada ulser dan serum sebagai antibody poliklonal diambil dari 25 penderita Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) di Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Langkah pertama adalah denaturasi protein mukosa, kemudian analisis molekul protein dengan cara SDS-polyacrilamide gelectrophoresis 12 %. Penentuan protein mukosa divisualisasikan dengan silver stain (AgNO3). Langkah kedua gel dari protein dipindahkan ke membran nitroselulose, kemudian dilakukan analisa Straiffing Westernblot dengan mereaksikan dengan antibodi poliklonal penderita RAU dan kontrol normal. Untuk melihat protein spesifik pada Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) divisualisasikan dengan fast-red stain. Kemudian untuk melihat protein spesifik tersebut tetap eksis dilakukan purifikasi pada protein Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) tersebut. Hasil penelitian tersebut adalah: 1) Ditemukan protein dengan berat molekul 65 kDa sebagai protein dominan pada Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) yang tidak terdapat pada kontrol dan bereaksi dengan antibodi poliklonal penderita Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) tetapi tidak pada antibodi poliklonal kontrol. Protein 65 kDa ini diidentifikasi sebagai protein spesifik pada Recurrent Aphthous Ulceration (RAU); 2) Protein spesifik pada Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) 65 kDa dapat dipurifikasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya protein spesifik pada Recurrent Aphthous Ulceration (RAU) yang sebagai antigen protein yang dapat memunculkan reaksi silang terhadap imunitas bersifat sistemik.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKA KK TI 02/04 Pep i
Uncontrolled Keywords: Recurrent Aphthous Ulceration (RAU); Specific protein; Antigenic protein
Subjects: K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K85-89 Legal research
R Medicine > R Medicine (General) > R735-854 Medical education. Medical schools. Research
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana
Creators:
CreatorsNIM
PEPY HERDANI R.A, 090114273MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorFedik Abdul Rantam, Dr.,drhUNSPECIFIED
Thesis advisorDiah Savitri Ernawati, drg.,M.SiUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Shela Erlangga Putri
Date Deposited: 2016
Last Modified: 16 Sep 2016 04:09
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/35193
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item