EFEK EMBRIOTOKSIK DAN TERATOGENIK DIETHYLTOLUAMIDE (DEET) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO MENCIT (Mus musculus) GALUR BALB/C PENELITIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIS.

WIWIK KUSMAWATI, 0902148714 M (2005) EFEK EMBRIOTOKSIK DAN TERATOGENIK DIETHYLTOLUAMIDE (DEET) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO MENCIT (Mus musculus) GALUR BALB/C PENELITIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIS. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2006-kusmawatiw-484-tbr0605 ABSTRAK.pdf

Download (202kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Fulltext)
35568.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Insect repellent yang mengandung Diethyltoluamide (DEET) digunakan untuk mengusir gigitan lalat hitam, lalat rusa, lalat kuda, lalat pasir, kutu kucing, kutu anjing, agas dan nyamuk (famili Culicidae). DEET ini termasuk pestisida yang sangat unik, karena dapat diberikan secara langsung pada kulit manusia dengan tujuan untuk mencegah gigitan serangga. DEET dapat terabsorpsi masuk ke dalam kulit dan didistribusikan pada seluruh organ termasuk otak dan fetus. Sesudah enam jam olesan, sebanyak 9 – 56% dan dosis DEET yang diberikan dapat terabsorpsi. Studi yang dilakukan terhadap tikus dengan pemberian DEET selama kebuntingan, ternyata senyawa ini dapat terabsorpsi masuk ke dalam kulit dan dapat melintasi plasenta. Pada perkembangan embrio menunjukkan bahwa tiap pembentukan organ dan sistem organ mengalami periode kritis yaitu pada saat sel/jaringan mengadakan diferensiasi. Bahan teratogen dapat mempengaruhi embrio sehingga menyebabkan kelainan kongenital ringan maupun berat bahkan dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek DEET terhadap kemampuan reproduksi induk mencit galur BALB/C, kelainan organ eksternal fetus mencit, rangka dan organ internal. Pada penelitian ini menggunakan 35 mencit betina galur BALB/C. Mengawinkan mencit betina dengan mencit jantan dengan menggunakan metode one mating. Pada mencit kelompok perlakuan, DEET diberikan secara dermal dengan dosis 281,25; 562,5; 1125 dan 2250 mg/kg BB dalam pelarut etanol pada umur kebuntingan ke-6 – 15 hari dan pada mencit kelompok kontrol hanya diberikan etanol. Masing-masing kelompok diulang sebanyak tujuh kali. Pada umur kebuntingan ke-18 hari, mencit dikorbankan dan dilakukan pengamatan kelainan eksternal. Setengah fetus hidup dimasukkan dalam larutan Bouin's untuk pengamatan kelainan organ internal dan setengahnya lagi dimasukkan dalam etanol 95% untuk dilakukan pewarnaan tulang dengan Alizarin Red S. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan personal komputer program SPSS versi 11 dengan ANOVA satu jalur serta uji perbandingan berganda (BNT) pada taraf signifikan a = 0,05. Pemberian berbagai dosis DEET menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap pertambahan berat badan induk, jumlah fetus hidup, berat fetus, panjang fetus dan embrio diresorpsi. Kematian fetus tidak ditemukan pada seluruh dosis yang digunakan, sehingga dapat dikatakan bahwa DEET tidak bersifat embriotoksik. Pengamatan kelainan eksternal yang meliputi: kelainan pada anggota gerak, ekor, mata, organ kelamin luar, palatum, bibir dan hematoma, tidak ditemukan pada seluruh dosis yang digunakan. Pengamatan rangka yang meliputi tulang supraoksipital, tulang sternum, tulang vertebralis, tulang sakrokaudalis dan tulang phalanx anggota, tidak ditemukan adanya kelainan pada seluruh dosis yang digunakan. Pengamatan pada organ internal yang meliputi pengamatan hidrosefalus dan ginjal ektopik juga tidak ditemukan pada seluruh dosis yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: DEET tidak berpengaruh terhadap kemampuan reproduksi induk mencit galur BALB/C melalui parameter: pertambahan berat badan induk, jumlah fetus hidup, berat fetus, panjang fetus, jumlah resorpsi dan jumlah fetus mati, sehingga dapat dikatakan bahwa DEET tidak bersifat embriotoksik. DEET tidak menyebabkan kelainan eksternal fetus mencit yang meliputi anggota gerak, ekor, mata, organ kelamin luar, palatum, bibir dan hematoma. DEET tidak menyebabkan kelainan rangka fetus mencit yang meliputi tulang supraoksipital, tulang sternum, tulang vertebralis, tulang sakrokaudalis dan tulang phalanx anggota. DEET tidak menyebabkan kelainan organ internal fetus mencit yang diamati pada otak dan ginjal.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKC KK TBR 06/05 Kus e
Uncontrolled Keywords: DEET effect, Development of mice embryo.
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana
Creators:
CreatorsNIM
WIWIK KUSMAWATI, 0902148714 MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorBambang Poernomo s, Dr. S., M. S., DrhUNSPECIFIED
Thesis advisorWin Darmantp, M.S PhDUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Aimmatul Mukaromah
Date Deposited: 2016
Last Modified: 19 Jun 2017 16:19
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/35568
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item