PERBANDINGAN RESPON PANJANG, BERAT, DIAMETER DAN TEBAL TULANG FEMUR AKIBAT LATIHAN RENANG INTENSITAS RINGAN DAN INTENSITAS BERAT PADA MASA PERTUMBUHAN TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN

Agnes Supraptiwi Rahayu, 090214752 (2005) PERBANDINGAN RESPON PANJANG, BERAT, DIAMETER DAN TEBAL TULANG FEMUR AKIBAT LATIHAN RENANG INTENSITAS RINGAN DAN INTENSITAS BERAT PADA MASA PERTUMBUHAN TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2006-rahayuagne-511-tkd_25_05 ABSTRAK.pdf

Download (299kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Fulltext)
35594.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Selama masa pertumbuhan, tulang sebagai organ penting penyangga tubuh juga mengalami pertumbuhan. Kekuatan tulang ditentukan oleh kepadatan dan tebal tulang. Wilmore (1994) mengatakan bahwa latihan fisik diberikan kepada tubuh agar mampu menghasilkan adaptasi yang dapat meningkatkan fungsi berbagai sistem dalam tubuh, diantaranya pertumbuhan tulang. Latihan (training) merupakan suatu kegiatan yang dikembangkan untuk mempersiapkan kondisi fisik dengan tujuan meningkatkan potensi kemampuan biologis ke tingkat yang lebih tinggi. Kegiatan latihan merupakan perwujudan nyata aktivitas fisik, peragaan secara sadar dan bertujuan. Selanjutnya, perwujudan gerak dalam berbagai metoda latihan sangat terkait dengan jenis latihan. Renang merupakan salah satu jenis latihan yang banyak digemari oleh masyarakat karena relatif tidak banyak membutuhkan alat bantu. Peningkatan aktivitas fisik merupakan salah satu faktor pemicu sekresi growth hormone (GH). Peningkatan sekresi GH akan merangsang hepar untuk meningkatkan sekresi IGF-I. GH mengontrol pertumbuhan tulang dan jaringan ekstraskeletal dengan mengontrol sekresi IGF-I. IGF-I berperan sebagai regulator pertumbuhan postnatal dengan jalan meningkatkan pertumbuhan skeletal melalui proliferasi chondrocyte dan meningkatkan pertumbuhan jaringan ekstraskeletal dengan jalan meningkatkan pembelahan sel dan sintesis protein. Pengaruh latihan dapat meningkatkan ukuran tulang, massa tulang dan kepadatan tulang. Telah diketahui pula bahwa tebal dan massa tulang setiap saat selalu mengalami perubahan penambahan dan pengurangan melalui proses remodelling. Puncak massa tulang pada manusia dicapai sekitar usia 25 sampai 35 tahun, tetapi masih terjadi akumulasi massa tulang selama beberapa tahun kemudian. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa latihan renang intensitas ringan dan berat dapat meningkatkan respon panjang, berat, diameter dan tebal tulang. Penelitian ini menggunakan rancangan Separate sample pretest posttest control group design dengan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) jantan, dengan umur sekitar 1 bulan, sebanyak 40 ekor. Dua jenis perlakuan yang diberikan adalah (1) latihan renang intensitas ringan (dengan pemberian beban 3% BB) dan (2) latihan renang intensitas berat (dengan pemberian beban 9% BB). Perlakuan diberikan sebanyak 3 x dalam seminggu (hari Senin, Rabu dan Jumat) selama 6 minggu. Satu hari setelah pemberian perlakuan terakhir, hewan coba dikorbankan dan diambil tulang femur kanan sebagai sampel penelitian. Selanjutnya dilakukan pengukuran panjang, berat dan diameter tulang femur, pembuatan preparat histologis pada bagian Patologi Anatomi serta pembuatan foto preparat histologis pada bagian Mikroskop Elektron FK Unair. Data penelitian dianalisis dengan multivariate analysis of variance (MANOVA) dengan taraf kepercayaan 95%. Analisis menggunakan program komputer SPSS 10,0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan renang intensitas ringan dan latihan renang intensitas berat meningkatkan panjang, berat, diameter dan tebal tulang dibandingkan dengan kontrol posttest. Hasil analisis deskriptif variabel tergantung pads semua kelompok perlakuan memberikan hasil yang berbeda, yaitu variabel panjang tulang untuk kelompok pretest (22,49 ± 0,82 mm), kelompok posttest (30,30 ± 0,69 mm), renang intensitas ringan (30,93 ± 0,81 mm) dan renang intensitas berat (31,63 ± 0,54 mm), variabel berat tulang untuk kelompok pretest (0,28 0,02 g), kelompok posttest (0,44 ± 0,03 g), renang intensitas ringan (0,47 ± 0,04 g) dan renang intensitas berat (0,51 ± 0,05 g), variabel diameter tulang untuk kelompok pretest (2,06 ± 0,07 mm), kelompok posttest (2,75 ± 0,06 mm), renang intensitas ringan (2,82 ± 0,08 mm) dan renang intensitas berat (2,94 ± 0,09 mm), dan variabel tebal tulang untuk kelompok pretest (143,26 ± 21,71 µ), kelompok posttest (265,53 ± 41,18 µ), renang mtensitas ringan (272,98 ± 79,23 g) dan renang intensitas berat (311,94 ± 47,68 µ). Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa semua kelompok berdistribusi normal (p>0,05). Uji homogenitas berat badan awal memberikan hasil yang homogen (p>0,05). Analisis efek maturasi menunjukkan bahwa semua variabel tergantung mengalami peningkatan pertumbuhan akibat maturasi. Hasil uji Manova terhadap respon perubahan akibat perlakuan didapatkan bahwa perlakuan memberikan perbedaan yang signifikan (Hotelling's trace, p < 0,05). Dan' hasil uji diskriminan tampak bahwa variabel panjang tulang dan diameter tulang memperlihatkan ada kontribusi bermakna respon perubahan akibat perlakuan (p<0,05), sedangkan variabel berat tulang dan tebal tulang tidak menunjukkan kontribusi bermakna respon perubahan akibat perlakuan (p>0,05). Dengan demikian variabel berat tulang dan tebal tulang belum mempunyai kontribusi perubahan respon pertumbuhan dibandingkan dengan variabel panjang tulang dan diameter tulang. Selama masa pertumbuhan terjadi aktivitas pembentukan tulang yang besar. Pada awal masa pertumbuhan, pertumbuhan tulang ke arah longitudinal terjadi lebih cepat dibandingkan proses deposisi mineral. Pada akhir periode pertumbuhan, proses pertumbuhan tulang ke arah longitudinal akan berkurang dan kandungan mineral tulang akan meningkat dengan cepat, dan segera mencapai puncaknya. Pada periode antara masa permulaan masa pertumbuhan (fase awal pertumbuhan) sampai dengan masa maturitas skeletal pola makan, pemasukan kalsium, aktivitas fisik, keadaan hormonal dan faktor genetik menentukan besamya kandungan mineral tulang. Faktor genetik menentukan 75% hingga 85% variasi kepadatan tulang. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian latihan renang intensitas ringan dan berat dapat meningkatkan panjang, berat, diameter dan tebal tulang. Namun, panjang tulang dan diameter tulang memperlihatkan ada kontribusi bermakna respon perubahan akibat perlakuan, sedangkan variabel berat tulang dan tebal tulang tidak menunjukkan kontribusi bermakna.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKA KK TKD.25/05 Rah p
Uncontrolled Keywords: lower intensity swimming, high intensity swimming, bone length, weight, diameter, and thickness
Subjects: L Education > LB Theory and practice of education > LB5-3640 Theory and practice of education > LB1705-2286 Education and training of teachers and administrators
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran Dasar
Creators:
CreatorsNIM
Agnes Supraptiwi Rahayu, 090214752UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorPaulus Liben, Dr. dr, MSUNSPECIFIED
Thesis advisorElyana Asnar, Dr. dr, MSUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Aimmatul Mukaromah
Date Deposited: 2016
Last Modified: 19 Jun 2017 16:42
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/35594
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item