I wayan Parwata, 090210315 L (2005) PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN JEMBRANA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2006-parwataiwa-849-tps26-06.pdf Download (903kB) | Preview
Preview	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s2-2006-parwataiwa-849-tps26-06.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang tertuang dalam Undang-undang nomor 22 tahun 1999, menandai dimulainya sebuah babak baru dalam pembangunan daerah. Sedangkan Good Governance merupakan salah satu cara membangun Indonesia baru sekaligus menjawab konskwensi globalisasi. Untuk merealisasikan kedua tuntutan tersebut diperlukan kesiapan daerah otonom, dalam arti kapasitasnya memadai untuk mengimplementasikan amanat Undang-undang otonomi daerah. Kapasitas daerah paling tidak dapat dilihat dari tiga tingkatan yaitu : tingkatan sistem, tingkatan institusional dan tingkatan individual. Pada tingkatan individual, peningkatan kualitas dan motivasi kerja aparatur merupakan salah satu agenda panting yang harus segera dilaksanakan mengingat ; 1). Seringnya terjadi sorotan dari masyarakat terhadap kualitas kerja aparatur, 2). Tingkat kepelikan administrasi modern menuntut keterampilan aparatur yang lebih tinggi, 3). Transparansi, demokratisasi dan akuntabilitas birokrasi menuntut perubahan sikap, perilaku dan tindakan aparatur, 4). Peningkatan kinerja pelayanan menuntut motivasi kerja yang tinggi. Penigkatan motivasi kerja aparatur dapat dilakukan melalui beberapa langkah, salah satunya adalah melalui penciptaan lingkungan kerja yang kondusif Untuk memecahkan permasalahan motivasi dan sisi lingkungan kerja, pembenahan pola pembinaan karier pegawai dan peningkatan efektivitas komunikasi dalam organisasi akan sangat membantu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan kerja yang terdiri dan pembinaan karier pegawai dan komunikasi terhadap motivasi kerja pegawai pada Dinas Perindustnan, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Jembrana. Metode yang dipergunakan adalah observasional dengan pendekatan survei, dengan kuisioner sebagai alat pengumpul data primer. Variabel penelitian terdiri dari tiga yaitu motivasi kerja (sebagai variabel terikat), pembinaan karier pegawai dan komunikasi masing-masing sebagai variabel bebas. Setiap variabel diujikan terhadap 72 orang responden. Respon atau pemyataan yang diberikan oleh responden terhadap setiap butir pertanyaan dalam kuisioner diolah dan selanjutnya dianalisis dengan model regresi linier berganda variabel dummy. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa data yang diperoleh untuk variabel bebas keduanya bersifat kategoris, sedangkan untuk variabel terikat jenis datanya adalah ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pembinaan karier pegawai dan variabel komunikasi memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel motivasi kerja, baik secara bersamaan (simultan) maupun tersendiri. Dengan demikian penelitian ini telah menjawab rumusan masalah yang diajukan , dan sekaligus menguatkan hipotesis. Walaupun variasi variabel motivasi kerja yang dapat dijelaskan oleh variabel pembinaan karier pegawai dan komunikasi adalah hanya sebesar 60,9 %, dan terdapat 39,1 % yang di jelaskan oleh variabel lain yang pada kesempatan ini tidak diteliti, tetapi penelitian ini sudah cukup memuaskan karena dalam penelitian sosial, menentukan sebuah variabel yang mampu menjelaskan sebuah fenomena secara sempurna adalah sangat sulit. Disarankan kepada pihak lain yang tertarik dengan topik peningkatan motivasi kerja pegawai agar menyempumakan hasil penelitian ini dengan jalan meneliti lebih lanjut faktor motivasi sehingga angka 39,1 % dapat dituntaskan.

Actions (login required)

View Item