STUDI KOMPARASI PENERAPAN MBO DAN MBP TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA DAN AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

SOEMARMI (2005) STUDI KOMPARASI PENERAPAN MBO DAN MBP TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA DAN AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2006-soemarmi-1797-tka4006.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Fulltext)
36022.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Mutu pendidikan yang baik dapat diupayakan dengan menekankan pada perbaikan Sumber Daya Manusia baik dari unsur organisasi penyelenggara pendidikan dan mahasiswa (Pusdiknakes, 1997). Dalam mencetak perawat yang profesional dan berkualitas sangat terkait dengan prestasi belajar, ini dapat dilihat nilai yang didapat selama pendidikan dari evaluasi. Penyelenggara pendidikan mempunyai pengaruh terhadap hasil prestasi, perlu diteliti seberapa besar pengaruh pendekatan manajemen pendidikan yang digunakan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Permasalahan pada penelitian ini adalah masih rendahnya nilai Indeks prestasi komulatif mahasiswa Akademi Keperawatan Dharma Husada dan RS Baptis Kediri. Penelitian ini secara umum bertujuan membandingkan penerapan manajemen pendidikan dengan pendekatan Management by Objective (MBO) dan Management by People (MBP) terhadap proses belajar mengajar dan prestasi belajar mahasiswa di Akademi Keperawatan Dharma Husada dan Akademi Keperawatan RS Baptis Kediri. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kasus (Case Study) atau disebut juga penelitian diskriptif. Lokasi penelitian di dua institusi pendidikan yaitu Akademi Keperawatan Dharma Husada dengan 60 mahasiswa dan Akademi Keperawatan RS Baptis sebanyak 81 mahasiswa sebagai responden. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara dengan pimpinan institusi yaitu direktur dan pembantu direktur I dan kuesioner terhadap mahasiswa semester VI. Hasil penelitian ini sebagai berikut: ciri manajemen pendidikan dengan pendekatan MBO di AKPER Dharma Husada Kediri yaitu aspek identifikasi tujuan (pembuatan tujuan mengacu pada visi dan misi yang melibatkan bawahan dengan membentuk tim penyusun, ada pertemuan 3 dan 6 bulanan, pembuatan program kerja dibuat setiap satu semester); aspek pengembangan standar prestasi (pendidikan dosen harus setingkat lebih tinggi dari mahasiswa, standar batas lulus adalah nilai mutu 2, tenaga non pendidikan minimal memiliki kemampuan komputer dan pendidikan formal minimal setingkat SMU); aspek pengukuran dan penilaian prestasi (dilakukan akhir semester, tidak ada tim nilai tersendiri, bagi dosen dikoordinir oleh Pudir I, bagi yang non dosen oleh Pudir II, belum ada alat ukur penilaian, dasarnya hanya kegiatan dosen sehari-hari yang dicatat oleh Pudir, pada akhir semester mahasiswa memberi penilaian kepada dosen, sedangkan laporan administrasi pembimbiung disusun di BAAK dan Pudir I). Ciri Manajemen Pendidikan dengan pendekatan MBP di AKPER RS Baptis Kediri yaitu aspek kebutuhan perubahan dari lingkungan, SDM, organisasi (status pendidikan dari Sekolah Perawat Kesehatan menjadi Akademi Keperawatan, menerima mahasiswa pria (20 %) dan menerima dosen pria, menambah sarana fisik seperti membangun asrama pria dan menyewa gedung Sekolah Dasar yang ada disebelah kampus untuk tempat kuliah, menerima peserta didik dari lulusan SMU atau SMK, muatan lokal kurikulum berupa, bahasa Inggris, komputer, dan Home Care, menambah jumlah dosen serta meningkatkan pendidikan dosen menjadi D4 dan S1, tenaga pendidik adalah tenaga di Rumah sakit dan diberi tugas di pendidikan, direktur ditunjuk oleh pimpinan Rumah Sakit sehingga ada jabatan rangkap, lulusan semuanya kontrak kerja selama satu tahun bekerja di Rumah Sakit Baptis); aspek perubahan perilaku dan organisasi, dan dukungan kepemimpinan (perubahan kurikulum yang disertai muatan lokal, Kepala Keperawatan Rumah Sakit menjadi direktur AKPER, dukungan berupa budaya organisasi Rumah Sakit Baptis yaitu kedisiplinan, ketertiban, kerapihan, kebersihan, keamanan, kesehatan, kekeluargaan yang terkenal dengan 7 K, budaya disiplin, setiap hari ada komunikasi dengan pimpinan ke bawahan, jam 7.00 berkumpul berdoa bersama, direktur memberi arahan harian); aspek perubahan perilaku, pengembangan organisasi, penataan pekerjaan (rekrutmen dosen dengan orientasi di Rumah Sakit lebih dahulu, baru bila cakap, dan cocok untuk pendidikan maka di pindah ke pendidikan, gaya kepemimpinan situasional yang suatu saat tegas, dan tidak semuanya demokratis). Kebijakan Direktur Pada Proses Belajar Mengajar yang menggunakan pendekatan MBO di AKPER Dharma Husada Kediri, sebagai berikut : Bagi Dosen yaitu SAP dibuat minimal 20 %, kesempatan belajar kejenjang yang lebih tinggi, dibentuk Satgas pengajar, pendidikan dosen harus setingkat lebih tinggi dari mahasiswa, kerjasama antar unit, budaya disiplin tidak ada, dosen bertugas 7 jam sehari, jam pendidikan 07.30 � 13.30, tidak ada shift, dipantau dengan buku. Bagi mahasiswa yaitu standar kelulusan adalah 2 (nilai mutu), nilai tidak diinformasikan, reward bagi mahasiswa berprestasi mendapat SPP 1 � 3 bulan, mahasiswa wajib mengikuti tes kompetensi, reward dilaksanakan setiap semester atau kelulusan, penerimaan mahasiswa laki-laki tidak dibatasi. Kebijakan Direktur AKPER RS Baptis Kediri, sebagai berikut: Bagi Dosen yaitu SAP bagi dosen tetap wajib membuat keseluruhan 100 %, memberi kesempatan belajar, pendidikan dosen harus setingkat lebih tinggi dari mahasiswa, kerjasama antar unit, budaya kedisiplinan dengan berkumpul tiap pagi, berdoa bersama dengan arahan harian yang dipimpin oleh direktur, dosen bertugas selama 7 jam/ hari, jam buka pendidikan 07.00-14.00 dan jam 14.00 � 21.00, dosen dan karyawan bekerja shift pagi dan sore, jika dinas luar maka dosen SMS ke direktur, dosen dan keluarga mendapat dukungan kesehatan dari Rumah Sakit. Bagi mahasiswa yaitu standar kelulusan adalah 2 (nilai mutu), nilai baik &gt; 2,76 diinformasikan kepada mahasiswa, reward bagi mahasiswa berprestasi mendapat SPP 1 � 3 bulan, mahasiswa wajib mengikuti tes kompetensi, reward dilaksanakan setiap semester atau kelulusan, lulusan wajib bekerja di Rumah sakit Baptis dengan kontrak selama satu tahun setelah itu bebas memilih, menerima mahasiswa putra 20 % dari jumlah satu kelas. Proses Belajar Mengajar pada Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri yang menggunakan pendekatan MBO, sebagai berikut: pembuatan silabus (51,7%), pembuatan SAP (65 %), tersedianya buku literatur (61,6 %), tersedianya fasilitas pembelajaran (53,3 %), kesesuaian materi (53,3 %), suasana belajar mengajar (71,7 %), penilaian inovasi pembelajaran (70 %), pelayanan dosen (65 %), kemampuan dosen (63,3 %), penampilan dosen (73,3 %), penggunaan media (58,4 %), penilaian terhadap penggunaan metode (71,7 %), pengelolaan kelas (68,3 %), penilaian terhadap efektifitas waktu (41,7 %), penilaian terhadap evaluasi selama proses pembelajaran (41,7 %), dan penilaian terhadap evaluasi semester (63,3 %). Sedangkan Proses Belajar Mengajar pada Akademi Keperawatan Rumah Sakit Baptis yang pendekatan MBP, sebagai berikut: pembuatan silabus (81,5 %), pembuatan SAP (97,3 %), tersedianya buku literatur (93,8 %), tersedianya fasilitas pembelajaran (91,4 %), kesesuaian materi (91,3 %), suasana belajar mengajar (91,3 %), penilaian inovasi pembelajaran (95,1 %), pelayanan dosen (88,8 %), kemampuan dosen (86,4 %), penampilan dosen (92,6 %), penggunaan media (91,4 %), penilaian terhadap penggunaan metode (88,9 %), pengelolaan kelas (91,2 %), penilaian terhadap efektifitas waktu (90,2 %), penilaian terhadap evaluasi selama proses pembelajaran (84 %), dan penilaian terhadap evaluasi semester (91,3 %). Prestasi belajar (IPK) Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri yang menggunakan pendekatan MBO menunjukkan rata- rata IPK adalah (2,73 ± 0,18), sedangkan pada Akademi Keperawatan Rumah Sakit Baptis yang pendekatan MBP rata- rata IPK adalah (2,208 ± 0,26). MK pada pendekatan MBO lebih baik dari pendekatan MBP. Pada proses belajar mengajar, pendekatan MBP terlihat lebih baik menurut pendapat mahasiswa dibandingkan dengan pendekatan MBO. Hal ini bisa dilihat pada hasil penelitian yang menggambarkan pendekatan MBP lebih banyak mendapat penilaian baik (sesuai dan sangat sesuai). Namun jika dilihat dari hasil pembelajaran (IPK) mahsiswa, maka rata rata IPK dengan pendekatan MBO lebih besar dibandingkan dengan pendekatan MBP. Kesimpulan penelitian ini adalah Proses Belajar Mengajar pada Akademi Keperawatan Rumah Sakit Baptis yang pendekatan MBP lebih baik dari Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri yang menggunakan pendekatan MBO. Prestasi belajar (IPK) yang menggunakan pendekatan MBO menunjukkan rata- rata 2,73 ± 0,18 lebih baik dari pada yang pendekatan MBP rata-rata IPK 2,208 ± 0,26. Pendekatan kedua bentuk manajemen tersebut (MBO dan MBP) terhadap proses belajar mengajar dan hasil belajar (IPK) memberikan pengaruh yang berbeda. Proses belajar mengajar yang baik belum tentu menghasilkan prestasi belajar yang baik. </description

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KK KKC TKA 40/06 Soe s
Uncontrolled Keywords: MBP, MBO, teaching-learning process, Grade Performance Average (GPA)
Subjects: L Education > L Education (General) > L7-991 Education (General)
L Education > LB Theory and practice of education > LB5-3640 Theory and practice of education > LB2300-2430 Higher education > LB2326.4-2330 Institutions of higher education
R Medicine > R Medicine (General) > R735-854 Medical education. Medical schools. Research
R Medicine > RT Nursing
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Administrasi Kebijakan Kesehatan
Creators:
CreatorsNIM
SOEMARMIUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorWidodo J. Pudjirahardjo, dr.,MS.,MPH.,DrPHUNSPECIFIED
Thesis advisorThinni Nurul R, Dra.,Ec.,M.KesUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Anisa Septiyo Ningtias
Date Deposited: 2016
Last Modified: 10 Jul 2017 16:24
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/36022
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item