EFEK PEMBERIAN BERULANG EPINEFRIN DOSIS TERAPEUTIK MAKSIMAL PADA JUMLAH FOLIKEL OVARIUM MENCIT (Mus Musculus) BETINA

RENI PRIMA GUSTY, 090214767 M (2005) EFEK PEMBERIAN BERULANG EPINEFRIN DOSIS TERAPEUTIK MAKSIMAL PADA JUMLAH FOLIKEL OVARIUM MENCIT (Mus Musculus) BETINA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2006-gustyrenip-1992-tkd18--6.pdf

Download (696kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s2-2006-gustyrenip-1992-tkd18--6.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Selama kehidupan manusia selalu dapat mengalami stres. Stres merupakan respon tubuh yang spesifik terhadap stimulus atau stresor balk dari internal maupun eksternal. Bila stres berlanjut terus menerus dan berulang dapat memberikan gangguan pada berbagai sistem tubuh, salah satunya adalah sistem reproduksi. Fungsi gonadal axis dapat berubah di bawah kondisi tertentu seperti stresor fisik, bahan kimia, dan psikologis. stresor ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pada Hipotalamus-hipofisis-ovarian axis. Ketidakseimbangan sistem reproduksi yang ditimbulkan dapat berupa gangguan atau supresi ovulasi. Gangguan reproduksi yang terjadi dapat berupa gangguan menstruasi yang meliputi keterlambatan menarche, fase luteal yang singkat dan tidak adekuat, bahkan terjadi amenorrhea sekunder. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertil yang reversibel. Stresor fisik, kimiawi, dan psikologis dapat mempengaruhi frekwensi dan amplitudo pulsatil dari Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Hal ini penting bagi sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Selain itu stresor juga dapat mengaktifkan sistem saraf simpatis (pelepasan norepinefrin) dan respon adrenal (pelepasan epinefrin). Peningkatan kadar epinefrin dan norepinefrin dapat meningkatkan pulsasi GnRH. Bila peningkatan pulsasi ini berlebihan dapat menurunkan dan menghentikan sekresi FSH dan LH. Penurunan FSH dan LH akan menghambat pertumbuhan folikel ovarium dan menurunkan sintesis estrogen dan progesteron di dalam ovarium. Penurunan sintesis estrogen dan progesteron dapat menambah penurunan jumlah folikel ovarium. Epinefrin sebagai salah satu stresor bahan kimia sering digunakan sebagai salah satu terapi, sehingga penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian berulang cpinefrin dosis terapeutik maksimal terhadap penurunan jumlah folikel ovarium. Pemberian injeksi subkutan epinefrin dilakukan secara berulang (setiap jam sebanyak 5 kali) yang dimulai pada awal siklus proestrus. Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan Posttest only Control Group Design. Variabel yang diperiksa adalah jumlah folikel ovarium yang meliputi jumlah folikel primer, sekunder, tersier, dan de graaf. Rancangan analisis data dengan menggunakan analisis multivariate Anova dan uji beda nyata kecil (BNT) 5 %. Analisis terhadap jumlah folikel ovarium dapat digunakan untuk menentukan fertilitas individu. Ovarium yang diambil dibuat preparat histologisnya dan kemudian dilakukan pewarnaan hematoksilin eosin. Dibawah mikroskop dihitung jumlah folikel ovariumnya. Folikel ovarium ini terdiri dari : (1) folikel primer, (2) Folikel sekunder, (3) folikel tersier (4) Folikel De Graaf. Penelitian ini menggunakan 3 kelompok yaitu kelompok kontrol posttest, kelompok 1 yang diberi injeksi subkutan NaCl 0.9 % dan kelompok 2 yang diinjeksi epinefrin. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif didapatkan nilai meandan standar deviasi jumlah folikel primer kelompok kontrol posttest adalah 18.2 ± 5.71 buah, kelompok yang dinjeksi subkutan NaCl 0,9 % 15.9 ± 3.54 buah, dan kelompok yang dinjeksi epinefrin 14.9± 3.45 buah, jumlah folikel sekunder kelompok kontrol posttest 10.3± 4.971 buah, kelompok yang dinjeksi subkutan NaCl 0,9 % 9.9 ± 2.47 buah, kelompok yang dinjeksi epinefrin 7.1± 4.33 buah, jumlah folikel tersier kelompok kontrol posttest 7.8 ± 4.158 buah, kelompok yang dinjeksi subkutan NaCl 0,9 % 4.9 ± 1.79 buah, kelompok yang dinjeksi epinefrin 4.5± 1.58 buah, dan juah folikel de graaf kelompok kontrol posttest 6.1± 1.44 buah, kelompok yang dinjeksi subkutan 3.7 ± 1.34 buah, dan kelompok yang dinjeksi epinefrin 1.0± 0.82 buah. Analisis multivariate Anova jumlah folikel ovarium menunjukkan bahwa pemaparan epinefrin berulang dengan dosis terapeutik maksimal tidak mengakibatkan penurunan pada jumlah folikel primer (p=0,240) dan sekunder (p=0,178) pada ovarium dengan nilai p>0,05. Namun terdapat penurunan jumlah folikel tersier dan de graaf akibat pemaparan epinefrin berulang dengan dosis terapeutik maksimal dengan nilai p=0,025 untuk folikel tersier dan 0,000 untuk folikel de graaf. Analisis uji beda nyata terkecil menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antara jumlah folikel primer (p=0,612) , sekunder (p=0,135) dan tersier (p=0,749) kelompok 1 yang diberi injeksi NaCl 0,9 % dengan kelompok 2 yang diberi injeksi epinefrin. Sedangkan jumlah folikel de graaf antara kelompok 1 dengan 2 menunjukkan ada perbedaan yang nyata (p<0,05) dengan p=0,000. Penelitian ini menyimpulkan bahwa stresor kimiawi (epinefrin), stressor fisik berupa suntikan subkutan berulang dapat menurunkan jumlah folikel, serta penurunan jumlah folikel de graaf pada ovarium akibat pemberian berulang epinefrin dosis terapeutik maksimal lebih banyak bila dibandingkan dengan pemberian berulang injeksi NaCl 0.9 %. Berdasarkan hasil ini peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian serupa untuk beberapa siklus birahi yang disertai dengan pengukuran kadar kortisol maupun FSH dan LH untuk melihat pengaruh lebih lanjut terhadap proses folikulogenesis serta membandingkan penurunan jumlah folikel ovarium yang terjadi antara ovarium kanan dan kid. Selain itu juga dapat melihat pengaruh stres terhadap kadar growth hormone, prolactin,dan thyroid stimulating hormone

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKA KK TKD 18./06
Uncontrolled Keywords: Epinephrine, ovarian follicle, Mus musculus
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica > RS200-201 Pharmaceutical dosage forms
S Agriculture > SF Animal culture > SF405.5-407 Laboratory animals
S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > SF811-909 Veterinary medicine of special organs, regions, and systems
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran Dasar
Creators:
CreatorsNIM
RENI PRIMA GUSTY, 090214767 MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorTjitra Wardani RW, dr.,MSUNSPECIFIED
Thesis advisorHarjanto, Dr.,JM.,dr.,AIFUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Anisa Septiyo Ningtias
Date Deposited: 2016
Last Modified: 06 Jun 2017 15:30
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/36167
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item