PENGARUH TINGKAT SQ (SPIRITUAL QUOTIENT) DAN EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) PROFESIONAL MUDA JAKARTA DI DIVISI PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSANNYA UNTUK PINDAH KERJA (LEAVE) ATAU BERTAHAN (STAY)

Irma Damayanti, 090013972M (2003) PENGARUH TINGKAT SQ (SPIRITUAL QUOTIENT) DAN EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) PROFESIONAL MUDA JAKARTA DI DIVISI PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSANNYA UNTUK PINDAH KERJA (LEAVE) ATAU BERTAHAN (STAY). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2007-damayantii-3618-kkbkk-2-k.pdf

Download (413kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s2-2007-damayantii-3618-tps010-p.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Datangnya era globalisasi disertai dengan implikasi berbagai pengaruhnya di segala bidang, pada gilirannya menuntut upaya pengembangan sumber daya manusia (PSDM) secara lebih intensif. Dilain pihak, akhir-akhir ini tengah marak terjadi fenomena dimana banyak karyawwan perusahaan swasta nasional dan multinasional yang memutuskan untuk pindah kerja. Hal ini mencerminkan bahwa upaya PSDM di perusahaan tidak selamanya dapat menjalankan peran strategis PSDM untuk mempertahankan (retain) dan menarik (attract) bakat-bakat terbaik kedalam perusahaan. Dengan demikian, upaya PSDM perlu sekaligus diarahkan sebagai upaya untuk retain dan attract. Salah satu upaya tersebut mengacu pada upaya pengembangan aspek internal SDM (self-development). Salah satu aspek internal SDM adalah Spiritual quotient (SQ) dan Emotional Quotient (EQ). Spiritual quotient adalah tingkat kecerdasan yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan, dimana indikatornya adalah nilai dan keyakinan yang dianut seseorang. Nilai dan keyakinan ini berupa dorongan suara hati yang berjumlah 99 jenis sesuai dengan jumlah sifat Ilahiyah pada Asmaa'ul Husna (Agustian, 2001: 69). Adapun EQ adalah tingkat kecerdasan yang digunakan untuk berhubungan dengan sesama manusia, dimana indikatornva adalah aplikasi dan realisasi atas nilai-keyakinan yang dianut seseorang (Agustian, 2001: 68). Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian yang menggunakan metode eksplanasi bertujuan untuk menyingkapkan sejauh mana pengaruh tingkat SQ (X1) dan EQ (X2) terhadap keputusan professional muda Jakarta untuk pindah kerja atau bertahan (Y). Sampel dikumpulkan dengan metode purposive sampling, melibatkan 103 responden yang merupakan karyawan di divisi pemasaran pada 12 perusahaan swasta, baik nasional maupun multinasional. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner yang merupakan modifikasi barometer ESQ dari Ary Ginanjar Agustian (Agustian, 2002: 292-299). Hasil penelitian yang dianalisis menggunakan model analisis regresi logistik, menunjukkan bahwa tingkat SQ temyata memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan untuk pindah kerja atau bertahan, dengan tingkat signifikansi p = 0,000. adapun tingkat EQ ternyata tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan untuk pindah kerja atau bertahan, karena hanya memiliki tingkat signifikansi p = 0,980. Karena ada dua nilai yang tidak signifikan, yaitu variabel X2 dan konstanta, maka persamaan regresi logistik yang dihasilkan tidak dapat meramalkan secara akurat probabilitas untuk pindah atau bertahan beradasarkan tingkat SQ seseorang. Nilai R² yang diperoleh (0,485) menunjukkan bahwa pengaruh tingkat SQ terhadap keputusan untuk pindah atau bertahan hanya sebesar 48,5%. Adapun sisanya (51,5%) ditentukan oleh faktor-faktor selain tingkat SQ. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat SQ professional muda Jakarta yang memutuskan untuk tidak pindah kerja, lebih tinggi dari responden yang memutuskan untuk pindah kerja. Berdasarkan usia, responden yang memutuskan untuk tidak pindah kerja berusia lebih tua dari responden yang pindah kerja. Dari segi latar belakang pendidikan, responden yang memutuskan untuk tidak pindah kerja berpendidikan lebih rendah dari responden yang memutuskan untuk pindah kerja. Berdasarkan pengeluaran rutin per bulan, responden yang memutuskan untuk tidak pindah kerja mengeluarkan lebih banyak rupiah untuk pengeluaran rutin bulanan dibandingkan dengan responden yang pindah kerja. Berdasarkan status pernikahan, responden yang memutuskan untuk tidak pindah kerja seluruhnya berstatus menikah, sedangkan yang memutuskan pindah kerja hanya 68%nya yang berstatus menikah. Saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah: 1) disarankan memakai model analisis selain regresi legistik, 2) disarankan menggunakan alat ukur lainnya yang lebih valid untuk mengukur tingkat EQ, 3) disarankan untuk meneliti faktor selain SQ yang lebih dominan pengaruhnya terhadap keputusan untuk pindah kerja atau bertahan, 4) disarankan agar perusahaan melibatkan upaya pengasahan SQ dalam upaya PSDM-nya.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK-2 TPS 01/07 Dam p
Uncontrolled Keywords: Spiritual Quotient, Emotional Quotient, leave, stay, employee turnover.
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5410-5417.5 Marketing. Distribution of products
K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K(520)-5582 Comparative law. International uniform law > K3440-3460 Civil service. Government officials and employees
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana
Creators:
CreatorsNIM
Irma Damayanti, 090013972MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorHaryadi Soeparto, Dr.,dr.,D.O.R.,M.Sc.,A.P.UUNSPECIFIED
Thesis advisorEdy Yuwono Slamet, Drs.,Ec.,M.AUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Shela Erlangga Putri
Date Deposited: 2016
Last Modified: 07 Jun 2017 17:22
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/36264
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item