HASAN BASR1, 099511886/M (2000) PETANI GARAM DAN KEMISKINAN Studi Tentang Strategi Kelangsungan Hidup Petani Garam di Kabupaten Sumenep. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2007-basr1hasan-3785-ts07_07.pdf Download (262kB) | Preview
Preview	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s2-2007-basr1hasan-3785-ts07_07.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Seperti fenomena kemiskinan di daerah pedesaan di Indonesia pada umumnya, kemiskinan yang dihadapi rumah tangga petani garam di kabupaten sumenep lebih memperlihatkan fenomena kemiskinan struktral, yang ditandai oleh kondisi sempitnya penguasaan lahan dan terpusatnya kepemilikan dan penguasaan lahan pads segelintir orang saja, terjadinya hubunga kerja dalam proses produksi yang makin memojokkan kelas petani penggarap, tata niaga garam yang cenderung merugikan petani dan semakin rendahnya nilai tukar komoditas garam dibandingkan dengan nilai tukar komoditas lain. Kemiskinan yang bersifat struktural tersebut di atas ditambah lagi dengan kondisi yang bersifat alamiah, seperti kondisi lahan yang tidak subur, ketergantungan berbudidaya garam terhadap keadaan musim. Kondisi yang dihadapi petani garam tersebut telah menyebabkan masalah kerawanan bagi kelangsungan hidup rumah tangga petani garam khususnya petani penggarap. Melalui penelitian ini hendak mendiskripsikan strategi dan mekanisme kelangsungan hidup rumah tangga petani garam dalam menghadapi tekanan kemiskinan yang menerpa kehidupan mereka. Penelitian ini dilakukan di Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep - Madura. Sejumlah 50 rumah tangga dari 593 rumah tangga petani penggarap ditetapkan sebagai responden yang dipilih dengan tehnik Snow Ball Sampling. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis melalui metode analisis kualitatif Pendekatan ini dilakukan untuk meperoleh pemahaman yang menyeluruh dan tuntas mengenai aspek¬aspek yang relevan denga tujuan penelitian. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa meskipun rumah tanggapetani garam (petani penggarap) selalu bergelut dengan kondisi subsistensi dan terperangkap dalam lingkaran kemiskinan, mereka ternyata mampu menunjukkan eksistensi mereka dalam menghadapi situasi sulit yang dicerminkan dari kemampuan mereka dalam mengembangkan strategi atau kiat mempertahankan kelangsungan hidup. Strategi yang lazim dilakukan rumah tangga petani garam ini yaitu diversifikasi usaha, pengerahan tenaga kerja, tindakan penghematan serta pemanfaatan jaringan sosial. Proses mempertahankan kelangsungan hidup tersebut pada dasarnya diawali dengan usaha kreatif, mandiri dan adaptif seperti melakukan pekeijaan sampingan, pengerahan tenaga kerja dalam lingkunga keluarga serta melakukan langkah penghematan. Apabila strategi yang dikembangkan dalam lingkup keluarga secara mandiri tidak bisa diandalkan lagi dan dirasa tidak memadai, maka cam lain yang ditempuh petani garam mniskin ini dalam menghadapi masa krisis adalah dengan berpaling ke sistem penunjang yang ada di sekitar mereka, yaitu meminta pertolongan atau bantuan kepada sanak keluarga, para tetangga dan sahabat (jaringan sosial hirisontal) serta majikan (jaringan sosial vertikal). Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa rumah tangga petani garam ini lebih mengandalkan jaringan sosial horisontal dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi. Pemanfaatan jaringan sosial vertikal jarang dilakukan rumah tangga petani garan kecuali dalam keadaan kepepet, karena pemaafaatan jaringan vertikal ini akan selalu bernuansa orientasi komersial yang pada akhirnya cenderung akan merugikan petani penggarap.

Actions (login required)

View Item