Rini Tjipto (2011) PENGARUH AWARENESS MANAGEMENT DAN ORGANIZATIONAL COMMITMENT TERHADAP RESPONSIVE CULTURE SERTA IMPLIKASINYA PADA KOMPETENSI TENAGA LABORATORIUM KESEHATAN. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2012-tjiptorini-24238-dis-k-28-k.pdf Download (303kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s2-2012-tjiptorini-20605-disk28-2.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Masalah empiris dalam penelitian ini adalah masih banyak tenaga analis di beberapa laboratorium kesehatan pemerintah maupun swasta yang mempunyai kemampuan bekerja hanya sebatas skill saja, padahal pengertian kompeten itu mencakup knowledge, skill dan attitude. Salah satu penyebab rendahnya kompetensi tenaga analis adalah belum terbentuknya responsive culture pada instansi masing-masing. Masalah teoritis yang diangkat adalah belum pernah dilakukan pemetaan tahapan dan sifat responsive culture dengan indikator yang berorientasi waktu (time oriented), subjek (people oriented) dan objek (activity oriented). Penelitian disertasi ini untuk melakukan konfirmatori indikator pembentuk variabel responsive culture, memetakan tahapan dan sifat responsive culture yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi pimpinan dan tenaga analis pada laboratorium kesehatan pemerintah dan swasta. Rancangan yang digunakan adalah penelitian observasional dan bersifat cross sectional untuk memotret budaya organisasi dan melihat hubungan kausalitas yaitu mengkaji dan menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis. Statistik Structural Equation Modeling (SEM) dengan software Partial Least Square (PLS) digunakan untuk melakukan konfirmatori indikator pembentuk responsive culture untuk menemukan model terbaik jalur pengaruh. Statistik MANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan laboratorium kesehatan pemerintah dengan swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responsive culture terbukti dapat diukur melalui indikator (1) time oriented, (2) people oriented, dan (3) activity oriented. Peta tahapan dan sifat responsive culture dapat digambarkan dalam satu tabel yang terdiri dari 12 item pernyataan (interest, replying, responding, answering, appeals, active, inisiative, proactive, responsive, effort, suggestion dan influences). Pada laboratorium kesehatan pemerintah berada pada katagori tidak responsif dan pada laboratorium kesehatan swasta berada pada katagori cukup responsif. 2 Selain ketepatan, ketelitian, dan kualitas hasil pemeriksaan dengan tingkat akurasi yang tinggi, laboratorium klinik khususnya tenaga analis juga dituntut memiliki pengetahuan baru yang sesuai dengan perubahan yang tengah berlangsung, misalkan memperhatikan kebutuhan lain dari pasien yang terkait dengan pelayanan laboratorium klinik. Sederhananya laboratorium klinik dituntut lebih outward looking.
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK Dis K 28/12 Tji p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | responsive culture, kompetensi, awareness management dan organizational commitment | ||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA428-428.5 Public health laboratories, institutes, etc. | ||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Husnul Khotimah | ||||||
Date Deposited: | 2016 | ||||||
Last Modified: | 11 Jun 2017 16:36 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/36560 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |