HILKATUL ILMI, NIM011141003 (2013) PERBANDINGAN METODE MIKROSKOPIS ACRIDINE ORANGE DENGAN HEMOZOIN UNTUK MENGUKUR AKTIVITAS OBAT ARTESUNAT TERHADAP Plasmodium falciparum SECARA IN VITRO. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2014-ilmihilkat-29494-7.abstr-k.pdf Download (384kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s2-2014-ilmihilkat-29494-FULL TEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Uji in vitro memiliki peranan penting dalam mengukur aktivitas antimalaria dalam rangka skrining senyawa antimalaria baru atau monitoring efektivitas obat antimalaria. Penelitian ini membandingkan metode mikroskopis Acridine Orange (AO) dan hemozoin dengan metode mikroskopis Giemsa sebagai metode standar untuk mengukur aktivitas obat artesunat terhadap Plasmodium falciparum secara in vitro. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan pendekatan the post test only control group design. Penelitian dilaksanakan di laboratorium malaria ITD dan laboratorium Biokimia UNAIR. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antimalaria artesunat (IC50) yang diukur dengan metode mikroskopis AO, hemozoin dan mikroskopis Giemsa masing-masing sebesar 0,012 μg/ml, 0,017 μg/ml, dan 0,118 μg/ml. Nilai IC50 yang dihasilkan metode mikroskopis AO dan hemozoin lebih kecil dibandingkan metode mikroskopis Giemsa, hal ini berarti metode metode mikroskopis AO dan hemozoin lebih sensitif dalam mengukur aktivitas antimalaria dari pada metode standar, sehingga kedua metode tersebut dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk pengukuran aktivitas antimalaria dalam rangka skrining antimalaria baru dan monitoring resistensi obat antimalaria.

Actions (login required)

View Item