KEWENANGAN BIRO HUKUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DALAM PENGAWASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/ KOTA DI JAWA TIMUR

ISTANA WAPRESINA (2015) KEWENANGAN BIRO HUKUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DALAM PENGAWASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/ KOTA DI JAWA TIMUR. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (HALAMAN JUDUL)
1. HALAMAN JUDUL.pdf

Download (306kB)
[img] Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK.pdf

Download (295kB)
[img] Text (DAFTAR ISI)
3. DAFTAR ISI.pdf

Download (251kB)
[img] Text (PENDAHULUAN)
4. BAB 1 PENDAHULUAN.pdf

Download (340kB)
[img] Text (TINJAUAN)
5. BAB 2 TINJAUAN.pdf
Restricted to Registered users only until 17 May 2023.

Download (445kB) | Request a copy
[img] Text (PEMBAHASAN)
6. BAB 3 PEMBAHASAN.pdf
Restricted to Registered users only until 17 May 2023.

Download (412kB) | Request a copy
[img] Text (PENUTUP)
7. BAB 4 PENUTUP.pdf
Restricted to Registered users only until 17 May 2023.

Download (282kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (284kB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian ini menggunakan merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan "conceptual and statute approach".Melalui pendekatan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pengkajian secara kritis terhadap Kewenangan Gubernur melalui Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan Klarifikasi terhadap Produk Hukum Daerah. Penelitian ini berorientasi pada upaya mengkaji bentuk pengawasan represif berupa klarifikasi terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah di lingkup Kabupaten/Kota. Adapun klarifikasi merupakan wewenang Gubernur yang dalam pelaksanaannya menimbulkan permasalahan, sehingga penelitian diarahkan pada alasan penolakan terhadap produk hukum daerah yang dihasilkan Kabupaten/Kota untuk dilakukan klarifikasi dan akibat hukum bagi Gubernur, Bupati/Walikota dan produk hukum daerah yang tidak dilakukan klarifikasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa alasan penolakan terhadap produk hukum daerah yang harus dilakukan klarifikasi meliputi ketersediaan anggaran dan sumber daya manusia yang terbatas, jangka waktu yang dibatasi dan keterlambatan Kabupaten/Kota dalam melakukan penyampaian produk hukum daerah kepada Gubernur. Sedangkan akibat hukum hanya dapat dikenakan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota yang tidak mengindahkan mekanisme klarifikasi yaitu masing-masing berupa pengambilalihan wewenang oleh Menteri Dalam Negeri dan pengenaan sanksi administratif berupa peringatan tertulis dari Gubernur. Khusus untuk produk hukum daerah yang tidak diajukan klarifikasi dinyatakan tetap sah dan berlaku.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK-2 TH. 09/15 Wap k
Uncontrolled Keywords: Authority, Monitoring and Autonomy
Subjects: J Political Science > JS Local government Municipal government
Divisions: 03. Fakultas Hukum > Magister Ilmu Hukum
Creators:
CreatorsNIM
ISTANA WAPRESINANIM031141076
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorSukardi, Dr., S.H., M.H.NIDN0027066102
Depositing User: Nn Husnul Khotimah
Date Deposited: 10 Oct 2016 04:02
Last Modified: 17 May 2020 09:12
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/39406
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item