VISION 2020 THE RIGHT TO SIGHT MATA SEBAGAI JENDELA PENYAKIT, JENDELA HATI,SERTA JENDELA DUNIA

SITI MOESBADIANY SOEBADI YOGIANTORO, Prof. Dr., dr., SpM(K) (2005) VISION 2020 THE RIGHT TO SIGHT MATA SEBAGAI JENDELA PENYAKIT, JENDELA HATI,SERTA JENDELA DUNIA. UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya. (Unpublished)

[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-grey-2007-yogiantoro-5055-pg8710.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Mata merupakan salah satu pancaindera ciptaan Allah yang cukup unik dan luar biasa, karena dapat memantulkan pancaran jiwa serta emosi seseorang, misalnya saat seseorang sedang jatuh cinta, sedih atau marah, dan sebagainya. Demikian pula dengan tajam penglihatan yang baik, kita dapat menikmati indahnya dunia, serta kejadian-kejadian lain di sekitar kita. Dan yang sangat penting di bidang kesehatan adalah penyakit¬penyakit yang dapat dikatakan sebagai Pencuri Penglihatan dan Pencuri Kehidupan. Ada pula penyakit-penyakit sistemik lain yang sering dapat dideteksi secara dini pada mata. Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan indera penglihatan merupakan syarat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, dalam rangka mewujudkan manusia yang cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin. WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, di mana sepertiganya berada di Asia Tenggara. Diperkirakan 12 orang menjadi buta tiap menit di dunia, dan 4 orang di antaranya berasal dari Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia diperkirakan setiap menit ada 1 orang menjadi buta. Sebagian besar orang buta (Tunanetra) di Indonesia berada di daerah miskin dengan kondisi sosial ekonomi lemah. Survei kesehatan indera penglihatan dan pendengaran 1993-1996, menunjukkan angka kebutaan 15%. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), Glaukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan lanjut usia (0,38%). Besarnya jumlah penderita katarak di Indonesia saat ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut yang pada tahun 2000 diperkirakan sebesar 15,3 juta (7,4% dari total penduduk )

Item Type: Other
Additional Information: KK KKA PG.87/10 Yog p
Uncontrolled Keywords: OPTHALMOLOGY
Subjects: R Medicine > RE Ophthalmology
Divisions: 01. Fakultas Kedokteran > Ilmu Penyakit Mata
Pidato Guru Besar
Creators:
CreatorsNIM
SITI MOESBADIANY SOEBADI YOGIANTORO, Prof. Dr., dr., SpM(K)UNSPECIFIED
Depositing User: Ika Rudianto
Date Deposited: 15 Sep 2016 05:49
Last Modified: 15 Sep 2016 05:49
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/40166
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item