Bustani Berachim, Drs., Ec. and Nurul Istifadah, S.E., M.Si. (2006) STRATEGIC PENGEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR : Pendekatan Terhadap Dimensi Regional Dan Prospek Sektoralnya. UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya. (Unpublished)
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-res-2008-berachimbu-6596-kkbkk--k.pdf Download (402kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-res-2008-berachimbu-6596-lp4908-s-min.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Perkembangan sektor industri sangat erat kaitannya dengan proses industrialisasi sebagai grand design pembangunan ekonomi di Indonesia. Sementara itu, dengan heterogenitas antar daerah yang besar dalam hal kekayaan alam serta faktor produksi lainnya, maka aspek dimensi daerah menjadi sangat penting. Dimensi daerah yang paling utama berkenaan dengan lokasi tiap jenis industri. Bila dikaitkan dengan masalah efisiensi-lokasi dan peningkatan produksi sektor industri, maka perhatian terhadap dimensi daerah akan terarah ke masalah keuntungan komparatif (comparative advantage) tiap daerah bagi suatu jenis industri tertentu. Dengan demikian, perlu adanya suatu pendekatan yang holistik dari dimensi regional dan sektoral dalam memformulasikan strategi kebijakan industri di Indonesia. Industri manufaktur sebagai subsektor industri yang paling dominan dan merupakan subsektor industri yang memberi kontribusi nilai tambah sangat besar terhadap sektor industri di Indonesia merupakan sektor yang perlu mendapatkan perhatian berkenaan dengan dimensi lokasi dan keuntungan komparatifnya. lndustri manufaktur mampu memberikan nilai tambah yang paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Di Jawa Timur, industri manufaktur juga memberi kontribusi yang paling besar terhadap pembentukan PDRB Jawa Timur. Sehingga upaya-upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan sektor ini akan dapat berpengaruh besar pada perekonomian secara keseluruhan. Survei di banyak negara menunjukkan bahwa proses industrialisasi secara geografis merupakan merupakan proses yang selektif (Hayter, 1997; Kuncoro, 2002 : 56). Artinya perkembangan industri yang cepat dan menjadi pemicu transformasi struktural ternyata tidak terjadi secara merata di semua daerah dalam suatu negara, tidak terkecuali di provinsi Jawa Timur. Di beberapa negara, mayoritas industri manufaktur terkonsentrasi secara spasial (spatial clustering) pada suatu lokasi. Apakah pola demikian juga terdapat di provinsi Jawa Timur ? Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui industri manufaktur yang dominan berdasarkan jumlah perusahaan, jumlah tenaga kerja yang diserap, dan nilai tambah; (2) menganalisis spesialisasi industri manufaktur sebagai sektor potensial di masing-masing kabupaten / kota di Jawa Timur yang memiliki keunggulan komparative dibandingkan industri yang sejenis di tingkat provinsi berdasarkan tenaga kerja dan nilai tambah; (3) mengetahui lokasi utama industri manufaktur di provinsi Jawa Timur; (4) merumuskan strategi meningkatkan industri manufaktur di Jawa Timur; dan (5) memformulasikan bentuk kebijakan Pemerintah yang dapat mendorong percepatan industri manufaktur di Jawa Timur. Hasil penelitian ini adalah bahwa industri manufaktur yang dominan berdasarkan jumlah perusahaan, jumlah tenaga kerja yang diserap, dan nilai tambah di Jawa Timur berdasar prioritas adalah industri makanan minuman, industri pengolahan tembakau. Industri manufaktur merupakan sebagai sektor potensial di Jawa Timur yang memiliki keunggulan komparative dibandingkan industri yang sejenis di tingkat provinsi berdasarkan tenaga kerja dan nilai tambah dan tenaga kerja. Lokasi utama industri manufaktur di provinsi Jawa Timur adalah terutama terkonsentrasi di empat kabupaten/kota, yaitu kota Surabaya, kabupaten Sidoarjo, kabupaten Pasuruan, dan kabupaten Gresik (kurang lebih 45%). Enam kabupaten/kota lainnya, adalah kabupaten Tulungagung, Malang, Banyuwangi, Mojokerto, Lamongan, serta kota Malang. Strategi pengembangan industri manufaktur di Jawa Timur adalah dengan mendasarkan pada spesialisasi jenis industrinya. Strategi pengembangan industri manufaktur tersebut haruslah berorientasi global karena Indonesia (khususnya Jawa Timur) di masa depan akan mengarah ke era globalisasi. Beberapa kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota harus mengadopsi perkembangan yang bersifat global sehingga pertumbuhan ekonomi daerah dapat sustainable. Kebijakan Pemerintah yang dapat mendorong percepatan industri manufaktur di Jawa Timur adalah dengan membuat kebijakan yang tepat yang dapat mendorong kelancaran produksi dan distribusi di lokasi kluster (konsentrasi spasial) hendaknya lebih diutamakan. Perbaikan sarana dan prasarana di lokasi kluster industri tersebut adalah merupakan prioritas. Segala hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan produksi dan distribusi industri manufaktur di lokasi industrial cluster harus dapat diatasi.
Item Type: | Other | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 LP 49/08 Ber s | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Strategi; Pengembangan industri; Manufaktur | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD9720-9975 Manufacturing industries H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT51-1595 Communities. Classes. Races > HT401-485 Rural groups. Rural sociology |
||||||
Divisions: | 04. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair Research > Non-Exacta |
||||||
Creators: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Elvi Mei Tinasari | ||||||
Date Deposited: | 15 Jun 2017 22:20 | ||||||
Last Modified: | 15 Jun 2017 22:20 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/42750 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |