KEKUATAN TRANSVERSA DAN SITOTOKSISITAS RESIN AKRILIK SELF CURED DENGAN PENAMBAHAN GLASS FIBER JENIS ANYAMAN DAN SERAT

Intan Nirwana, drg., M.Kes. (2005) KEKUATAN TRANSVERSA DAN SITOTOKSISITAS RESIN AKRILIK SELF CURED DENGAN PENAMBAHAN GLASS FIBER JENIS ANYAMAN DAN SERAT. UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA. (Unpublished)

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-res-2008-nirwanaint-6457-lp2708-k.pdf

Download (354kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-res-2008-nirwanaint-6457-lp2708-k(1).pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Basis gigi tiruan dapat dibuat dari bahan resin akrilik heat cured maupun self cured. Resin akrilik self cured dikatakan tidak seefisien heat cured karena menghasilkan bahan yang mempunyai berat molekul lebih rendah sehingga mempengaruhi kekuatan resin akrilik dan meningkatkan monomer sisa ( Van Noort 2002 ). Jenis proses polimerisasi resin akrilik mempunyai efek pada sifat-sifat bahan tersebut, pada umumnya resin akrilik self cured adalah weaker, softer, lebih porous, warna tidak stabil, dan setelah proses polimerisasi kandungan monomer sisa dapat lebih dari 5 % ( Hatrick dkk 2003 ). Bahan self cured yang berkembang saat ini menawarkan ketepatan dimensi yang sangat baik, mempunyai bentuk dan warna yang stabil, nyaman dipakai, tahan lama, serta sifat konsistensi bahan tersebut menunjukkan hasil yang optimum. Bahan tersebut, juga sesuai dengan standart ISO EN 1567. Kekurangan resin akrilik adalah mudah patah dan patahnya basis gigi tiruan dapat terjadi diluar mulut yaitu jatuh pada tempat yang keras, sedangkan patah yang terjadi didalam mulut dapat oleh karena fatigue maupun occlusal forces ( Polyzois dkk 1996 ). Beyli dan Fraunhofer ( 1981 ) mengatakan bahwa patahnya basis gigi tiruan dapat disebabkan oleh fitting dari gigi palsu tidak bagus, tidak adanya keseimbangan oklusi, fatigue maupun jatuh. Upaya untuk meningkatkan sifat mekanik resin akrilik yaitu dengan menambah fibers, carbon. aramid. glass dan metal wire (Larson dkk 1991. Vallittu PK 1996, Solnit GS 1991 ) atau dengan menambahkan ultra high modulus polyethylene fibres ( Braden 1988, Gutteridge 1988 ). Bahan yang sering digunakan untuk memperkuat resin akrilik pada bidang prastodontia adalah glass fiber karena estetik baik dan perlekatannya dengan polimer juga balk ( Vallittu 1997 ). Resin akrilik yang mengandung glass fibers menunjukkan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan dengan resin akrilik tanpa penambahan glass fibers (Vallittu 1999 ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan transversa dan sitotoksisitas resin akrilik self cured setetah penambahan glass fiber jenis anyaman dan serat Sampel berupa lempeng akrilik ukuran 65 X 10 X 2,5 mm dan 10 X 10 X 2.5 mm, jumlah sampel masing-masing kelompok adalah 6 buah, terdapat 3 kelompok yaitu resin akrilik tanpa glass fiber ( kontrol ), resin akrilik self cured dengan penambahan glass fiber jenis anyaman dan serat. Uji kekuatan transversa digunakan alat Autograph AG-10 TE, hasil yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus. Uji sitotoksisitas dilakukan dengan menggunakan kuitur sel fibrobias, setelah 48 jam sel mati dan hidup dihitung dengan menggunakan alat hemositometer Hasil perhitungan statistik dengan menggunakan anava satu arah menunjukkan perbedaan yang bermakna ( p < 0,05) pada self cured , dilanjutkan dengan HSO. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kekuatan transversa setelah penambahan glass fiber jenis anyaman dan serat menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna.

Item Type: Other
Additional Information: KKA KK LP 27/08 Nir k
Uncontrolled Keywords: Transversa; Sitotoksisitas Resin Akrilik Self Cured
Subjects: R Medicine > RK Dentistry
Divisions: 02. Fakultas Kedokteran Gigi
Unair Research > Exacta
Creators:
CreatorsNIM
Intan Nirwana, drg., M.Kes.UNSPECIFIED
Depositing User: Nn Elvi Mei Tinasari
Last Modified: 15 Sep 2016 06:47
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/42861
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item