Sukardiman, NIDN. 0001096305
(2013)
Pengembangan fitofarmaka untuk antikanker kolon dengan basis formula campuran ekstrak terpurifikasi dari rimpang kencur (Kaempferia galanga Linn) dan herba sambiloto (Andrographis paniculata ness).
UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya.
(Unpublished)
Abstract
Kanker kolorektal adalah kanker primer yang berasal dari kolon dan atau rektum. Secara global kanker kolorektal merupakan penyakit keganasan terbanyak urutan ketiga pada wanita dan keempat pada pria, tiap tahunnya dapat diperkirakan terjadi 800.000 kasus baru. Kanker kolon banyak dijumpai di negara industri, sedangkan di negara berkembang insidennya cenderung meningkat. Oi Indonesia kanker kolorektal termasuk penyakit keganasan saluran cerna yang paling banyak dijumpai. Kanker kolorektal termasuk juga dalam 10 jenis kanker terbanyak dan menempati urutan ke 6 dari penyakit keganasan yang ada. Usaha penanggulangan terhadap penyakit ini telah banyak dilakukan, utamanya dengan obat-obatan kemoterapi antikanker yang beredar saat ini, tetapi bahaya efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obatan tersebut tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu penelitian dan pencarian obat baru khususnya yang berasal dari bahan alam atau tanaman obat terus dikembangkan, baik dalam bentuk obat herbal terstandar (OHT) atau obat fitofarmaka. Kombinasi rimpang kencur (Kaempferia galanga Linn) dan herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees) banyak digunakan secara tradisional sebagai obat antikanker. Seiring dengan itu ternyata data ilmiah tentang penelitian antikanker dari kedua tanaman tersebut baik secara in vitro maupun in vivo sudah cukup lengkap , di mana telah diketahui kandungan etil-parametoksinamat (EPMS) dari rim pang kencur (Kaempferia galanga Linn) dan kandungan andrografolida dari sambi/oto sebagai senyawa bioaktifnya Senyawa andrografolida dari sambiloto (Andrographis paniculata Nees) menunjukkan aktivitas antikanker secara in vitro terhadap sel kanker kolon HT-29 dan melalui mekanisme induksi apoptosis dan hambatan siklooksigenase-2 secara in vitro, serta menghambat kanker kolon mencit hasil induksi OMBA secara in vivo. Senyawa etil-parametoksinamat (EPMS) menunjukkan aktivitas antioksidan, antikanker dan antiinflamasi dengan menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2). Oimana pada kanker kolon terjadi peningkatan ekspresi siklooksigenase-2 (COX-2) yang berperan pada proses proliferasi sel, sehingga campuran ekstrak terpurifikasi dari kencur dan sambiloto sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sediaan fitofarmaka untuk antikanker kolon , dengan menghambat proliferasi sel kanker melalui mekanisme hambatan siklooksigenase-2 (COX-2).
Actions (login required)
|
View Item |