Nilai Uji Diagnostik Prokalsitonin sebagai Deteksi Dini Sepsis pada Luka Bakar Berat

Damayanti, Tanti and Saputro Doso, Iswinarno (2011) Nilai Uji Diagnostik Prokalsitonin sebagai Deteksi Dini Sepsis pada Luka Bakar Berat. Journal of Emergency, 1 (1). pp. 6-12. ISSN 2301-7860

[img]
Preview
Text
Karil 5.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
peerreview_validasi5.pdf

Download (193kB) | Preview
Official URL: http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Tan...

Abstract

Pasien dengan luka bakar berat sering menimbulknn gejala SIRS tanpa diketemukannya proses infeksi, sehingga gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium menjadi tidak spesifik atau sensitif sebagai pertanda (Marker) dari sepsis pada luka bakar. Sampai saat ini, kulturdarah digunakan sebagai pemeriksaan standart baku emas untuk diagnosis sepsis, akan tetap; terdapat beberapa hambatan, seperti waktu pengerjaan yang membutuhkan beberapa hari untuk mendapatknn hasilnya, yang merupakan keterbatasan dari teknik mikrobiologi saat ini. Pertanda lain dari sepsis yang saat ini dipelajari adalah pertanda biologi, seperti CRP dan procalcitonin, yang dapat memberikan hasil yang lebih cepat. Hasil yang lebih cepat untuk mendeteksi sepsis ini, diharapknn dapat meningkntknn kesigapan dalam mempersiapkan terapi, yang pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian. Tujuan: Untuk meninjau nilai diagnoslik dari pracaldlonin dalam deteksi din; dari sepsis pada pasien luka bakar berat. Desain Penelitian: prospective, cross sectional, diagnostic study. Metode: Besar sampel yang digunaknn adalah 25 orang, yang telah dihitung dengan mengunakan rumus perhitungan sampel untuk studi diagnostik, yang mewakili pasien dengan luka bakar berat, yang di terapi di Unit Luka Bakar RS. Dr. Soetomo Surabaya, yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sample darah dilakuknn pada saat pasien menunjuknn gejala yang mengarah pada sepsis, sebanyak ± 10 cc untuk pemeriksaan darah lengkap (melihat leukosit), kultur darah, CRP dan procalcitonin. Hasilnya akan dianalisa dengan tabel 2 x 2, dan Receiver Operating Characteristic (ROC) dengan output yaitu area di bawah kurva / Area Under the Cun'e (AUC). Hasil: Studi ini membandingknn level serum procalcitonin (PCT), C-reactive protein (CRP), dan leukosil (WBC) dari 27 pasien luka bakar, dengan dan tanpa infeksi, dengan tujuan untuk mengetahui nilai informasi dalam diagnosis sepsis. Diamati signifikan lebih tinggi level PCT pada gr~p sepsis dibandingkan dengan grup tanpa sepsis (18,9 ± 32,9 vs 0,4 ± 0,8, respectively, p < 0.005). Didapati juga perbedaan significan dari level CRP antara grup sepsis dan grup non sepsis (131,6 ± 98,7 vs 19.1 ± 42,3, respectively, p < 0.005). Tidak ada perbedaan bermakna pada level leukosit. Area di bawah kurva karakteristik operasi penerima dalam diagnosis sepsis untuk PCT lebih tinggi daripada PRK. (89,2% vs 83,2%, p <0,005) dengan sensitivitas 87,5% vs 75% dan spesijisitas 81,8% 1'S 72,7%.

Item Type: Article
Subjects: R Medicine
Divisions: 01. Fakultas Kedokteran > Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik (Spesialis)
Creators:
CreatorsNIM
Damayanti, TantiUNSPECIFIED
Saputro Doso, Iswinarnoiswinarno@yahoo.com
Depositing User: Bayu Yulianti
Date Deposited: 2015
Last Modified: 04 Oct 2016 06:00
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/45265
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item