WAHYU MARGONO, NIM. : 049616097
(2002)
ANALISIS PERMINTAAN GULA PASIR DI INDONESIA TAHUN 1983 -2000.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Gula pasir sebagai salah satu produk pertanian memegang peranan penting dalam ekonomi pangan di Indonesia. Kebutuhan gula pasir sebagai salah satu dari sembilan bahan makanan pokok masyarakat cenderung meningkat. Peningkatan konsumsi ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan per kapita. dan jumlah pabrik yang menggunakan bahan baku gula pasir dalam proses produksinya. Hal ini tidak terlepas bahwa sifat gula pasir sebagai final goods yang dikonsumsi langsung oleh sektor rumah tangga, dan sebagai barang antara yang dikonsumsi oleh sektor industri untuk proses produksi lebih lanjut.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan gula pasir, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai usaha, di antaranya, rehabilitasi pabrik gula di Jawa, membangun pabrik gula baru di luar Jawa, Program TRI, dan stabilitasi harga gula dalam negeri. Namun demikian, adanya usaha-usaha tersebut belum mampu untuk memenuhi kebutuhan gula pasir dalam negeri. Swasembada gula pasir hanya tercapai pada tahun1983, di mana pada saat itu nilai impor gula pasir adalah nol. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Penelitian ini yang menggunakan regresi linier berganda menghasilkan suatu perhitungan di mana selama kurun waktu 1983-2000 menunjukkan bahwa variabel pendapatan per kapita, harga gula, harga gula sintetis, dan jumlah industri secara bersama-sama signifikan atau penting secara statistik dalam mempengaruhi permintaan gula pasir di Indonesia, sedangkan secara sendiri-sendiri, hanya variabel pendapatan per kapita dan harga gula saja yang signifikan untuk kasus konsumsi gula pasir di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa gula pasir merupakan salah satu bahan makanan pokok masyarakat Indonesia.
Ketidaksignifikansian variabel harga gula sintetis disebabkan bahwa gula sintetis bukan merupakan substitusi sempurna dari gula pasir. Namun dalam kasus tertentu, gula pasir dapat digantikan oleh gula sintetis, misalnya dalam proses produksi pada sektor industri. Alasan lainnya yaitu secara statistik terjadi multikolinieritas antara harga gula dan harga gula sintetis. Akibatnya akan sangat sulit untuk. mengisolasi pengaruh perubahan salah satu variable terhadap permintaan gula pasir dengan asumsi variabel lain tetap. Sedangkan ketidaksignifikansian variabel jumlah industri disebabkan oleh kurang representatifnya penggunaan jumlah pabrik untuk meninjau keterkaitannya dengan permintaan gula pasir, karena jumlah pabrik yang ada belum dapat menggambarkan intensitas penggunaan gula pasir. Hal ini berarti, dengan jumlah pabrik yang relatif sama, dimungkinkan penggunaan gula pasir mengalami intensitas yang cukup besar atau sebaliknya.
Actions (login required)
|
View Item |