NUR AZIZAH, 049615164
(2001)
FAKTOR-FAKTOR KONVENSIONAL YANG TIDAK MEMPENGARUHI TINGKAT SUKU BUNGA PERBANKAN DI INDONESIA SELAMA KRISIS MONETER
(PERIODE 1997: III .2000 : IV).
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia meyebabkan instrumen moneter yang tersedia bagi otorita moneter untuk melaksanakan stabilisasi, menjadi terbatas sehingga suku bunga menjadi andalan utama dalam upaya mengendalikan laju inflasi dan menahan depresiasi rupiah. Akibatnya suku bunga meningkat mencapai 70,73%, sementara laju inflasi masih berada pada level yang tinggi dan rupiah masih terdepresiasi.
Suku bunga sebagai salah satu variabel moneter yang penting menjadi semakin perlu untuk dikaji. Oleh karena itu, dalam tulisan ini dicoba untuk meneliti pengaruh variabel-variabel konvensional yaitu JUB, ekspektasi inflasi, suku bunga SB1, dan suku bunga SrBOR terhadap suku bunga perbankan di Indonesia selama krisis moneter ( peri ode 1997:III sampai 2000:IV). Selain itu, untuk melihat pengaruh kebijakan moneter terhadap penentuan suku bunga perbankan di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel konvensional yang diduga berpengaruh terhadap suku bunga perbankan selama krisis moneter, yaitu JUB, suku bunga SB1, dan suku bunga SIBOR temyata terbukti. Bahkan suku bunga SBl sebagai instrumen kebijakan moneter, mempunyai pengaruh yang dominan terhadap suku bunga perbankan. Sedangkan variabel ekspektasi inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
HasH tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan moneter telah dapat mempengaruhi penentuan suku bunga perbankan. Hal ini, seharusnya menjadikan kebijakan moneter efektif dalam mengendalikan laju inflasi dan menahan melemahnya nilai tukar rupiah. Namun, faktor-faktor non ekonomi seperti kepercayaan masyarakat, kondisi sosial-politik dalam negeri, temyata lebih kuat meJtlpengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah sehingga menjadikan kebijakan moneter kurang efektif
Actions (login required)
|
View Item |