NETTY DYAH K., 079815859
(2002)
RELASI GENDER DALAM LlRIK LAGU
ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG RELASI GENDER DALAM LAGU 'SURTI-TEJO' 'GAYA'TELAT 3 BULAN' 'NAKSIR ABIS' 'KELOMPOK MUSIK JAMRUD.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
ABSTRAK
Fenomena lirik Jagu banyak yang berisi tema hubungan percintaan serta menggambarkan perempuan sebagai obyek,pasif,tergantung pada pria, dan didominasi dalam seksualitas. Sementara laki-Iaki sebagai obyek, aktif. Hal tersebut tidak terlepas dari kontruksi pemikiran si pencipta lagu serta juga terkait dengan bagaimana relasi gender yang digambarkan dalam lirik lagu tersebut.Penelitian ini Illemilih lirik lagu Jamrud sebagai obyek penelitian karena lirik lagu Jamrud sarat dengan ekpresi atau penggambaran relasi gender dalam hubungan percintaan. Selain itu, lirik lagu Jamrud banyak menuai kecaman, dinilai Illerendahkan martabat wanita dan cenderung vulgar karena menggunakan kara-kata yang berbau porno. Walaupun banyak menuai kecaman, namun mereka banyak mendapat penghargaan. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana sebenarnya konstruksi pemikiran' pencipta lagu serta penggambaran relasi gender dalam liriknyaDengan mengclahuinya, diharapkan bisa scbagai bahan masukan bagi para seniman agar membuat lagu yang menggambarkan relasi gender scimbang.
PeneJili menggunakan tinjauan pustaka teori produksi pesan, gender dan teori wacana kritis. Untuk mengetahui konstruksi pelllikiran pencipta lagu, Illctode yang digunakan adalah wawancara. Sedangkan untuk mengetahui penggalllbaran relasi gender pada lirik lagu peneliti mengamati lirik Jagu Jamrud dan memillh Jirik lagu yang mcnggambarkan rclasi gender. Kemudian menganaJisis kata-kata, kalimat dalam bait lagu serta pernyataan hasil wawancara. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan analisis wacana kritis karena kajian semacam ini metnungkinkan mengaitkan pesan yang terdapat dalam suatu teks dengan konteks 'dimana teks itu berada.
Dari analisis data didapat bahwa konstruksi pencipta lagu (Azis M. S) perlama kebebasan dalam h.ubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan.KeJua, seorang perempuan tidak boleh pasrah ketika mau diajak intercourse oleh laki-Iaki.Tidak boleh ada paksaan, harus atas dasar suka sama suka. Ketiga, perempuan wajar berselingkuh (berkhianat) serta laki-laki digambarkan tertipll. Keempat., diharapkan Illasyarakat mengakui dan menerima keberadaan kaum homoseksual (lesbian). Kelima, hubungan free sex antara lakilaki dan perempuan sebelum menikah adalah hal yang biasa. Keenam, penggambaran perempuan yang mandiri, tegar dan berani mengambil resiko atas kehamilan dirinya. Ketujuh, keperawanan bukan hal yang penting ada pada diri rcrcmpuan. Kedelllpllrl, percmpuHn mala kcranjang, dan scJingkuh.Kesemhil(//I, laki-Iaki yang menjadi obyek tontonan perempllan dan dituntut oleh beberapa ukuran tubuh ideal. Kesepuluh, penggambaran Jaki-Iaki yang setia.Namun, maksud Azis memilih tema-tema yang konstroversial ( tellla yang menggambarkan rclasi gender yang seimbang), serta memakai kata-kata vulgar adalah agar lagunya mendapat perhatian dari pendengarnya serta menaikkan penjualan kasetnya.
Dari . kesimpulan tersebut bisa dilihat kalau konstruksi Azis menggambarkan relasi gender yang tidak seimbang antara laki-Iaki dan perempuan. Orientasi Azis adalah kapitalisme.
Sedangkan penggambaran relasi gender dalam Iirik lagu didapat kesimpulan bahwa pertama perempuan setia, mengurusi hal domestik, sementara laki-Iaki mengurusi hal publik. Kedua, laki-Iaki mendominasi seksualitasĀ· perempuan.Keliga penggambaran adanya kaum lesbian yang kurang mendapat tempat di masyarakat.Keempat, adanya justifikasi oleh laki-Iaki terhadap perempuan bahwa perempuan tersebut telah berselingkuh. Kef/ma, stereotipe perempuan 'penggoda', 'gampangan' dan suka berkorban, sementara laki-laki sebagai pahlawan. Kelima,stereotipe negatif perempuan yang mata keranjang, selingkuh, sementara bila laki-Iaki tidak ada stereotipe negatif tersebut. Keenam, stereotipe bahwa perempuan harus bertindak sopan, sementara laki-Iaki dianggap wajar bila tidak sopan. Dari keenam kesimplllan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa dalal11 Iiriknya ternyata Azis menggambarkan relasi gender yang tidak seimbang antara laki-Iaki dan perempllan. Hal ini konsisten dengan kostruksi pemikirannya.
Konsistensi konstruksi pemikiran Azis dengan penggambaran relasi gender pada lirik Jagunya dikarenakan karena dalam diri Azis masih dipengaruhi idcologi patriarkhi. Selain itu maksud dia menciptakan lirik lagu yang menurutnya menggambarkan relasi gender yang seimbang tersebut hanya bertujuan sllpaya lagunya pllnya nitai yang unik,menarik sehingga konsumen tertarik untuk memb~1inya, bukan karena dia berkeadilan gender. Azis mengikuti selera dan keinginan pasar.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa lirik Jagu Jamrud menggambarkan relasi gender yang tidak seimbang. Perempuan digambarkan sebagai obyek, setia,penggoda,suka berkorban, dan seksualitasnya dikontrol laki~laki. Sementara laki-laki digambarkan sebag; sllbyck, ll1engurusi publik dan mengontrol seksualitas perempuan. Lirik lagu seperti itll disukai oleh pasar. Pada akhirnya ke~jasama antara pencipta dengan pasar mclnnggengkan relasi gender yang tidak seimbang dalam masyarakat.
Actions (login required)
|
View Item |