YENNY YUSTISIA, 029612394
(2001)
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PROFILAKSIS PADA KASUS BEDAH MULUT (STUDI PUSTAKA).
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Antibiotik untuk profilaksis adalah pemberian antibiotik sebelum adanya tanda-tanda dan gejala suatu infeksi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya manifestasi klinik infeksi tersebut yang diduga akan bisa terjadi. 19 Antibiotik untuk profilaksis memiliki beberapa keuntungan dan kerugian., oteh karena itu perlu didasarkan pada prinsip-prinsip penggunaan antibiotik untuk profilaksis yang rasional. Penggunaan antibiotik profilaksis dikatakan rasional jika memenuhi kriteria resiko infeksi yang tepa!, antibiotik yang tepat, dosis yang tepat, saat pemberian yang tepa!, jangka waktu pemberian yang tepat, dan barga yang terjangkau.
Pada kasus bedah mulut, antibiotik untuk profilaksis diberikan untuk tujuan pencegahan infeksi luka operasi dan pencegahan penyebaran infeksi seperti infeksi kardial. Untuk mencegah infeksi Iuka operasi, faktor teknik operasi dan asepsis sangat berperan sebagai kontrol infeksi. Tidak semua kasus memerlukan antibiotik untuk profilaksis. Individu dengan mekanisme pertahanan tubuh yang normal pada prosedur operasi ringan dapat mengatasi kontaminasi bakteri tanpa pemberian antibiotik. Sedangkan untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi, terdapat kategori penderita dimana antibiotik untuk profilaksis perlu diberikan sebelum prosedur bedah mulut dilakukan.
Antibiotik yang menjadi piIihan utama adalah Penicillin karena bersifat bakterisidal, non toksik, memiliki efektifitas yang tinggi terhadap bakteri aerob dan anaerob yang merupakan flora normal rongga mulut, dan harganya lebih terjangkau. Selanjutnya, jika penderita alergi terhadap penicillin, digunakan erythromycin atau cephalosporin atau clindamycin.
Actions (login required)
|
View Item |