INTAN NOOll AZIZAH, 040013415 E
(2004)
EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN ATAS
PENGENDALIAN PENCEMARAN MELALUI PROSES PRODUKSI
BERSIH SEBAGAI WUJUD EKSISTENSI PERUSAHAAN
TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN
( Studi Kasus Pada PT. Malindo Raya Industrial, Lawang ).
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan tidak hanya menghasilkan produk yang diinginkan saja tetapi juga menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat, dampak tersebut antara lain polusi, keraclman, kebisingan, dan lain sebagainya. Dampak ini pada akhimya menuntut perusahaan untuk memmjukkan tanggung jawabnya secara langstmg maupun tidak langsung. Salah satu elemen yang menjadi bentuk tanggung jawab perusahaan adalah penerapan manajemen biaya lingkungan. Sesuai dengan penelitian ini, penerapan manajemen biaya liangkungan terfokus pada pengendalian pencemaran melalui strategi proses produksi bersih (cleaner production) yaitu strategi pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk mengeliminasi limbah industri menjadi nihil atau zero discharge. Aktmtansi sebagai penyedia inforrnasi bagi para penggunanya harns tanggap akan keadaan ini, sehiugga muncul akuntansi lingkungan, yaitu akuntansi yang melaporkan segala bentuk· tanggung jawab perusahaan atas darnpak aktivitas perusahaan bagi lingkungan dengan mengidentifikasikan dan mengukur biaya yang harus ditanggung oleh lingkungan kemudian mengakui dan memasukkannya ke dalam struktur biaya.
Penelitian dilakukan di pabrik: ethanol Pr. Molindo Raya Industrial dengan menggunakan metode penelitian studi kasus. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penerapan manajemen biaya lingkungan atas pengendalian pencemaran melalui proses produksi bersih sebagai wujud eksistensi perusahaan terhadap kelestarian lingkungan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data proses produksi, data biaya produksi, data biaya operasional pengolahan limbah industri, dan data biaya kontribusi lain-lain perusahaan. Evaluasi terhadap manajemen biaya lingkungan ini ditetapkan selama lima tahun yaitu tahun 1994 -tahun 1998.
Dari data dan hasil analisis dapat diketahui bahwa meskipun secara finansial perusahaan mengalami ketidakefisienan, namun untuk tetap mewujudkan eksistensinya sebagai industri betwawasan lingkungan, Pr. Molindo Raya Industrial bertahan dengan penerapan proses produksi bersih. Hal ini disebabkan perusahaan mendapatkan efektifitas seperti mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan, mendorong pengembangan teknologi barn yang lebih efisien dan akrab lingkungan, serta memperkuat daya saing produk di pasar internasional.
Sesuai dengan prinsip Polluter Must Pay Principle, perusahaan telah memperhitungkan biaya-biaya lingkungan baik: sebelum diterapkan proses produksi bersih maupun setelah diterapkan proses produksi bersih. Biaya yang terkait dengan lingkungan sebelum diterapkan produksi bersih adalah beban polusi yang mencatat pengeluaran (dalam bentuk kompensasi) untuk masyarakat sekitar akibat pencemaran yang ditimbulkan oleh industri. Sedangkan biaya yang terkait dengan lingkungan setelah diterapkan produksi bersih adalah biaya penanggulangan limbah sebagai elemen biaya overhead alkohol, biaya lingkungan sebagai elemen biaya administrasi dan umum alkohol, serta harga pokok penjualan pupuk.
Actions (login required)
 |
View Item |
