SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan)

EGGY FAJAR ANDALAS, 121414153025 (2016) SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan). Thesis thesis, Universitas Airlangga.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf

Download (471kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
FULLTEXT TKSB 10-17 And s.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Cerita Panji merupakan cerita klasik Sastra Jawa yang berkembang pada periode Majapahit. Ceritanya berkisah mengenai kesatria-kesatria Jawa dengan latar tempat di Jawa, bukan India. Sebagai sebuah sastra Jawa klasik yang memiliki dampak luas terhadap kesusastraan Jawa, Cerita Panji bertransformasi dalam berbagai bentuk, salah satunya pertunjukan Wayang Topeng Malang. Sebagai dasar lakon pertunjukan Wayang Topeng Malang, Cerita Panji yang digunakan dalam pertunjukan adalah Cerita Panji Lisan. Dalam pertunjukan dalang tidak menggunakan teks baku (naskah) sebagai media dialog yang dibacakannya. Dalang menceritakan kisah dalam pertunjukannya hanya didasarkan pada aspek ingatannya saja. Salah satu lakon yang bersumber dari Cerita Panji lisan, yaitu Lahire Panji. Cerita ini mengisahkan mengenai orang tua Panji Asmarabangun, yaitu Panji Amiluhur dan Dewi Sakyaningrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan transmisi, pertunjukan (struktur dan tekstur), serta fungsi cerita bagi masyarakat. Untuk menjawab ketiga permasalahan tersebut digunakan teori sastra lisan Ruth Finnegan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Penelitian dilakukan di Padepokan Mangun Dharma, Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Sumber data penelitian, yaitu (1) pertunjukan yang dilakukan pada bulan Februari 2016 yang dipentaskan oleh Padepokan Seni Mangun Dharma, (2) dalang pertunjukan, (3) masyarakat, dan (4) dokumen. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik (1) perekaman, (2) wawancara, (3) pengamatan, (4) pemotretan, (5) pencatatan, dan (6) studi dokumen. Adapun instrumen penelitian ini, yaitu 1) peneliti, 2) panduan wawancara, 3) catatan lapangan, dan 4) alat rekam. Analisis data dilakukan tidak hanya mendeskripsikan data yang telah diperoleh, tetapi juga memaknainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cerita Panji yang digunakan dalam pertunjukan wayang topeng bersifat “cair” dengan sejumlah variasi dan inovasi yang berupa “sanggitan” yang dilakukan oleh dalang dalam menginterpretasi sebuah lakon. Proses komposisi cerita tidak hanya dilakukan sebelum ataupun ketika pertunjukan berlangsung, tetapi dilakukan ketika dan pertunjukan berlangsung. Pada proses pengkomposisian cerita yang digunakan dalam pertunjukan, ditemukan terdapat beberapa konteks yang mempengaruhi dalang dalam mengkomposisikan sebuah cerita, yaitu situasi dan lama pertunjukannya. Dalam mewariskan sastra lisan ini, cara transmisi yang digunakan adalah nyantrik. Model transmisi untuk menjadi seorang dalang pertunjukan tidak hanya dilakukan antar-individu, tetapi juga berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Terdapat dua jenis pewarisan, yaitu dalang berdasarkan garis keturunan dan dalang bukan garis keturunan. Berdasarkan pada aspek temporal dan panggung terdapat perkembangan, yaitu waktu pertunjukan tidak hanya semalam penuh tetapi juga bisa beberapa jam saja dan terdapat perubahan panggung yang dahulu dilakukan dipelataran kini dilakukan di atas panggung. Pada kisahan Lakon Lahire Panji yang dipentaskan ditemukan bahwa cerita tidak memiliki alur yang sama dalam setiap penampilannya. Latar waktu yang digunakan tidak berkaitan dengan sejarah. Pada pertunjukan Lakon Lahire Panji sebagai sebuah pertunjukan wayang topeng digunakan beberapa instrumen pengiring, yaitu gamelan, kendhang, kenong, dan gong dengan kekahasan pada gamelan yang berlaras pelog. Kostum yang digunakan pun tidak kaku, tetapi didasarkan pada karakteristik tiap padepokan dalam memaknai suatu cerita dalam pertunjukannya. Di sisi lain, pementasan Pertunjukan Wayang Topeng Malang dengan lakon Lahire Panji berfungsi sebagai media pengharapan kelahiran dan kerukunan antarmanusia, sarana pembelajaran, hiburan, dan sarana pemertahanan tradisi.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK TKSB 10/17 And s
Uncontrolled Keywords: cerita panji, sastra lisan, pertunjukan wayang topeng, sosiologi sastra
Subjects: P Language and Literature > PN Literature (General) > PN1-6790 Literature (General)
Divisions: 12. Fakultas Ilmu Budaya > S2 Kajian Sastra dan Budaya
Creators:
CreatorsNIM
EGGY FAJAR ANDALAS, 121414153025UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorI. B. Putera Manuaba, Prof., Dr., Drs., M.Hum.UNSPECIFIED
Thesis advisorTrisna Kumala Satya Dewi, Dr., Dra., MS.UNSPECIFIED
Depositing User: S.Sos. Sukma Kartikasari
Date Deposited: 21 Aug 2017 17:03
Last Modified: 21 Aug 2017 17:03
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/60715
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item