ALFA MAYANGSARI, 121211432003 (2017) Transmigran Jawa Timur di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan Tahun 1983-2000. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRAK) FS Sej 32-17 May t Abstrak.pdf Download (30kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) FS Sej 32-17 May t Sec.pdf Restricted to Registered users only until 23 October 2020. Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Skripsi ini membahas kehidupan transmigran Jawa Timur di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan Tahun 1983-2000. Latar belakang penulisan ini adalah para transmigran Jawa Timur menyimpan berbagai persoalan yang kompleks, keseharian mereka dalam membangun kehidupan yang permanen di Unit Pemukiman Transmigran (UPT), Kabupaten Banjar. Permasalahan utama yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana kehidupan transmigran Jawa Timur dalam aktifitas ekonomi dan sosial di UPT Riam Kanan dan UPT Galam Rabah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang digunakan berupa wawancara, arsip, koran, foto sezaman, jurnal, buku dan internet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang para calon transmigran Jawa Timur mayoritas merupakan kelompok petani miskin, buruh, pedagang dan guru. Prioritas pengerahan dalam program transmigrasi dalam pelita III ini dikelompokkan pada daerah yang terancam bencana alam, daerah berkondisi kritis tandus, daerah padat penduduk, dan daerah yang akan digunakan untuk pembangunan proyek-proyek. Proses keberangkatan para transmigran menggunakan kapal muatan, juga menggunakan angkutan bus dan kereta api untuk calon transmigran yang transit di Surabaya. Ketika di lokasi pemukiman, para transmigran mendapat beberapa fasilitas sandang, pangan, dan papan. Pada tahun 1985 di kawasan UPT Galam Rabah, para transmigran mengalami permasalahan lahan tanah kering yang sebelumnya merupakan hutan, sehingga tidak cocok untuk areal persawahan, mengkibatkan banyak transmigran yang kembali ke daerah asalnya. Aktivitas perekonomian di UPT Riam Kanan lebih stabil pada awal tahun 2000 ketika masuknya investor, yang membangun lapangan pekerjaan diluar kebijakan pemerintah. Para transmigran bekerja sama membangun kolam ikan dan mengembangkan pertanian tumpangsari. Dalam aktivitas sosial, para transmigran melakukan proses interaksi dengan masyarakat lokal, yang memunculkan akulturasi budaya melalui perkawinan dan bahasa. Sehingga para transmigran dapat membangun kehidupan permanen, dan membentuk desa baru transmigrasi di tiap kawasan pemukiman.

Actions (login required)

View Item