BRITARIA THERESSY, 021418056305 (2017) MODULUS ELASTISITAS MEMBRAN AMNION DUA SAMPAI DENGAN SEPULUH LAPIS DENGAN METODE UJI TARIK. Thesis thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (abstrak) abstrak.pdf Download (129kB) | Preview
	Text (full text) BRITARIA TEHERESSY ... PERPUSTAKAAM.pdf Restricted to Registered users only until 7 November 2020. Download (2MB)

Abstract

Konsep tissue engineering dipakai dalam usaha mencapai regenerasi periodontal. Scaffold merupakan salah satu elemen kunci tissue engineering. Beberapa penelitian menetapkan bahwa membrane amnion merupakan scaffold yang paling ideal karena mempunyai banyak keuntungan. Salah satu kelemahan membrane amnion adalah sifat nya yang rapuh. Berdasarkan penelitian sebelumnya didapatkan nilai modulus elastisitas membrane amnion adalah 1.04x103 MPa.(Amalia, 2015). Sifat rapuh ini membuat penggunaan membrane amnion dalam konsep tissue engineering terbatas. Syarat suatu scaffold harus mampu menciptakan suatu lingkungan yang cocok di area dimana suatu regenerasi periodontal diharapkan tercapai. Meningkatkan kekakuan suatu scaffold dapat meningkatkan kekuatan scaffold sehingga mampu menahan tekanan selama proses pertumbuhan jaringan yang baru (Sikavitsas et al., 2001). Pada penelitian ini dilakukan upaya meningkatkan kekakuan membrane amnion dengan cara menambah lapisan membrane amnion dari dua lapis sampai dengan sepuluh lapis. Peningkatan kekakuan ini ditandai dengan peningkatan modulus elastisitas. Metode uji Tarik dilakukan untuk mengukur nilai modulus elastisitas masing-masing membrane. Hasil modulus elastisitas tertinggi didapat pada membrane empat lapis yaitu 6.7x103 MPa. Berdasarkan uji statistic terdapat peningkatan modulus elastisitas pada membrane amnion dua sampai dengan sepuluh lapis namun tidak signifikan. Penulis menyarankan perlu penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan modulus elastisitas dengan cara meningkatkan konsentrasi kolagen

Actions (login required)

View Item