WACANA GENDER DALAM PRAKTIK PENDIDIKAN CALON GURU DI UNESA DALAM PERSPEKTIF FOUCAULT

OKSIANA JATININGSIH, 091070404 (2017) WACANA GENDER DALAM PRAKTIK PENDIDIKAN CALON GURU DI UNESA DALAM PERSPEKTIF FOUCAULT. Disertasi thesis, Universitas Airlangga.

[img]
Preview
Text (abstrak)
abstrak.pdf

Download (201kB) | Preview
[img] Text (full text)
cover.pdf
Restricted to Registered users only until 16 November 2020.

Download (492kB)
[img] Text (full text)
bab 1 - bab 5.pdf
Restricted to Registered users only until 16 November 2020.

Download (1MB)
[img] Text (full text)
akhir.pdf
Restricted to Registered users only until 16 November 2020.

Download (2MB)

Abstract

kekuasaan, yang dibangun dari proposisi bahwa kekuasaan tidak dimiliki siapapun dan tersebar. Kekuasaan dalam konsep ini bukanlah kekuatan untuk memaksa orang lain melalui tindakan represif dan negatif, tetapi lebih menunjukkan kekuasaan untuk menyatakan kebenaran melalui pengetahuan yang diwacanakan. Studi ini difokuskan pada wacana pendidikan gender bagi mahasiswa calon guru, terkait dengan upaya pendekonstruksiannya menuju pendidikan yang berperspektif kesetaraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Foucault. Objek penelitian ini adalah episteme ini ditelusuri melalui archive tentang gender, yang dipilih berdasarkan pertimbangan relevansinya dengan fokus penelitian. Setting penelitian ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Guru (LPTK). Melalui analisis wacana ini dapat ditelusuri savoir, wacana, dan relasi kuasa antarwacana tentang gender dan pendidikan gender. Sebagai penelitian kritis, penelitian ini disertai juga dengan partisipasi peneliti untuk terlibat dalam melakukan dekonstruksi gender dalam pendidikan calon guru. Penelitian ini menghasilkan tiga simpulan. Pertama, kuasa struktur formal adalah regime of the truth dalam wacana pendidikan gender bagi calon guru. Kedua, mekanisme kekuasaan tidak hanya tersebar, tetapi merupakan kombinasi dari kekuasaan yang diinisiasikan dari bawah kemudian diinstitusionalkan melalui kuasa struktural dari atas. Ketiga, formalisasi dan regulasi bukan sekedar normalisasi, tetapi menjadi prasyarat bagi terjadinya counter discourse secara institusional menuju terjadinya transformasi gender. Dengan demikian tesis ini menambah proposisi yang dinyatakan Foucault. Dalam pendidikan calon guru, kekuasaan tidak hanya tersebar, tetapi diinisiasikan secara individual dari bawah, kemudian diinstitusionalkan melalui kuasa struktural. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa di LPTK, individu berperan dalam menginisiasi transformasi gender, namun selanjutnya kuasa struktural berperan penting dalam menentukan keberlangsungan transformasi tersebut secara institusional.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKB KK-2 Dis S 01/17 Jat w
Uncontrolled Keywords: analisis wacana, transformasi gender, savoir, connaissance
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Creators:
CreatorsNIM
OKSIANA JATININGSIH, 091070404UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorMustain Mashud, Prof. Dr. , Drs.,M.Si.UNSPECIFIED
Depositing User: Unnamed user with email indah.fatma@staf.unair.ac.id
Date Deposited: 15 Nov 2017 21:52
Last Modified: 15 Nov 2017 21:52
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/66707
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item