ANALISIS PERBANDINGAN KADAR PROKALSITONIN ANTARA METODE KEMILUMINESENS DENGAN IMUNOKROMATOGRAFI KUANTITATIF PADA PASIEN SEPSIS

Mario, NIM011328156306 (2018) ANALISIS PERBANDINGAN KADAR PROKALSITONIN ANTARA METODE KEMILUMINESENS DENGAN IMUNOKROMATOGRAFI KUANTITATIF PADA PASIEN SEPSIS. Thesis thesis, Universitas Airlangga.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
PPDS.PK. 09-18 Mar a Abstrak.pdf

Download (97kB) | Preview
[img] Text (Fulltext)
PPDS.PK. 09-18 Mar a.pdf
Restricted to Registered users only until 18 October 2021.

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Pendahuluan. Sepsis masih menjadi masalah kesehatan di berbagai negara. Kriteria diagnosis terbaru mengikutsertakan quick Sequential Organ Failure Asssessment (qSOFA). Biomarker prokalsitonin dapat digunakan untuk membantu diagnosis sepsis. Saat ini dikembangkan pemeriksaan prokalsitonin metode CLIA dan imunokromatografi kuantitatif, namun perbedaan serta nilai diagnostik kedua metode tersebut belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kadar prokalsitonin metode CLIA dan imunokromatografi kuantitatif serta menentukan nilai diagnostik kadar prokalsitonin kedua metode pada pasien sepsis. Metode. Penelitian dilakukan di ruang resusitasi, ruang observasi intensif, dan ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada bulan Desember 2017- Februari 2018. Sebanyak 101 subjek penelitian diperiksa dan dikelompokan menjadi kelompok sepsis (n=71) dan kontrol sehat (n=30) berdasarkan kriteria qSOFA dan SIRS. Pemeriksaan prokalsitonin metode CLIA dan imunokromatografi kuantitatif dilakukan pada semua subjek penelitian. Pemeriksaan kultur dilakukan pada kelompok sepsis dengan menggunakan alat PhoenixTM 100. Nilai diagnostik prokalsitonin metode CLIA dan imunokromatografi kuantitatif dianalisis menggunakan tabel 2x2 dengan confidence interval (CI) 95%. Hasil. Terdapat perbedaan bermakna kadar prokalsitonin yang diperiksa dengan metode CLIA dan imunokromatografi kuantitatif pada grup sepsis (p=0,009) dan kontrol sehat (p=0.002). Nilai diagnostik kadar prokalsitonin metode CLIA dengan nilai cut-off ≥ 0.27 ng/mL (AUC = 0,839, sensitivitas = 74,6%, spesifisitas = 86,7%, nilai ramal positif = 93%, nilai ramal negatif = 59,1 %) memiliki sensitivitas yang sama namun spesifisitas, nilai ramal positif, dan nilai ramal negatif yang lebih baik dibanding metode imunokromatografi kuantitatif (AUC = 0,786, sensitivitas = 74,6%, spesifisitas = 66,7%, nilai ramal positif = 84,1%, nilai ramal negatif = 52,6 %) Simpulan. Pemeriksaan prokalsitonin metode CLIA memiliki nilai diagnostik lebih baik dibandingkan metode imunokromatografi kuantitatif. Kedua metode dapat digunakan untuk membedakan pasien sepsis dan non sepsis, namun data mengenai riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium lainnya tetap diperlukan dalam mendiagnosis sepsis.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKA KK PPDS.PK. 09-18 Mar a
Uncontrolled Keywords: Sepsis, prokalsitonin, CLIA, imunokromatografi kuantitatif, nilai diagnostik
Subjects: R Medicine > RB Pathology > RB37-56.5 Clinical pathology. Laboratory technique
R Medicine > RC Internal medicine > RC31-1245 Internal medicine
Divisions: 01. Fakultas Kedokteran > Patologi Klinik
Creators:
CreatorsNIM
Mario, NIM011328156306NIM011328156306
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorBetty Agustina Tambunan, dr, Sp.PKUNSPECIFIED
Thesis advisorHardiono, Dr., dr., Sp.An. KIC., KAKVUNSPECIFIED
Depositing User: Tatik Poedjijarti
Date Deposited: 18 Oct 2018 12:37
Last Modified: 18 Oct 2018 12:37
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/74874
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item